Sukses

2 Kereta Tabrakan di Machu Picchu, 15 Turis Terluka

Dua kereta bertabrakan dalam perjalanan ke benteng kuno Inca di Machu Picchu, objek wisata yang paling banyak dikunjungi di Peru.

Liputan6.com, Lima - Dua kereta penumpang bertabrakan di dekat Machu Picchu di Peru pada Selasa 31 Juli 2018 waktu setempat. Pihak berwenang mengatakan sekitar 15 wisatawan terluka akibat insiden tersebut.

Kereta yang dimiliki oleh perusahaan saling bersaing itu tabrakan dalam perjalanan ke objek wisata yang paling banyak dikunjungi di Peru - benteng Inca kuno.

Seperti dikutip dari BBC, Rabu (1/8/2018), kereta penumpang milik operator lokal yang bersaing adalah Peru Rail dan Inca Rail.

Sejauh ini masih belum jelas apa yang menyebabkan tabrakan. Polisi mengatakan penyelidikan sedang dilakukan.

Machu Picchu menarik lebih dari satu juta pengunjung setahun.

Peru Rail mengkonfirmasi tabrakan di Twitter dan merilis pernyataan dalam bahasa Spanyol yang mengatakan bahwa protokol darurat telah diikuti, kemudian dilakukan evakuasi terhadap para korban.

Salah satu penumpang di kereta api Inca Rail mengatakan kepada media setempat bahwa kecelakaan itu terjadi karena protes di rel yang memaksa kereta untuk berhenti selama satu jam.

Kendati demikian pihak kepolisian dan operator kereta api belum mengkonfirmasi tuduhan tersebut.

Benteng Machu Picchu, yang terletak 2.500 meter di atas permukaan laut, adalah monumen paling terkenal dari kekaisaran Inca -- yang memerintah Peru hingga penaklukan Spanyol abad ke-15.

Sering disebut sebagai "kota yang hilang dari Inca", Situs Warisan Dunia di Peru ini diperkirakan dibangun sekitar tahun 1450 AD.

 

Saksikan juga video berikut ini:

2 dari 2 halaman

2 Kereta Penumpang Mesir Bertabrakan, 41 Orang Meninggal

Sementara itu, kecelakaan dua kereta penumpang juga pernah terjadi di utara Mesir pada Jumat, 11 Agustus 2017 waktu setempat, menewaskan setidaknya 41 jiwa. Menurut keterangan pejabat kesehatan setempat, 120 orang lainnya luka-luka.

Jumlah korban jiwa maupun luka masih simpang siur. Media New York Times menyebut mereka yang tewas ada 37 orang dan 123 lainnya terluka, sementara Al Jazeera menuliskan ada 42 jiwa dengan lebih dari 100 penumpang terluka.

Media lainnya menyebut jumlah korban meninggal dunia di kisaran 37 sampai 43 orang.

Seperti dikutip dari BBC, Sabtu 12 September 2017, sejumlah gerbong tergelincir akibat kecelakaan di kota pesisir Alexandria itu. Menurut laporan yang beredar, salah satu kereta berhenti akibat mengalami kerusakan dan sepur lainnya datang, lalu terjadilah tabrakan tersebut.

Menteri Transportasi Mesir, Hisham Arafat, menyebut insiden kecelakaan kereta itu akibat human error atau faktor kesalahan yang dilakukan oleh manusia.

Kedua kereta yang terlibat kecelakaan itu berangkat dari ibu kota Kairo dan Port Said. Sepur tersebut bertabrakan sekitar pukul 14.15 waktu setempat.

Menurut keterangan seorang penduduk bernama Hoda, insiden kecelakaan tersebut terjadi saat ia tengah berdiri di atap rumahnya.

"Gerbong keretanya terangkat ke udara membentuk piramida saat bertabrakan. Saya menjerit dari atap rumah... lalu berlari ke lokasi kecelakaan," tutur Hoda.

Presiden Mesir, Abdel Fattah al-Sisi, memerintahkan penyelidikan atas kecelakaan tersebut. Ia juga menyatakan bahwa pemerintah menjanjikan kompensasi finansial kepada keluarga korban.

Menurut laporan editor berita BBC, Sebastian Usher, kecelakaan tersebut kemungkinan akan memicu kemarahan besar atas kelalaian manajemen kereta terkait kondisi buruk sistem transportasi negara tersebut.