Sukses

Pernikahan Putri Mako dari Jepang Tertunda, Utang Ibunda Calon Suami Jadi Kendala?

Keluarga kerajaan Jepang meminta pihak calon mempelai agar membenahi keuangannya sebelum menikahi Putri Mako.

Liputan6.com, Tokyo - Orangtua dari Putri Mako, Pangeran Akishino dan Putri Kiko, telah menegaskan kepada ibunda Kei Komuro, calon suami Putri Mako, bahwa mereka tidak akan mengizinkan Komuro menikahi anaknya sampai permasalahan keuangan dan utang keluarga calon menantunya itu diselesaikan.

Pangeran Akishino dan Putri Kiko juga meminta calon menantunya agar menjelaskan "rencana kehidupan" mereka berdua di masa depan, bila ia menjadi suami Putri Mako, termasuk rincian tentang karir masa depannya. Demikian seperti dilaporkan oleh Kyodo News pada Kamis, (9/8/2018).

Menanggapi pemberitaan tersebut, cucu perempuan pertama dari Kaisar Jepang Akihito ini angkat bicara. Dalam sebuah pernyataan, Putri Mako berkata, "Kami sadar bahwa perlu waktu untuk mempersiapkan segala sesuatunya menjelang pernikahan kami pada musim gugur ini, termasuk kehidupan kami setelah menikah."

Ekspresi Putri Mako dan Komuro saat mengumumkan pertunangannya di Akasaka East Residence, Tokyo, Jepang, (3/9). Kisah cinta mereka dimulai ketika bertemu di sebuah restoran pada lima tahun lalu. (AFP Photo/Pool/Shizuo Kambayashi)

Namun beberapa sumber media Negeri Sakura membocorkan alasan sebenarnya penundaan pernikahan keluarga kekaisaran Jepang itu adalah karena masalah utang antara ibu Komuro dan "mantan rekannya". Laporan tersebut mengklaim bahwa ibu Komuro meminjam sejumlah uang dari mantan tunangannya untuk membiayai kuliah putranya. Hingga saat ini, dana yang dipinjam belum dikembalikan oleh sang ibu.

Ibunda Komuro telah melakukan beberapa pertemuan dengan calon besannya. Dalam kesempatan itu, Pangeran Akishino menekankan bahwa kehidupan masa depan Putri Mako dan Kei Komuro dapat tersandung oleh utang tersebut apabila tidak dilunasi.

Sementara itu, calon mertua Putri Mako mengaku bahwa dia sedang mencari solusi untuk menyelesaikan permasalahannya dengan mantan tunangannya. Dia menolak anggapan bahwa uang kuliah Komuro adalah hasil mengutang.

Putri Mako (25) mengumumkan pertunangannya dengan seorang pria dari kalangan rakyat jelata, Kei Komuro (25), teman sekelasnya ketika menempuh pendidikan di perguruan tinggi.

Dalam sebuah konferensi pers yang disiarkan di seluruh negeri untuk mengumumkan pertunangannya, Putri Mako mengaku bahwa dia merasa sangat bahagia.

"Sedari kecil saya sadar bahwa saya akan menanggalkan gelar kebangsawanan begitu saya menikah. Ketika saya bekerja untuk membantu Kaisar dan memenuhi tugas-tugas sebagai anggota keluarga kekaisaran sebanyak mungkin, saya menghargai kehidupan pribadi saya," ungkap Putri Mako seperti dikutip dari Daily Mail pada Senin 4 September 2017.

Komuro bekerja di sebuah firma hukum. Ia pernah memenangi kontes promosi pariwisata yang menobatkannya sebagai "Prince of the Sea". Dalam penampilan resmi perdananya, Komuro mengakui bahwa ia telah melamar Mako lebih dari tiga tahun lalu.

Pertunangan keduanya pada awalnya direncanakan akan diumumkan pada Juli lalu. Namun, pasangan ini memutuskan untuk menundanya dengan pertimbangan bagian selatan Jepang tengah dirundung banjir parah.

Seorang pejabat Badan Rumah Tangga Kekaisaran Jepang mengatakan, pernikahan Putri Mako dan Komuro akan berlangsung setelah musim panas 2018.

Kelak ketika menikah dengan Komuro, Putri Mako yang merupakan anak sulung dari Pangeran Akishino diharuskan untuk melepas gelar kebangsawanannya. Tradisi kontroversial tersebut tidak akan berlaku bagi kaum pria anggota keluarga kekaisaran Jepang, sebagaimana Kaisar Akihito dan dua putranya yang menikah dengan perempuan dari kalangan rakyat biasa.

Kabar terkait rencana pernikahan Putri Mako dan Komuro memicu kekhawatiran tentang masa depan kekaisaran Jepang, mengingat jumlah keluarga salah satu kerajaan tertua di dunia tersebut terus menyusut.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Kaisar Jepang Sakit, Pembahasan Pertunangan Putri Kerajaan Tertunda

Sebelumnya, Kaisar Jepang Akihito (84) dilaporkan mendadak jatuh sakit. Kondisinya membuat kegiatan resmi yang dijadwalkan pada Senin, 2 Juli 2018 batal, demikian kata juru bicara pemerintah.

"Kaisar Akihito tiba-tiba merasa kurang enak badan dan banyak mengeluarkan keringat pada Senin pagi, sehingga Ratu Michiko segera memanggil dokter istana," kata Kepala Sekretaris Kabinet JepangYosihide Suge seperti dikutip dari VOA Indonesia, Senin 2 Juli 2018.

Dokter istana mendiagnosis sang kaisar mengalami "Gejala vertigo dan mual akibat berkurangnya aliran darah ke otak -- Asia One menyebut kondisi itu dengan cerebral anemia."

"(Kondisi itu) memerlukan istirahat total dan pemeriksaan lanjutan," tambahnya.

Tadinya Akihito dijadwalkan bertemu dengan Putri Ayako, anak perempuan dari salah satu sepupunya, kata Juru Bicara Rumah Tangga Kekaisaran kepada AFP.

Menurut rencana, pertemuan itu ditujukan untuk membahas pertunangan Putri Ayako.

Pada 30 April 2019 mendatang, Akihito akan menjadi Kaisar Jepang pertama dalam dua abad yang mengundurkan diri. Putra tertuanya, Putra Mahkota Naruhito, 58 tahun, akan naik menduduki Takhta Bunga Krisan, sehari setelah pengunduran diri Akihito.