Sukses

30-7-1956: 'In God We Trust' Resmi Jadi Semboyan Amerika Serikat

Tepat 62 tahun silam, 30 Juli 1956, Presiden Dwight D. Eisenhower mengesahkan Undang-Undang yang menyatakan "In God We Trust" sebagai semboyan AS.

Liputan6.com, Washington DC - Pada tahun 1950-an di Amerika Serikat, muncul desakan untuk menegaskan bahwa AS sebagai negara yang percaya pada Tuhan. Hal itu dilakukan dalam rangka untuk membedakan mereka dengan rivalnya, Uni Soviet, yang berpaham komunis dan ateis serta tak percaya adanya Tuhan.

Maka dari itu, tepat 62 tahun silam, 30 Juli 1956, Presiden AS Dwight D. Eisenhower secara resmi mengesahkan Undang-Undang yang menyatakan "In God We Trust" sebagai semboyan negara. UU Public Law 84-140 tersebut juga memandatkan agar "In God We Trust" itu masuk dalam cetakan uang kertas di Negeri Paman Sam. Demikian seperti dikutip dari History.com, Senin (30/7/2018).

Penyematan semboyan ini sebenarnya sudah digalakkan sejak masa Perang Saudara, sekitar tahun 1864, di mana saat itu sentimen keagamaan meningkat.

Menteri Keuangan kala itu, Salmon P Chase menerima banyak permohonan dari orang-orang beriman dari penjuru negeri, yang meminta agar Amerika Serikat mengakui Ketuhanan. Sehingga, waktu itu, frasa "In God We Trust" sudah ditempatkan pada uang koin.

Sekitar 92 tahun kemudian, George Humprey selaku Menteri Keuangan pada masa Presiden Eisenhower, menyarankan untuk penyematan semboyan tersebut pada uang kertas.

Eisenhower selaku presiden yang mengesahkan Undang-Undang percaya Tuhan tersebut dikenal memeluk agama nasrani. Catatan sejarah menyebut Eisenhower dibesarkan sebagai pemeluk nasrani aliran Jehovah Witness atau Saksi Yehuwa. Namun menurut pakar sejarah kepresidenan, keluarga presiden ke-34 tersebut memeluk aliran nasrani Mennonite.

Kendati Eisenhower sebagai seorang yang taat beragama dan percaya Tuhan, menurut penulis buku otobiografi, ia tidak ingin memaksakan kepada warga yang tidak percaya Tuhan untuk memeluk agama.

Akan tetapi, Eisenhower bersikukuh tetap merilis UU "In God We Trust", karena, adanya dokumen hukum tersebut menurut dia penting sebagai identitas negara.

"Dengan cara ini, kita menegaskan bahwa keimanan dan religi adalah warisan untuk masa depan Amerika," ujar Eisenhower, dalam pidato Hari Bendera tahun 1954.

"Dengan cara ini, kita akan terus memperkuat senjata spiritual yang akan menjadi sumber daya terkuat negara kita dalam bertindak, baik itu perdamaian atau perang," imbuh dia.

Kendati undang-undangnya sudah disahkan, frasa "In God We Trust" tersebut belum dicetak pada uang kertas hingga tahun 1957.

Hal ini lantaran UU tersebut sempat menuai protes dari kelompok sekuler yang memperdebatkan apakah semboyan tersebut sesuai dengan konstitusi. Mereka juga meminta perlu dipertimbangkan dedikasi pemikiran pendiri Amerika Serikat yang memisahkan konsep gereja dari negara.

Sejarah lain mencatat pada tanggal 30 Juli juga menjadi momentum sejumlah kejadian penting. Pada 1626, gempa mengguncang Naples, Italia. Kehancuran meliputi 30 kota. Lindu tersebut juga menewaskan sekitar 70 ribu manusia.

Sementara itu, 30 Juli juga dirayakan rakyat Vanuatu sebagai hari kemerdekaan. Republik itu menjadi negara merdeka pada 1980, setelah lepas dari penjajahan Prancis dan Britania Raya.

 

Simak video pilihan berikut: