Liputan6.com, Jakarta - Gempa Lombok, Nusa Tenggara Barat yang berkekuatan 6,4 SR pada Minggu 29 Juli 2018 pagi waktu setempat menjadi sorotan dunia. Pasalnya, wilayah itu merupakan salah satu destinasi populer yang menarik banyak turis domestik dan mancanegara setiap tahunnya.
Getaran terasa hingga ke berbagai wilayah lain di kawasan kepulauan Sunda Kecil. Menurut laporan, warga Pulau Bali pun ikut merasakannya.
Dari total 14 korban tewas, satu di antaranya adalah warga negara asing.
Advertisement
Pihak Kedutaan Malaysia di Jakarta memastikan, 37 warganya ikut terdampak saat melancong ke Lombok. Satu tewas, dan enam lainnya mengalami cedera serius. Sementara sisanya berhasil selamat.
Pihak BMKG mengatakan, episentrum gempa bumi terletak pada koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24 km.
Tak hanya BMKG, lembaga pemerintah dari berbagai negara turut memantau aktivitas sesimik tersebut.
Lembaga pemantau gempa independen yang berbasis di Prancis, European-Mediterranean Seismological Centre (EMSC) mencatat "gempa berkekuatan 6,4 SR di Lombok dan sekitarnya" pada 28 Juli 2018 sekitar pukul 05.47 pagi WIB.
Sementara itu, lembaga pemerintah Amerika Serikat, US Geological Survey (USGS) mencatat bahwa gempa tersebut "berkekuatan 6,4 SR dengan titik pusat di Lelongken, Lombok Mataram, Indonesia, pada lokasi 8.332° selatan dan 116.489° timur dengan kedalaman 7,5 Km, sekitar pukul 05.47 pagi WIB."
Tak hanya menjadi buah bibir di Tanah Air, gempa Lombok ternyata juga menuai sorotan dunia. Sejumlah media asing turut mengangkat peristiwa tersebut.
Baca Juga
Di antaranya adalah situs berita media Inggris, BBC, yang mengulas korban musibah tersebut melalui tulisan "Indonesia earthquake: 13 dead on tourist island of Lombok".
"Gempa kuat telah melanda tujuan wisata populer di Indonesia, menewaskan sedikitnya 13 orang --lainnya menyebut 14 orang. Gempa berkekuatan 6,4 SR itu menghantam pulau utama Lombok pada hari Minggu sesaat sebelum pukul 07.00 waktu setempat (00.00 GMT)," tulis BBC.
Surat kabar Amerika Serikat, New York Times, mengangkat komentar turis yang terdampak gempa Lombok. "Kami melompat keluar dari tempat tidur kami untuk menghindari apa pun yang jatuh di kepala kami," kata Jean-Paul Volckaert, yang terbagun dari tidurn dan mengaku keluar ke arah Pantau Sengigi di sisi barat pulau Lombok.
"Air di kolam bergoyang seperti laut lepas," katanya melalui telepon.
Media AS lainnya, CBS, mengangkat berita tentang longsor yang terjadi di Gunung Rinjani dan penutupan lokasi tersebut.
Dari media Malaysia, New Straits Times, artikel "6.4 magnitude quake strikes Lombok; widespread damage reported" mengulas tentang kerusakan akibat gempa Lombok.
Media Rusia RT juga tak ketinggalan dengan isu gempa Lombok tersebut.
Bencana gempa di Indonesia kerap menjadi sorotan dunia. Di samping karena berpopulasi besar dan letaknya di lempeng tektonik yang rentan akan aktivitas seismik, lindu yang terjadi di Tanah Air kerap berdampak serius dan mengakibatkan sejumlah warga asing ikut menjadi korban.
Selain di Lombok, ini 3 gempa di Indonesia yang juga pernah menjadi sorotan dunia, seperti Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber (29/7/2018). Di mana secara tak terduga ketiganya memiliki kekuatan berkisar 6 SR.
