Liputan6.com, Nairobi - Sebuah pemakaman kuno yang berisi 600 kerangka manusia ditemukan di sebuah situs di Kenya utara.
Para peneliti mengatakan, situs yang diberi nama Lothagam North Pillar itu dibangun di dekat Danau Turkana oleh para penggembala yang menghuni wilayah tersebut sekitar 5.000 tahun lalu.
Bangsa Kenya kuno kemudian menumpuk batu dan mengangkat pilar besar untuk ditempatkan di atasnya. Arkeolog menambahkan, batu-batu dan pilar tersebut tampaknya diambil dari sebuah tempat yang jaraknya hingga satu kilometer dari pemakaman.
Advertisement
Arsitektur monumental semacam ini sebelumnya telah dikaitkan dengan masyarakat yang diatur oleh hierarki ketat, seperti Mesir kuno.
Namun, para penggembala Afrika Timur ini diduga berasal dari kalangan masyarakat egaliter --berpegang teguh pada prinsip bahwa semua orang adalah sama dan berhak mendapatkan hak yang setara. Karena itulah, para arkeolog penasaran mengenai alasan para penggembala itu membangun proyek-proyek konstruksi yang ambisius.
"Penemuan ini menentang gagasan sebelumnya tentang monumentalitas," kata Dr Elizabeth Sawchuk dari Stony Brook University, yang turut andil dalam penelitian pemakaman kuno di Kenya itu.
"Lothagam North Pillar memberikan contoh monumentalitas yang tidak terkait dengan kemunculan hierarki, memaksa kita untuk mempertimbangkan narasi lain dari perubahan sosial," dia menjelaskan, seperti dikutip dari The Independent, Selasa (21/8/2018).
Meskipun tim arkeolog hanya menggali seluas 120 meter persegi dari pemakaman berbentuk rongga itu, mereka menemukan bahwa pria, wanita, dan anak-anak dari berbagai usia telah dikubur bersama selama beberapa abad.
Sementara itu, puluhan ornamen seperti manik-manik batu, juga ditemukan di sekitar pemakaman. Ada yang berwarna biru, cokelat, ungu, hitam, merah, hingga putih gading.
Temuan ini diterbitkan dalam jurnal Proceeding of the National Academy of Sciences.
* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.
Saksikan video pilihan terkait Kenya berikut ini:
Tempat Berkumpul
Karena hidup menggembala, populasi di wilayah itu tersebar dan terus berubah. Para arkeolog berpendapat, para penggembala ini memiliki tempat khusus untuk berkumpul dan memperkuat jaringan sosial. Makam yang sangat besar ini mungkin adalah pusat kegiatan tersebut.
"Monumen-monumen itu mungkin berfungsi sebagai tempat bagi orang-orang untuk berkumpul, memperbarui ikatan sosial, dan memperkuat identitas masyarakat," kata Dr Anneke Janzen dari Max Planck Institute jurusan Ilmu Sejarah Manusia.
"Pertukaran informasi dan interaksi melalui ritual bersama mungkin telah membantu para penggembala untuk bergerak, menavigasi lanskap daratan yang berubah dengan cepat."
Pembangunan makam kuno ini bertepatan dengan waktu perubahan cuaca di Kenya bagian utara.
Curah hujan selama periode ini menurun tajam dan air di Danau Turkana menyusut hingga setengah volume sebelumnya.
Temuan tersebut menunjukkan, ikatan sosial yang terbentuk di makam itu mungkin telah membantu orang-orang di zamannya untuk melewati masa-masa sulit.
Pada saat wilayah itu menjadi tidak lagi bersahabat dengan kehidupan manusia, mereka meninggalkan situs pemakaman tersebut.
Advertisement