Liputan6.com, Kuala Lumpur - Badan Intelijen Malaysia (MEIO) mempekerjakan lebih dari 1.000 personel di seluruh dunia, demikian menurut isi surat korespondensi antara MEIO dengan Badan Intelijen Amerika Serikat (CIA) yang bocor ke publik baru-baru ini.
Menurut laporan, korespondensi surat itu terjadi pada Mei 2018 lalu, pada masa kepemimpinan Kepala MEIO Datuk Hasanah Abdul Hamid di bawah pemerintahan Perdana Menteri Najib Razak.
Kini, Hasanah sudah tak lagi menjabat sebagai pemimpin MEIO sejak Mahathir Mohamad menjabat sebagai perdana menteri Malaysia yang baru.
Advertisement
"Saya tidak berwenang untuk mengatakan berapa banyak agen, petugas dan operasi yang dikelola oleh MEIO. Tetapi saya dapat memberitahu Anda bahwa agensi memiliki lebih dari 1.000 (personel) di seluruh dunia, dan penting bahwa kebocoran seperti itu seharusnya tidak terjadi," kata Datuk Shaharudin Ali, pengacara mantan kepala MEIO Datuk Hasanah Abdul Hamid menjelaskan duduk perkara tentang insiden kebocoran tersebut, seperti dikutip dari The Star Malaysia, Rabu (1/8/2018).
Kebocoran itu terjadi pada Juli 2018. Pihak yang membocorkan belum diketahui.
Shaharudin mengatakan, Hasanah khawatir bahwa kepercayaan dan kredibilitas MEIO akan terpengaruh oleh insiden kebocoran surat tersebut. Dia menambahkan bahwa Hasanah juga cemas tentang keselamatan dan moral para perwira MEIO.
Baca Juga
Pengacara Hasanah itu juga mengatakan bahwa MEIO memiliki sumber intelijen rahasia di seluruh dunia dan informasi yang disediakan dikumpulkan, dianalisis dan dilaporkan kepada Perdana Menteri dan Kabinet, Special Branch, Intelijen Militer dan lain-lain.
Kini, Shaharudin mendesak Kepolisian Malaysia untuk menyelidiki pihak yang membocorkan surat tersebut ke publik.
Sang pengacara juga mengatakan bahwa kebocoran itu harus berfungsi sebagai peringatan bagi pentingnya menjaga kerahasiaan korespondensi antar intelijen demi keselamatan negara.
"Polisi harus menyelidiki siapa yang berada di belakang kebocoran karena tidak hanya melanggar keamanan nasional tetapi juga melibatkan masalah disiplin dan etika pegawai negeri," katanya.
MEIO merupakan salah satu bagian dari badan intelijen rahasia nasional Malaysia yang didirikan pada tahun 1960-an. Badan intelijen itu telah berkontribusi banyak untuk keamanan nasional Malaysia. Ini termasuk menyelesaikan ancaman komunis, konfrontasi dengan Indonesia, konflik regional, dan yang paling baru, ancaman ISIS.
Â
Simak video pilihan berikut:
Pertukaran Informasi Intelijen
Shaharudin Ali yang berbicara atas nama mantan kepala MEIO Datuk Hasanah Abdul Hamid pada konferensi pers hari ini mengatakan, surat antara MEIO dan CIA adalah "sesuatu yang rutin untuk pengumpulan dan pertukaran informasi antar intelijen demi menjaga perdamaian dan keamanan Malaysia."
"Orang-orang yang mengatakan bahwa ditulisnya surat itu adalah bentuk pengkhianatan (kepada negara), maka mereka salah, berbicara omong kosong dan tidak masuk akal," kata Shaharudin membela kliennya.
"Surat itu justru adalah mandat MEIO untuk melindungi Malaysia dan bukan sebaliknya."
Sementara itu, Shaharudin mengatakan bahwa Perdana Menteri Datuk Seri Najib Razak tidak perlu diberitahu tentang surat itu, ataupun tentang korespondensi rutin antara berbagai badan intelijen Malaysia dengan rekan-rekan asing mereka.
"Mengenai masalah operasional (antara MEIO dan CIA), perdana menteri dan Kabinet tidak perlu diberitahu," katanya, menunjukkan bahwa surat dari MEIO ke CIA tanggal 4 Mei 2018 bukan masalah aneh.
"Itu juga bukan pengkhianatan, karena surat itu diperiksa oleh 10 perwira intelijen senior sebelum dikirim," kata Shaharudin.
Namun, Shaharudin menolak untuk mengkonfirmasi atau menyangkal apakah surat 4 Mei dikirim oleh Hasanah atas perintah Najib.
Shaharudin mengatakan bahwa surat 4 Mei dari MEIO ke CIA dilindungi di bawah Undang-undang Rahasia Resmi (OSA) dan seharusnya tidak pernah bocor ke publik.
Advertisement