Sukses

21-8-1911: Aksi Maling yang Bikin Lukisan Mona Lisa Terkenal dalam Semalam

Sebelum insiden pencurian yang menghebohkan pada 21 Agustus 1911, Mona Lisa nyaris tak dikenal. Kini ia jadi lukisan termahsyur sepanjang masa.

Liputan6.com, Paris - Senin Pagi itu, 21 Agustus 1911, tiga pria keluar dari Museum Louvre di Paris, Prancis. Seandainya ada yang menyaksikannya, niscaya orang itu bakal curiga. Gerak-gerik mereka tak lazim.

"Minggu malam adalah saatnya pesta pora dan bergaul di Paris," kata penulis sekaligus sejarawan, James Zug seperti dikutip dari situs NPR, Senin (20/8/2018). "Jadi, ada banyak orang yang mengalami gejala hungover Senin pagi."

Namun, tiga tukang asal Italia itu sama sekali tak mabuk. Mereka mungkin lelah karena menghabiskan malam di ruang penyimpanan barang-barang seni di Louvre, sebelum melakukan aksi kriminal. 

Saat Louvre masih tutup, mereka menyelinap dari lokasi persembunyian, mencopot sebuah lukisan yang tergantung di dinding, melepasnya dari bingkai dan kaca pelindung.

Kemudian, kanvas kayu itu ditutupi selimut dan dibawa cepat-cepat ke Stasiun Quai d'Orsay, di mana tiga orang tersebut naik kereta cepat pada pukul 07.47, keluar dari Paris.

Lukisan yang mereka curi adalah Mona Lisa.

Saat ini, Mona Lisa dianggap sebagai lukisan paling terkenal sepanjang masa. Senyumnya yang enigmatik, misteri soal jati dirinya, menyandera imaji banyak manusia. Namun, kala itu, tak banyak orang yang mengenalnya.

Sebelum insiden pencurian tersebut, Mona Lisa tak dikenal luas di luar dunia seni. Lukisan itu dibuat Leonardo da Vinci pada 1507, namun baru pada tahun 1860-an, sejumlah kritikus mengakuinya sebagai mahakarya lukisan era Renaissance.

"Mona Lisa kala itu bukan lukisan paling terkenal di galeri, termasuk di Louvre," kata James Zug.

Dalam bukunya, The Crimes of Paris, Dorothy dan Tom Hoobler mengungkapkan, butuh waktu 28 jam lamanya sampai orang sadar bahwa Mona Lisa telah dicuri.

Tidak adanya Mona Lisa akhirnya disadari seorang seniman yang saat itu sedang melukis galeri di Louvre. "Ia merasa tak lengkap jika Mona Lisa tak ada di sana," kata Tom Hoobler.

Namun, sang seniman sama sekali tak kaget. Apalagi, saat itu sedang ada proyek pemotretan koleksi museum. Masing-masing lukisan dibawa ke atap, karena kamera yang ada pada masa itu tak bisa bekerja dengan baik di dalam ruangan.

"Akhirnya seniman itu bertanya pada penjaga, berapa lama fotografer akan memakai lukisan itu," tambah dia.

Saat penjaga mengeceknya, ternyata Mona Lisa tak sedang dijadikan objek pemotretan. Lukisan itu hilang.

 

* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.

 

 Saksikan video terkait Mona Lisa berikut ini:

2 dari 2 halaman

Terkenal dalam Semalam

Mendadak Mona Lisa menjadi terkenal. "Secara harfiah, hanya dalam waktu semalam," kata James Zug.

Setelah Lovre mengumumkan insiden pencurian tersebut, media massa di seluruh dunia mengangkat soal hilangnya mahakarya itu sebagai berita utamanya.

"60 detektif mencari Mona Lisa yang dicuri, publik Prancis geram," demikian dikabarkan New York Times.

Pencurian tersebut kemudian menjelma menjadi skandal yang dipenuhi syak wasangka. "Di Prancis muncul kekhawatiran bahwa jutawan Amerika membeli warisan budaya Prancis -- lukisan-lukisan terbaiknya," kata penulis, Dorothy Hoobler.

Tuduhan pun diarahkan pada para orang tajir di Negeri Paman Sam. Pada satu titik, konglomerat AS sekaligus kolektor seni, J.P. Morgan dicurigai menjadi otak pencurian. Seniman Pablo Picasso juga sempat jadi tersangka dan dimintai keterangan oleh polisi.

"Dan, ketika tensi meningkat antara Prancis dan Jerman jelang perang Dunia I, orang-orang menduga Kaiser berada di balik pencurian itu," kata Hoober.

Setelah ditutup selama seminggu, Louvre dibuka kembali untuk umum. Kerumunan orang datang, salah satunya Franz Kafka. Mereka langsung menuju ke ruang kosong di mana Mona Lisa seharusnya berada.

Sementara itu, para pencuri berhasil kabur. Mereka adalah dua bersaudara Vincenzo dan Michele Lancelotti, serta pemimpin komplotannya, Vincenzo Perugia -- tukang yang bertugas untuk memasang kaca pelindung lukisan di Louvre.

Perugia berharap, bisa menjual Mona Lisa. Namun, perhatian yang besar terhadap kasus pencurian itu membuatnya ragu.

"Ia khawatir ditahan. Kisah pencurian Mona Lisa jadi perhatian luas publik," kata James Zug.

Akhirnya, Perugia menyimpan lukisan itu di kompartemen rahasia dalam kopernya yang disimpan di rumah kontrakannya di Paris.

Lalu, 28 kemudian, Perugia akhirnya menjual Mona Lisa ke seorang pedagang seni di Florence, Italia.

Namun dealer itu curiga. Dia pun menghubungi kepala galeri seni Italia untuk melihat lukisan itu. Sebuah cap di bagian belakang mengkonfirmasi keaslian Mona Lisa. 

"Serahkan kepada kami dan kita akan lihat apakah Anda akan dapat uangnya," kata dealer itu.  Perugia kembali ke rumah. Tapi setengah jam kemudian, dia terkejut saat polisi ada di muka pintu. 

"Perugia mengaku ingin mengembalikan lukisan itu ke Italia. Ia yang mengaku seorang patriot mengklaim lukisan itu dicuri oleh Napoleon," kata James Zug.

Kemudian, Mona Lisa dikembalikan ke Louvre. Perugia diputus bersalah karena mencuri, dan dijatuhi hukuman delapan bulan penjara.

Namun, beberapa hari setelah pengadilannya, Dorothy Hoobler mengatakan, Perang Dunia I pecah. Liputan tentang perang menggeser artikel soal hilangnya Mona Lisa. "Kemudian, itu hanya dianggap cerita kecil," kata Zug. 

Selain hilangnya Mona Lisa, sejumlah peristiwa bersejarah juga terjadi pada 21 Agustus. 

Pada 1995, Ratu Beatrix dari Belanda tiba di Jakarta. Itu adalah kunjungan pertama dari seorang anggota kerajaan Belanda selama 14 tahun, di tengah tekanan agar Belanda mengakui 17 Agustus 1945 sebagai hari kemerdekaan Indonesia.

Sementara pada 1942, Pertempuran Stalingrad dimulai di tengah Perang Dunia II.