Sukses

Unik, Taman di Prancis Pekerjakan Burung Sebagai Petugas Kebersihan

Ada sekitar enam ekor burung gagak yang ditugaskan. Kewajiban mereka adalah memungut dan mengumpulkan sampah-sampah kecil.

Liputan6.com, Les Epesses - Selama ini kita hanya mengetahui bahwa petugas kebersihan adalah manusia. Namun, ada yang berbeda di sebuah taman di Prancis. Para petugas kebersihan di sana bukanlah sosok berseragam melainkan sejumlah burung.

Dikutip dari laman BBC, Senin (13/8/2018), burung-burung yang sudah terlatih ini akan membersihkan sampah yang ada di Taman Puy du Fou, Les Epesses, Vendee, Prancis bagian barat.

Ada sekitar enam ekor burung yang ditugaskan. Kewajiban mereka adalah memungut dan mengumpulkan sampah-sampah kecil. Seperti puntung rokok dan bungkus makanan yang ditinggalkan oleh manusia.

Sejumlah burung yang ditugaskan dalam misi ini adalah jenis gagak Eurasia. Ada sebuah kotak khusus yang tersedia di taman itu. Apabila si unggas memasukan sampah, maka kotak yang telah didesain khusus ini akan mengeluarkan makanan.

"Maksud dari penugasan kepada burung-burung ini bukan hanya untuk menuntut masyarakat menjaga kebersihan, tetapi ingin menunjukkan bahwa alam dapat mengajarkan kita semua tentang arti menjaga lingkungan," ujar Nicolas de Villiers, Kepala Pengelola Taman Puy du Fou.

Nicolas juga mengatakan, burung-burung ini masih masuk dalam keluarga gagak dan terkenal dengan kepandaiannya.

"Burung-burung itu bahkan senang berinteraksi dengan manusia, membangun ikatan melalui permainan," kata Nicolas.

Para ilmuan menyebut, burung gagak ini memang memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi dibanding burung-burung lainnya. Hewan ini punya kemampuan mengingat yang baik.

Taman Puy du Fou telah menarik lebih dari 2 juta pengunjung setiap tahun, menjadikannya taman hiburan paling populer kedua di Prancis setelah Disneyland Paris, Prancis.

 

Versi cepatnya link di bawah ini bisa langsung dimasukkan ke Source Code:

* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Kecerdasan Burung Gagak

Berdasarkan suatu penelitian terbaru, ternyata burung gagak memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi. Terutama bila diukur menurut kemampuan menghubungkan konsep-konsep.

Dikutip dari Futurity.org, burung gagak dapat mengingat muka dan menggunakan perkakas. Penelitian terkini juga menunjukkan mereka memiliki kekuatan otak untuk mengerjakan tugas pencocokan tingkat tinggi.

Dipandang dari kemampuan relasional tersebut, kecerdasan burung gagak mungkin dapat disejajarkan dengan kera dan monyet, bahkan manusia.

"Apa yang telah dilakukan oleh burung gagak itu merupakan hal yang fenomenal," ucap Ed Wasserman, profesor psikologi di Universitas Iowa di Kota Iowa, Amerika Serikat.

Menurut Wasserman, hasil penelitian terhadap kecerdasan gagak memang menakjubkan. "Percobaan ini telah dilakukan sebelumnya pada kera dan monyet, dan kini kita sekarang melakukannya pada seekor burung."

"Namun bukan sembarang burung, melainkan burung yang otaknya istimewa dibandingkan burung lain sebagaimana istimewanya otak kera di kalangan mamalia,” sambung dia.

Dalam terbitan Current Biology, dua ekor burung gagak yang berusia lebih dari dua tahun ditempatkan di dalam kandang kawat dan disodorkan nampan plastik berisi tiga mangkuk kecil yang salah satunya berisi makanan.

Semua mangkuk itu ditutup dengan kartu-kartu berpola tertentu. Setelah dilakukan berulang kali, gagak itu mampu menghubungkan pola gambar tertentu pada kartu penutup dengan keberadaan makanan dalam mangkuk.

Direktur Penelitian di University of Aix-Marseille di Prancis, Joel Fagot, sepakat bahwa hasil yang didapat telah merombak pandangan bentuk kecerdasan yang canggih hanya didapati pada spesies manusia ‘cerdas’.

"Bukti-bukti yang ada menyebutkan bahwa hewan-hewan dapat melakukan lebih daripada yang kita duga,” ujar dia.

Yayasan Penelitian Dasar Rusia pun mendukung penelitian ini. Anna Smirnova, Zoya Zorina dan Tanya Obozova adalah para peneliti di Lomonosov Moscow State University yang menjadi penulis bersama dalam penelitian tersebut.

Video Terkini