Simak video pilihan berikut:
1. Gempa Banten, Januari 2018
Gempa berkekuatan 6,1 SR, yang berpusat di Banten, Serang, menggoyang Ibu Kota Jakarta dan sekitarnya pada 23 Januari 2018.
Dampak gempa bumi yang digambarkan peta tingkat guncangan (shakemap), BMKG menunjukkan bahwa guncangan paling dirasakan di daerah Jakarta, Tangerang Selatan, Bogor, II SIG-BMKG (IV-V MMI).
Meski pusat gempa berada di Samudera Hindia, getaran sempat dirasakan hingga ibu kota. Warga Jakarta yang sedang disibukkan dengan pekerjaan terpaksa menghentikan aktivitasnya untuk melakukan evakuasi.
Rupanya, kabar kepanikan warga Jakarta ini menyedot perhatian dunia. Terbukti dari beberapa artikel yang diangkat oleh situs berita internasional.
Dalam artikel bertajuk "Indonesia earthquake: Workers FLEE Jakarta offices as 6.1-magnitude quake rocks Java" situs Express.co.uk menulis bentuk kepanikan tersebut.
Banyak karyawan yang bekerja di gedung-gedung bertingkat harus melakukan evakuasi.
Rudy Togatorop (35), seorang karyawan di Kedutaan Chili mengatakan: "Kami merasa gempa hingga tiga sampai lima menit."
"Saat sedang duduk, saya merasa bangunan ini bergoyang. Tangga darurat tempat kami melakukan evakuasi sangat sempit dan saya khawatir akan terjadi hal-hal yang tak diinginkan.
Tak mau ketinggalan, surat kabar sekelas New York Times juga menulis artikel dengan tajuk "Offshore Quake Rattles Indonesia, Sending Jakarta Into a Panic".
Artikel itu memaparkan waktu kejadian yang terjadi sekitar pukul 13.45 WIB dengan pusat gempa di Samudera Hindia. Meski demikian, New York Times mengabarkan bahwa tak ada korban jiwa dalam kejadian ini.
"Rasanya seperti ada bola raksasa terjatuh dan kami langsung keluar gedung," ucap Marcoen Stoop, seorang pengusaha asal Belgia yang bekerja di lantai 35 sebuah gedung di Jakarta.
Media Inggris, Independent juga turut memberitakan kejadian ini. "Menurut BMKG Indonesia, gempa itu tak berpotensi menimbulkan tsunami," demikian ditulis Independent dalam artikel berjudul "Indonesia earthquake: Powerful 6.0 magnitude quake strikes off coast of Java".
Media Inggris lainnya seperti The Sun menulis, Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang dijuluki sebagai Ring of Fire -- cincin api.
Advertisement
2. Gempa Jawa, Desember 2017
Pada 15 Desember 2017 malam, gempa bumi mengguncang sejumlah wilayah di Jawa Barat dan Jawa Tengah. Meski berpusat di Tasikmalaya, lindu dirasakan sebagian orang yang tinggal di Jakarta.
Menurut rilis media yang diterima Liputan6.com, gempa tektonik berkekuatan 6,9 skala Richter itu terjadi akibat aktivitas zona subduksi yang terbentuk akibat tumbukan atau penunjaman lempeng Indo-Australia terhadap Lempeng Eurasia di daerah selatan Jawa.
Peringatan tsunami sempat dikeluarkan di sejumlah wilayah pesisir. Namun, peringatan dini tsunami itu diakhiri pada pukul 02.26 WIB.
Sejumlah media asing turut menyoroti gempa hebat yang mengguncang Jawa tersebut.
Dengan judul "Strong earthquake strikes Indonesia; 2 dead", media asal Amerika, CNN, mengangkat soal korban tewas dalam lindu tersebut.
"Dua orang tewas dan tujuh orang lainnya terluka ketika gempa berkekuatan besar mengguncang Indonesia pada Jumat malam, demikian menurut laporan pemerintah."
