Liputan6.com, Pyongyang - Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un baru-baru ini melakukan kunjungan untuk meninjau sebuah pabrik pengawetan dan pengalengan ikan, menurut foto yang dirilis oleh media pemerintah Korut pada Rabu 8 Agustus 2018.
Kunjungan itu dinilai unik, karena sang pemimpin Korea Utara berbusana santai dengan mengenakan celana panjang, kaus oblong, dan topi. Suasana hatinya tampak positif, dengan sejumlah foto menunjukkan Kim Jong-un yang sumringah saat melakukan blusukan --yang turut didampingi oleh istrinya Ri Sol-ju.
Advertisement
Baca Juga
Seperti dikutip dari The Business Insider (9/8/2018), foto-foto itu menunjukkan, Kim Jong-un tengah bermaksud untuk mengirim sinyal 'propaganda' kepada dunia bahwa Korea Utara telah memiliki perekonomian yang lebih baik dari sebelumnya.
Meski begitu, negara tersebut masih di bawah cengkeraman sanksi ekonomi internasional dan Dewan Keamanan PBB --sejak mereka aktif melakukan uji coba misil balistik dan rudal nuklir tahun lalu. Akibatnya, PBB memperkirakan bahwa sekitar 70 persen warga Korea Utara hidup serba kekurangan.
Amerika Serikat berniat untuk menghentikan sanksi ekonomi terhadap Korea Utara, hanya jika negara itu menyetop pengembangan misil balistik dan rudal nuklir serta melakukan denuklirasi penuh. Niat itu muncul usai pertemuan puncak antara Presiden AS Donald Trump dengan Pemimpin Korut Kim Jong-un pada Juni 2018 lalu.
Sementara itu, profesor Yang Moo-jin dari University of North Korea Studies mengatakan bahwa blusukan Kim Jong-un merupakan 'bentuk penyampaian pesan dan sinyal kepada domestik dan luar negeri' bahwa Korea Utara tengah memfokuskan diri pada pembangunan ekonomi, sebagai respons atas pertemuan tingkat tinggi dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
"Kepada rakyat, dia (Kim Jong-un) tengah memproyeksikan diri sebagai pemimpin yang merawat mata pencaharian mereka," kata Yang Moo-jin kepada AFP seperti dikutip dari Channel News Asia.
"Kepada dunia luar, dia mengirim sinyal bahwa dia serius dalam janjinya untuk denuklirisasi."
Kendati demikian, Penasihat Kepresidenan AS Bidang Keamanan Nasional John Bolton mengatakan bahwa Korea Utara tampak tidak memegang janji-janjinya yang dibuat bersama Presiden Trump --terutama, terkait denuklirisasi dan perlucutan senjata.
Â
Simak video pilihan berikut:
Kim Jong-un Marah Saat Blusukan ke 3 Fasilitas Publik Korea Utara
Tak setiap saat Kim Jong-un sumringah saat melakukan blusukan ke tempat-tempat publik Korea Utara.
Pada 16 Juli 2018 lalu, Kim Jong-un memarahi sejumlah pejabat saat menginspeksi tiga fasilitas publik: sebuah pabrik, pembangkit listrik, dan tempat wisata pemandian air panas. Demikian diinformasikan pihak media pemerintah Korut KCNA.
Dalam kunjungannya ke Provinsi Hamgyong Utara, Kim Jong-un murka kepada para pejabat setelah mengetahui bahwa proses pembangunan Pembangkit Listrik Orangchon baru mencapai sekitar 70 persen. Demikian seperti dikutip dari Channel News Asia, Selasa (17/7/2018).
"(Kim Jong-un) sangat terkejut, tidak bisa berkata-kata,"Â KCNAÂ melaporkan.
"Dia (Kim Jong-un) menegur para pejabat terkemuka kabinet Korea Utara karena menyerahkan proses pembangunan ke pemerintah provinsi, namun mereka tak mengawasi lebih lanjut," lanjut media pemerintah Korut itu.
"Sang pemimpin memerintahkan agar pembangunan (pembangkit listrik itu) selesai pada Oktober tahun depan."
Kim Jong-un juga murka ketika meninjau tempat wisata pemandian air panas di Onpho, Provinsi Hamgyong Utara yang kotor.
Tempat pemandian itu, yang pernah dikunjungi oleh kakek dan ayah Kim Jong-un, Kim Il-sung dan Kim Jong-il, "Lebih buruk dari tangki ikan," kata sang pemimpin Korea Utara.
Sementara itu, KCNA juga melaporkan, seorang pejabat Korea Utara mengatakan bahwa Kim Jong-un murka terhadap fasilitas di sebuah pabrik pembuatan tas di Hamgyong Utara.
Pejabat itu, mengutip perkataan Kim Jong-un, menyebut bahwa pabrik tersebut memiliki "ruangan yang kumuh" dan "menyebabkan kecemasan besar" bagi sang pemimpin Korut.
KCNAÂ juga melaporkan bahwa pemerintah provinsi "tidak menerima dengan tulus kebijakan resmi Kim jong-un untuk membangun pabrik tas baru."
"Pemimpin tertinggi (Kim Jong-un) menunjukkan bukti bahwa Komite Partai Hamgyong bekerja dengan cara yang asal saja," lapor KCNA yang melanjutkan bahwa "Komite tak memiliki semangat revolusioner."
Advertisement