Sukses

Kemungkinan Patung Sphinx Kedua Ditemukan di Bawah Kota Kuno Mesir

Sebuah temuan reruntuhan di situs kuno di Mesir diduga merupakan Sphinx dalam sejarah Fir'aun.

Liputan6.com, Kairo - Patung singa raksasa berkepala manusia, atau populer dengan nama Sphinx, disebut memiliki 'saudara', yang kemungkinan reruntuhannya ditemukan di bawah kota kuno Luxor di Mesir.

Tanda-tanda patung tersebut ditemukan oleh pekerja konstruksi yang tengah memperbaiki jalan utama di tepian sungai Nil, yang berada di antara situs kuno Karnak dan Luxor.

Dikutip dari Independent.co.uk pada Minggu (12/8/2018), penemuan tersebut berjarak empat mil (setara 6,4 kilometer) dari Lembah Para Raja, tempat pemakaman terbesar para Firaun.

Jika benar reruntuhan tersebut adalah Sphinx, kemungkinan berasa dari era 2.500 sebelum Masehi, atau sekitar 4.000 tahun lalu.

Temuan tersebut belum diangkat ke permukaan, dan juga belum ada satupun bukti foto yang dipublikasikan. Namun, pejabat setempat meyakinkan bahwa info terkait adalah benar adanya, dan mempersilahkan siapapun melihat langsung ke lokasi terkait.

Mohamed Abel Aziz, direktur jenderal barang antik Luxor, mengatakan struktur itu akan tetap tertanam di tanah untuk beberapa waktu "karena sifat lingkungannya", menurut majalah Mesir Today.

Dia menambahkan bahwa pekerjaan konstruksi --bagian dari proyek 10 juta pound sterling (setara Rp 184 miliar) untuk menggali situs Al-Kabbash Road-- telah ditangguhkan pasca-penemuan reruntuhan yang diduga Sphinx tersebut.

Dengan tubuh singa dan kepala manusia, Sphinx Agung Giza, yang berdiri di samping Piramida Besar, berukuran panjang 73 meter dan tinggi 20 meter.

Para sejarawan meyakini ada Sphinx lain yang dibangun untuk para Fir'aun, di era Mesir kuno namun belum ditemukan hingga hari ini.

 

Simak video pilihan berikut: 

 

 

2 dari 2 halaman

Penemuan Sarkofagus Kuno Berisi 'Jus Hitam'

Sementara itu, ranah arkeologi sempat dihebohkan oleh penemuan sarkofagus granit hitam yang ditemukan di Alexandria, Mesir.

Para arkeolog yang terlibat dalam pembongkaran peti mati raksasa tersebut menuturkan, sarkofagus itu berasal dari tahun 332 Sebelum Masehi, zaman di mana Alexander Agung berhasil menaklukkan wilayah Iskandariyah atau periode Ptolemaic awal.

Ketika penemuan sarkofagus misterius itu diumumkan, ada spekulasi yang menyatakan bahwa di dalamnya terdapat jasad Raja Alexander. Bagi siapa saja yang membuka dan berupaya mencari tahu isinya, maka ia akan terkena kutukan.

Mitos ini tampaknya berhasil dipatahkan oleh para ilmuwan. Dengan berbekal ilmu pengetahuan, mereka masuk ke dalam tanah (5 meter di bawah permukaan laut), tempat di mana sarkofagus itu ditemukan.

Dengan didampingi Kementerian Barang Antik dan Benda Kuno Mesir, tim arkeolog 'terjun' ke liang. Mereka harus mengenakan masker wajah, sebab situs tersebut mengeluarkan bau tak sedap yang berasal dari kotoran.

Ketika dibuka, mereka menemukan tiga kerangka manusia yang tertutup limbah. Diduga kerangka tersebut merupakan perwira tentara Mesir kuno pada zaman Firaun, demikian menurut pernyataan kementerian yang dikeluarkan pada 19 Juli dalam bahasa Arab dan dikutip oleh Live Science.

Sarkofagus itu dipenuhi limbah cair berwarna kecoklatan dan telah merembes di beberapa titik, sedangkan kerangka manusia yang ada di dalamnya masih dianalisis. Kendati demikian, hasil awal menunjukkan bahwa salah satu kerangka mengalami luka tusukan anak panah.

Tidak ada prasasti atau karya seni yang ditemukan di luar atau di dalam sarkofagus.