Sukses

Pakistan dan Rusia Sepakat Mempererat Kerja Sama Pertahanan

Perwakilan Rusia dan Pakistan baru saja menandatangani pembaruan kerja sama di bidang pertahanan, termasuk membahas tentang eksistensi ISIS.

Liputan6.com, Islamabad - Pemerintah Pakistan dan Rusia dikabarkan telah menandatangani perjanjian pertahanan sebagai bagian dari peningkatan hubungan bilateral kedua negara, termasuk di dalamnya agenda pelatihan khusus oleh militer Negeri Beruang Merah.

Kesepakatan itu ditandatangani Wakil Menteri Pertahanan Rusia, Kolonel Jenderal Alexander V Fomin dan Panglima Angkatan Darat Pakistan, Qamar Javed Bajwa di Rawalpindi, pada Selasa, 7 Agustus 2018.

"Kedua negara menandatangani kesepakatan pada Penerimaan Anggota Layanan Pakistan di Lembaga Pelatihan RF (Federasi Rusia)," tulis Kementerian Pertahanan Pakistan dalam sebuah pernyataan, sebagaimana dikutip dari Gulfnews.com, Kamis (9/8/2018).

Dalam penandatanganan kesepakatan tersebut, turut dibentuk Komite Konsultasi Militer Gabungan Rusia-Pakistan (JMCC), sebagai forum tertinggi kerja sama pertahanan antara kedua negara, di mana masing-masing pihak saling bertukar pandangan tentang berbagai isu keamanan terkini, baik di tingkat bilateral maupun internasional.

Menteri Pertahanan Pakistan, Letnan Jenderal (purnawirawan) Zamirul Hassan Shah memimpin pihak tuan rumah sementara Menteri Pertahanan Rusia, Kolonel Jenderal Fomin memimpin pembicaraan dari pihak Rusia.

Sebelum pertemuan perdana, para pejabat terkait membahas status terkini tentang hubungan pertahanan bersama, dengan tujuan meningkatkan, memperluas, dan melakukan diversifikasi kerja sama timbal balik.

Situasi di Timur Tengah dan Afghanistan juga turut menjadi pembahasan, di mana yang menjadi sorotan adalah tentang eksistensi ISIS.

Pada Selasa, Menteri Pertahanan Rusia juga dikabarkan mengunjungi Markas Besar Jenderal Tentara Pakistan (GHQ) untuk bertemu dengan Kepala Staf Angkatan Darat, Jenderal Qamar Javed Bajwa.

Selama pertemuan dengan Gen Bajwa, pejabat Rusia mengapresiasi prestasi Tentara Pakistan melawan terorisme dan "menjabarkan persyaratan" kerja sama terbaru dalam upaya melawan ekstremisme, demikian menurut Inter Services Public Relations (ISPR).

Kedua belah pihak juga menekankan pendekatan kolaboratif yang lebih besar di antara komunitas global untuk mengalahkan ekstremisme.

 

Simak video pilihan berikut:

 

2 dari 2 halaman

Rusia Uji Coba Misil Terbaru

Di lain waktu, belum lama ini, pasukan pertahanan udara wilayah Moskow, Rusia, menguji coba misil antibalistik hipersonik baru, A-135 'Amur'.

Misil baru ini dirancang untuk menggantikan PRS-1 era Soviet, yang telah beroperasi sejak 1979, demikian dikutip dari laman RBTH Indonesia, pekan lalu.

Ini adalah salah satu sistem pertahanan udara paling kuat dan mahal di Rusia yang dirancang untuk melindungi Moskow dari potensi serangan udara dan nuklir.

Misil tersebut dipersenjatai dengan hulu ledak nuklir atau konvensional dan dirancang untuk menghilangkan puluhan target udara yang mungkin telah melewati lapisan pertahanan udara sebelumnya.

Disebutkan pula bahwa ukuran dan berat misil, kurang lebih sama dengan pendahulunya, tetapi mengalami peningkatan pada kemampuan dan teknologinya, di mana bisa terbang dengan kecepatan hipersonik, yakni 4 kilometer per detik atau sekitar 14.000 kilometer per jam.

Perangkat baru tersebut memungkinkan untuk mencegat jenis alat serangan udara yang ada saat ini: misil balistik antarbenua, misil jelajah, bomber generasi kelima, dan lain-lain.

Semua informasi lain tentang misil ini masih diklasifikasikan. Sumber independen mengatakan bahwa "Amur" dapat mengeliminasi target di jarak lebih dari 800 km dan pada ketinggian antara 4,8 hingga 69 kilometer -- dekat luar angkasa, di batas atmosfer bumi.

Misil generasi baru tersebut membawa muatan nuklir yang sama dengan pendahulu Soviet-nya, 10 kiloton. Dan ini hanyalah bagian dari serangkaian misil antibalistik ABM yang akan memayungi Moskow, Rusia.