Liputan6.com, Washington DC - Sehari sebelum cetak biru (blueprint) untuk senapan api (senpi) 3D tersedia secara online, Donald Trump masih mempertimbangkan kemungkinan senjata ini untuk dijual bebas di umum.
Namun di satu sisi, dalam sebuah cuitannya terlihat bahwa presiden Amerika Serikat ke-45 itu terkesan menentang peredaran senjata cetak 3D di pasaran. Hal ini memantik kebingungan warganet dan sejumlah pengamat politik.
Baca Juga
I am looking into 3-D Plastic Guns being sold to the public. Already spoke to NRA, doesn’t seem to make much sense!
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) July 31, 2018
Atau dengan kata lain, "Saya menantikan 3-D Plastic Guns dijual ke publik," kata Trump melalui akunnya @realDonaldTrump. "Sudah berdiskusi dengan (National Rifle Association atau Asosiasi Senapan Nasional), sepertinya tidak ada masalah!"
Advertisement
Perusahaan Defense Distributed (organisasi online pengembang berkas senjata api digital, disebut juga "senjata wiki", yang dapat diunduh dari internet dan digunakan dalam pencetakan 3D atau aplikasi CNC atau Computer Numerical Control) mengatakan akan kembali membuat blueprint untuk senjata cetak yang disediakan di situsnya mulai Rabu, menyusul keputusan perundingan yang dilakukan oleh pengadilan dengan pemerintah AS.
Keputusan akhir pengadilan pada Juni lalu menetapkan, pemerintahan Donald Trump mengizinkan perancang blueprint perangkat lunak pistol plastik, Cody Wilson, untuk meembagikan instruksi manual penggunaan senjata ini secara online. Defense Distributed, perusahaan tempat Wilson bekerja, mengatakan akan memulainya pada 1 Agustus.
Tetapi karena blueprint tersebut telah diunggah sebelumnya, pejabat setempat mengklaim lebih dari 1.000 orang telah mengunduh instruksinya.
Pengawas kontrol senjata memperingatkan keputusan pengadilan dan pemerintahan Donald Trump akan mempermudah orang untuk mengakses senjata api ilegal. Sedangkan para politisi sedang berupaya melarang penggunaan senpi cetak di kota dan negara bagian.
Pada hari Senin, 21 jaksa negara bagian mengirim surat kepada Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, dan Jaksa Agung Jeff Sessions. Mereka mendesak Pompeo dan Sessions untuk membatalkan keputusan pengadilan tersebut.
"Selain membantu teroris dan penjahat transnasional, aturan yang diusulkan itu akan membuka jalan bagi mereka yang dilarang berada di negara ini oleh hukum federal dan negara bagian," tulis kedua puluh satu jaksa tersebut, seperti dikutip dari The Guardian, Rabu (1/8/2018).
Â
Saksikan video pilihan berikut ini:
Â
NRA Tidak Heboh
Kendati demikian, pihak NRA belum terlalu vokal untuk membahas masalah senjata cetak, meski minggu lalu mereka telah mengeluarkan dukungan melalui juru bicaranya, Dana Loesch.
NRATV mentweet ulang sebuah video yang diunggah Loesch. Dalam rekaman itu, Loesch tampak mengejek Partai Demokrat karena mencoba membatasi ketersediaan senjata cetak.
Glad to join @dloesch on 'Relentless' yesterday. Check it out here: https://t.co/6tIUnxc5oI
— Cam Edwards (@CamEdwards) July 31, 2018
"Mencoba untuk membatasi ketersediaan senjata cetak tidak benarkan, sama seperti mencoba mengurangi kapasitas majalah," kata Loesch. "Anda hanya memerlukan keterampilan sederhana untuk melakukannya di garasi mobil."
Sebelumnya, Departemen Luar Negeri pernah memerintahkan Cody Wilson untuk menghentikan rencana penyebaran blueprint secara online pada 2013, dengan mengutip hukum pengendalian senjata internasional.
Seolah tak terima dengan pernyataan deplu, Wilson lalu mengajukan gugatan terhadap lembaga tersebut pada tahun 2015.
Advertisement