Sukses

Mendagri AS: Kebakaran California Bukan Karena Perubahan Ikilm, Tapi...

Menteri Dalam Negeri AS menolak klaim peneliti tentang perubahan iklim sebagai penyebab kebakaran California.

Liputan6.com, Washington DC - Menteri Dalam Negeri Amerika Serikat (AS), Ryan Zinke, menyalahkan aktivis lingkungan atas pernyataan tentang perubahan iklim sebagai penyebab kebakaran besar di lahan-lahan di negara bagian California pada beberapa pekan terakhir.

Zinke mengatakan bahwa perubahan iklim tidak ada kaitannya dengan kebakaran California, dan sebaliknya menuding penyebab utamanya adalah pembatasan penebangan.

"Amerika lebih baik jika tidak membiarkan kelompok-kelompok radikal ini mengontrol dialog tentang perubahan iklim," kata Zinke kepada KCRA, sebuah stasiun TV di California utara, pada Minggu 12 Agustus.

"Pengamat lingkungan ekstrem telah menutup akses publik. Mereka berbicara tentang habitat dan mereka bersedia untuk membakarnya," lanjut Zinke, sebagaimana dikutip dari The Guardian pada Selasa (14/8/2018).

Kutipan pernyataan Zinke juga dimuat oleh USA Today pada pekan lalu, di mana ia menuduh para ahli lingkungan mengabaikan risiko larangan penebangan kayu hutan, yang berisiko memperbesar kebakaran lahan.

Menurutnya, jika dilakukan pengelolaan hutan yang bertanggung jawab, yang disertai dengan seruan peningkatan panen kayu, bisa sekaligus memberi dampak lingkungan dan ekonomi yang positif.

"Ini bukan perdebatan tentang perubahan iklim," katanya dalam sebuah perjalanan ke daerah yang terkena dampak, Sacramento Bee melaporkan. "Tidak diragukan lagi musim (api) semakin panjang, suhu semakin panas."

Pernyataan Zinke menggemakan sentimen yang diungkapkan oleh Presiden Donal Trump, dalam sebuah twit pada 5 Agustu, yang menyatakan bahwa kebakaran itu "menjadi jauh lebih buruk karena undang-undang lingkungan yang buruk, yang tidak mengizinkan sejumlah besar air yang tersedia untuk dimanfaatkan dengan semestinya".

Klaim tersebut, yang merujuk perselisihan selama puluhan tahun atas hak air California, mendapat kritik langsung dari otoritas pemadam kebakaran, yang menyebut pemerintah seolah menutup mata tentang fakta di lapangan.

Gedung Putih belum memberikan tanggapan terkait isu di atas.

Saat ini, lebih dari 2.590 kilometer persegi lahan terlah terbakar di negara bagian Californnia pada "musim kebakaran" 2018, dan setidaknya menewaskan delapan orang. Bencana ini disebut sebagai yang terparah dalam lebih dari satu dekade terakhir, di mana terjadi mendahului siklus kebakaran normal.

The Ranch Fire yang terjadi di California utara, secara resmi tercatat sebagai rekor kebakaran terbesar pernah dilihat di negara bagian itu, di mana membakar hampir 1.214 km persegi lahan.

 

* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.

 

Simak video pilihan berikut: 

 

 

2 dari 2 halaman

Terjadi Lebih dari 100 Titik Kebakaran

Sementara itu, enam titik api baru dilaporkan muncul di AS, memicu sejumlah kebakaran besar di lebih dari 100 lokasi. Otoritas terkait menyebut bahwa kemungkinan bencana kebakaran akan kian parah oleh risiko sambaran petir di lahan kering.

Lebih dari 30 ribu personel, termasuk petugas pemadam kebakaran dari seluruh wilayah AS dan hampir 140 rekan sejawatnya dari Australia dan Selandia Baru, sedang berjuang melawan kebakaran yang melahap lebih dari 648 ribu hektare, menurut Pusat Koordinasi Darurat Nasional.

"Kami memperkirakan bahwa akan ada lebih banyak kebakaran dimulai hari ini," ujar Jeremy Grams, pemimpin divisi peninjauan pada Pusat Prediksi Badai dan Cuaca Nasional di Oklahoma, dalam sebuah wawancara pada Sabtu 11 Agustus.

Dikutip dari The Guardian, Senin 13 Agustus, Grams mengatakan badai kering, yang menghasilkan petir tetapi sedikit hujan, diprediksi terjadi di beberapa bagian dari wilayah Pegunungan Rocky.

Adapun kebakaran besar yang terjadi di wilayah barat laut AS, diperkirakan akan diperparah oleh angin kencang dan tingkat kelembapan yang relatif rendah.

Kebakaran besar disebut telah melanda beberapa negara bagian di wilayah Pantai Barat AS, mulai dari Negara Bagian Washington ke New Mexico, dan termasuk California yang disebut mengalami dampak terparah.