Sukses

Sebulan Bergabung di Kongres Meksiko, Wanita Ini Ditodong Pistol Lalu Diculik

Pemilihan umum di Meksiko membawa gelombang kekerasan terhadap pejabat terpilih dan kandidat dari partai politik.

Liputan6.com, New York - Seorang wanita yang baru-baru ini terpilih menjadi anggota Kongres Meksiko telah diculik, setelah dirinya disergap dan ditodong senjata api ketika dia berada di luar rumah.

Norma Azucena Rodriguez diculik di negara bagian Hidalgo, salah satu daerah paling berbahaya di negara itu. Dia sedang berada di jalan raya, ketika tiba-tiba dua orang memberondong mobil yang ditumpanginya dengan tembakan. Akibatnya, sopir dan asisten Rodriguez terluka.

Wanita berusia 32 tahun ini kemudian dipaksa keluar dari dalam mobilnya yang terbalik karena serangan peluru. Dua pria bersenjata lalu menyeretnya masuk ke dalam sebuah mini van dan kabur. Hingga kini, polisi masih memburu para pelaku dan mencari tahu motif penyerangan.

Komplotan penjahat atau geng menilai anggota dewan perwakilan lokal di Meksiko sebagai target penculikan dan kekerasan, terutama jika pejabat terkait mempunyai visi dan misi untuk memberantas keberadaaan mereka.

Rodriguez yang berasal dari Partai Revolusi Demokrat (Democratic Revolution Party atau PRD) sebelumnya menjabat sebagai walikota Tihuatlan di Veracruz. Dia terpilih pada 1 Juli 2018 sebagai anggota di majelis rendah Kongres. Pelantikannya akan dilakukan pada 1 September tahun ini.

Mengetahui kabar tersebut, PRD menuntut pelaku penculikan untuk membebaskan Rodriguez hidup-hidup. Sementara itu, pemilihan umum 2018 di Meksiko telah membawa gelombang kekerasan terhadap para kandidat yang bersaing untuk memperebutkan jabatan politik. Sedikitnya 48 pembunuhan telah tercatat sepanjang kampanye.

 

* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Kasus Terparah

Menjelang pilpres Meksiko beberapa waktu lalu, sebanyak 132 politisi dan kandidat politik dilaporkan tewas sejak September 2017. Lebih dari 35.000 orang di Meksiko telah hilang dan lebih dari 200.000 telah dibunuh sejak 2006.

Tahun lalu terjadi sejumlah pembunuhan. Kementerian Dalam Negeri mencatat secara total jatuhnya korban jiwa sebanyak 29.168 orang --angka tertinggi sejak pemerintah mulai menyimpan data pada tahun 1997.

Kekerasan yang terus mendera negara tetangga Amerika Serikat ini diduga karena faktor persaingan politik.

Pada bulan April, daerah pantai di sekitar Cancun dihebohkan oleh 14 kasus pembunuhan dalam satu hari yyang dilakukan oleh geng narkoba.

Pada 4 April, sembilan orang tewas dalam satu hari --dua kali lipat dari rekor sebelumnya, yakni lima-- dengan total 14 orang dieksekusi dalam 36 jam.

Pada awal Juni, di sisi lain Meksiko, sepasang kakek dan nenek asal Negeri Paman Sam Ray Ball (72) dan Jo Anne Butler (69) dibunuh di pantai dekat tempat tinggal mereka di Bahia de Los Angeles.

Menurut seorang pejabat pemerintah setempat, mereka tewas karena melawan ketika akan dirampok.

Pada bulan Januari, Departemen Luar Negeri memperingatkan agar tidak melakukan perjalanan ke negara-negara bagian Meksiko, Colima, Guerrero, Michoacan, Sinaloa, dan Tamaulipas.

Mereka mengeluarkan peringatan "do-not-travel" kepada warga AS yang hendak melancong ke wilayah-wilayah berbahaya tersebut.

Konsulat AS di Playa del Carmen, yang terletak sekitar satu jam dari Cancun, juga sempat ditutup pada Februari setelah sebuah kapal feri wisata meledak dan melukai 24 orang.