Sukses

Riset Perusahaan Selandia Baru: Kerja Empat Hari Sepekan Jauh Lebih Produktif

Sebuah uji coba oleh perusahaan di Selandia Baru menyebut kerja empat hari dalam seminggu mampu tingkat produktivitas pekerja.

Liputan6.com, Wellington - Sebuah perusahaan di Selandia Baru, yang baru saja menguji coba konsep kerja empat hari dalam sepekan, mengklaim bahwa percobaan tersebut sukses mendorong tingginya produktivitas pada para karyawannya.

Perpetual Guardian, yang membantu pelanggan mengelola surat wasiat dan dokumen tanah, merilis hasil percobaan dua bulannya itu pada akhir pekan ini. Perusahaan tersebut mengatakan, semua karyawannya melaporkan produktivitas lebih besar, keseimbangan kehidupan kerja yang lebih baik, dan tingkat stres yang lebih rendah setiap minggunya.

Selama percobaan itu, sebagaimana dikutip dari CNN Money pada Minggu (12/8/2018), lebih dari 240 karyawannya tetap dibayar lima hari seminggu, di mana berlangsung dari awal Maret hingga akhir April.

Uji coba tersebut kemudian ditelaah secara bertahap oleh tim riset independen Selandia Baru yang disewa secara terpisah.

"Itu hanya teori, sesuatu yang saya pikir saya ingin coba karena saya ingin menciptakan lingkungan yang lebih baik untuk tim saya," kata CEO Perpetual Guardian Andrew Barnes kepada CNN.

"Saya merasa senang bahwa tim saya telah merespon, dan mereka melampaui impian terliar saya," lanjutnya.

Dalam survei yang dilakukan akhir tahun lalu, hanya 54 persen responden yang mengatakan mereka merasa mampu mengelola keseimbangan kehidupan kerja mereka.

Namun, setelah uji coba kerja empat hari dalam seminggu, jumlah pekerja Selandia Baru yang merasakan semangat lebih, melonjak menjadi 78 persen.

Tingkat stres juga dilaporkan menurun sekitar 7 persen, sementara metrik yang digunakan untuk mengukur keterlibatan tim kerja meningkat sekitar rata-rata 20 persen.

 

Simak video pilihan berikut: 

 

 

2 dari 2 halaman

Kebebasan Berinovasi Sebagai Kunci Utama

Menurut Jarrod Haar, salah seorang peneliti dari Auckland University of Technology, kunci keberhasilan eksperimen tidak biasa itu adalah komitmen untuk saling memberi masukan di antara para karyawan.

"Mereka diberi kebebasan untuk mendesain ulang berbagai hal," kata Haar.

"Percobaan ini bisa menjadi model untuk tempat kerja lain dan menjadi cara revolusioner untuk bekerja," tambahnya.

Barnes mengatakan, karyawan menjadi lebih produktif, menghabiskan lebih sedikit waktu di media sosial atau aktivitas non-kerja. Seorang karyawan bahkan mengatakan kepada CEO bahwa dia berhenti melihat email dari istrinya tentang pencarian apartemen yang sedang berlangsung selama jam kerja.

"Mengapa saya tidak membayar berdasarkan output?" Kata Barnes. "Mengapa saya membayar berhari-hari di kantor?"

Karyawan menawarkan ide lain untuk mengukur produktivitas, seperti memiliki bendera kecil untuk ditempatkan di meja mereka ketika mereka tidak ingin diganggu.

Percobaan ini sangat signifikan di Selandia Baru, yang memiliki produktivitas tenaga kerja rendah dibandingkan dengan negara lain, menurut Organisasi untuk Kerjasama dan Pembangunan Ekonomi.

Barnes telah merekomendasikan kepada dewan perusahaannya bahwa kerja empat hari dalam seminggu akan dibuat permanen, dan mengatakan itu bisa berfungsi sebagai contoh untuk entitas bisnis lain di seluruh dunia.

"Apa yang terjadi adalah Anda mendapatkan tenaga kerja yang termotivasi, bersemangat, terangsang, dan setia," katanya.

"Saya telah membuktikan dengan statistik yang menunjukkan staf saya sangat bangga dengan perusahaan tempat mereka bekerja, dan itu tidak mengada-ada," lanjutnya bangga.