Media Amerika lain, Chicago Tribune, juga menyoroti jumlah korban tewas yang ditimbulkan dalam gempa tersebut.
"Gempa berkekuatan besar yang mengguncang Jawa, pulau Indonesia yang padat penduduk, pada Jumat malam, menewaskan dua orang dan merusak puluhan rumah yang berada di pusat gempa," demikian tulis Chicago Tribune.
"Warga yang panik berlarian keluar bangunan dan jalanan dipenuhi dengan sepeda motor, mobil, dan truk karena warga menghindari wilayah pesisir."
Hal serupa juga dilaporkan oleh USA Today, dengan artikel bertajuk "Strong quake rattles Indonesia's Java island; at least 2 dead".
"Gempa berkekuatan 6,5 skala Richter mengguncang Jawa pada pukul 22.47 dan dirasakan di seluruh pulau, termasuk mereka yang berada Jakarta, 200 km dari pusat gempa, di mana gedung perkantoran dan apartemen turut berguncang. Guncangan kuat berlangsung selama 30 detik di sejumlah tempat," demikian tulis USA Today.
Media asal Inggris, The Guardian, turut membahas soal bangunan yang runtuh di Tasikmalaya.
"Juru bicara Badan Penanggulangan Bencana Nasional, Sutopo Purwo Nugroho, juga mengatakan terdapat laporan adanya bangunan yang runtuh di Tasikmalaya, Jawa Barat dan sejumlah wilayah lain."
Sementara itu media asal Singapura, The Straits Times, turut membahas soal adanya peringatan tsunami akibat gempa tersebut.
"Badan Penanggulangan Bencana Nasional Indonesia mengatakan, gempa tersebut mengaktifkan sistem peringatan dini tsunami di Jawa bagian selatan, tapi Pacific Tsunami Warning Centre mengatakan, tidak ada tsunami yang terdeteksi," demikian laporan The Straits Times.
3. Gempa Pidie Aceh, Desember 2016
Sejumlah media asing menyoroti gempa berkekuatan 6,4 SR yang mengguncang Pidie Jaya, Provinsi Aceh pada 7 Desember 2016.
Terkait dengan peristiwa tersebut, media Australia, ABC memuat artikel berjudul Magnitude-6.4 quake hits near Indonesian city Banda Aceh. Mengutip pernyataan dari Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, mereka menuliskan gempa tersebut terasa sangat keras.
"Banyak orang yang panik dan berlarian keluar dan banyak rumah yang hancur," ucap pernyataan Sutopo yang dikutip dari ABC, Rabu 7 Desember 2016.
Sementara, salah satu media Jepang, Japan Times terkait gempa Aceh menuliskan berita berjudul, "M6.4 Aceh temblor causes coastal panic but no tsunami alert."
Dalam tulisannya, Japan Times memberikan data bahwa kedalaman gempa tersebut 10 kilometer. Bencana ini pun terjadi pada pukul 05.03 waktu setempat.
Japan Times juga menyebut, meski gempa cukup kuat, tidak ada peringatan tsunami yang dikeluarkan.
Media China, Xinhua juga menyoroti lindu di Aceh ini. Dengan mengambil judul "Powerful quake hits Aceh of western Indonesia, triggering damages," pemberitaan mereka menitikberatkan pada efek gempa besar itu.
"Sebuah gempa dengan kedalaman dangkal dan berkekuatan besar 6,4 SR menyebabkan kerusakan terhadap beberapa rumah dan bangunan," tulis Xinhua.
Sementara itu, media ternama Inggris menulis soal adanya korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Mereka mengaitkan kejadian tersebut dengan tsunami Aceh 2004 lalu.
"Gempa di Aceh, salah satu provinsi di Indonesia, sampai saat ini menyebabkan satu orang tewas dan puluhan rumah hancur," sebut BBC.
"Pada 2004, tsunami meninggalkan kesedihan di Aceh. Peristiwa ini dipicu gempa bumi di bawah laut, dan menyebabkan 120 ribu orang tewas," tulis BBC.
Advertisement