Liputan6.com, Manila - Presiden Rodrigo Duterte menghancurkan mobil mewah dan moge (motor gede) dengan nilai total lebih dari 4 juta pound sterling atau sekitar Rp 75,7 miliar. Tidakan ini merupakan bagian dari janjinya untuk memberantas korupsi di negaranya.
Pemerintah Filipina mengunggah video proses "eksekusi" tersebut ke Facebook. Dalam rekaman itu, terlihat Duterte sedang memeriksa dan menghitung jumlah mobil dan motor yang hendak dihancurkan, sembari berjalan dengan didampingi para stafnya dan kerumunan wartawan.
Baca Juga
Quincy Kammeraad, Kiper Filipina yang Gawangnya Kebobolan 7 Kali oleh Timnas Indonesia 7 Tahun Lalu Kini Jadi Pahlawan di Piala AFF 2024
Harga Mentereng Kristensen, Pemain Filipina yang Pupuskan Asa Indonesia di Piala AFF 2024
Piala AFF 2024 Sedang Berlangsung, Tonton Live Streaming Pertandingan Timnas Indonesia VS Filipina di Sini
Selain itu, Rodrigo Duterte juga ditemani oleh Raul Lambino, yang merupakan Administrator dan Chief Executive Officer (CEO) Cagayan Economic Zone Authority (CEZA) saat ini
Advertisement
Setelah itu, ia terlihat duduk dengan mengenakan helm proyek berwarna putih untuk menyaksikan prosesi penghancuran kendaraan-kendaraan bernilai fantastis tersebut. Tiga buah alat berat berwarna kuning kemudian muncul dan mulai berjalan di atas 68 mobil selundupan --termasuk Porsche dan Lamborghini-- serta 8 moge Harley Davidson, Triumph, dan Chopper.
Kendaraan-kendaraan itu adalah kendaraaan ilegal yang akan diimpor ke sejumlah negara di Asia, total ada 800 buah.
"Presiden Rodrigo Roa Duterte menyaksikan secara langsung prosesi penghancuran mobil dan motor mewah di Port Irene di Sta. Ana, Cagayan pada 30 Juli 2018. Sebanyak 68 mobil dengan perkiraan nilai lebih dari 277 juta peso (per 2014), dan delapan (8) moge selundupan antara lain Harley Davidson, Triumph, dan Chopper senilai lebih dari 19 juta peso (per 2014 ), dihancurkan dengan menggunakan backhoe dan bulldozer di hadapan Presiden dan Sekretaris Raul Lambino, yang merupakan Administrator dan Chief Executive Officer (CEO) Cagayan Economic Zone Authority (CEZA) saat ini. Kegiatan ini adalah bagian dari kampanye administratif untuk melawan penyelundupan dan korupsi yang terjadi di pemerintahan," demikian pernyataan dari laman Facebook Presidential Communications (Government of the Philippines), Senin 30 Juli 2018 pukul 16.27 waktu setempat.
Di bawah pernyataan tersebut disertakan pula hashtag #PartnerForChange dan #ComfortableLifeForAll.
Pada bulan Februari, Rodrigo Duterte pernah bertitah untuk menghancurkan 30 kendaraan mewah. Ia tak ingin pemerintah melelangnya, karena bisa membuat para penjahat mendapatkannya kembali menggunakan identitas palsu.
Â
Saksikan videonya berikut ini:
Hancurkan Mobil Mewah Senilai Rp 30 Miliar
Sebelumnya, Presiden Filipina Rodrigo Duterte memerintahkan penghancuran 30 unit mobil mewah yang diperkirakan bernilai lebih dari Rp 30 miliar. Beberapa mobil mewah yang dihancurkan itu di antaranya merupakan produksi Mercedes-Benz, Jaguar, Lexus, dan lain sebagainya.
Dilansir dari laman Mirror.co.uk pada Rabu 7 Februari 2018, mobil-mobil mewah tersebut dihancurkan dengan menggunakan bulldozer di tiga lokasi dalam waktu berdekatan, yakni di Kantor Bea Cukai Manila, Pelabuhan kota Davao, dan Pelabuhan Cebu.
Dalam konferensi pers yang digelar di Provinsi Ilocos Norte pada Selasa, 6 Februari 2018, Juru Bicara Kepresidenan Harry Roque menyebut setidaknya 70 unit kendaraan mewah telah siap dihancurkan.
Namun pihak Bea Cukai Filipina hanya 30 unit kendaraan mewah yang berhasil dikumpulkan dari lima pelabuhan berbeda, yakni Pelabuhan Manila, Terminal Kontainer Internasional Manila, Pelabuhan Kota Subic, Pelabuhan Kota Davao, dan Pelabuhan Pulau Cebu.
Seluruh kendaraan mewah itu diketahui telah digunakan, namun gagal menunjukkan kepemilikan sah. Hanya tiga unit yang disebut masih dalam kondisi baru, dan langsung disita oleh pihak bea cukai sesaat setelah mendarat di pelabuhan.
Sebelumnya, pemerintah Filipina telah mengumumkan bahwa Kantor Bea Cukai akan menghancurkan seluruh kendaraan selundupan yang berhasil ditahan, tepat pada perayaan 116 tahun eksistensi lembaga tersebut pada hari ini.
Penyelundupan kendaraan mewah menjadi salah satu masalah yang cukup disorot oleh pemerintah Filipina saat ini, selain peredaran narkoba.
Kendaraan mewah tersebut diselundupkan di sela-sela pengiriman komoditi komersial, seperti elektronik dan tekstil, sebagai upaya menghindari kewajiban membayar berbagai elemen pajak barang impor premium.
Presiden Duterte memerintahkan penghancuran kendaraan-kendaraan mewah tersebut dengan alasan untuk memberi efek jera kepada masyarakat. Menurutnya, opsi melelang kendaraan sitaan justru akan menjadi kedok bagi para penyelundup untuk mengamankan barang-barangnya secara legal.
Perintah penghancuran tersebut menjadi sebuah terobosan di lingkup bea cukai setempat, menggantikan tradisi lelang barang selundupan, yang berdalih untuk menambah kas pemasukan negara.
"Jangan melelangnya, karena hal itu akan berujung sama, tidak memberi efek jera bagi para penyelundup," tegas Duterte dalam sebuah pidato pada akhir pekan lalu.
"Mereka (penyelundup) akan tetap menjadi pihak yang diuntungkan, karena harga yang dibuka tidak jauh berbeda dengan harga yang ditawarkan sebagai barang selundupan," lanjutnya menjelaskan.
Presiden Duterte juga memerintahkan Kantor Bea Cukai untuk langsung mengurus penghancuran, jika diketahui ada barang selundupan lain tiba di seluruh pelabuhan wilayah kedaulatan Filipina.
"Ini bukan soal kendaraan mewah, tapi semua barang yang diselundupkan," ingat Duterte.
Advertisement