Liputan6.com, Shanxi: Banjir di Provinsi Shanxi, Republik Rakyat Cina telah merenggut 152 korban jiwa. Sedangkan 300 orang lain yang hingga kini belum ditemukan, dikhawatirkan telah meninggal dunia. Tentara Pembebasan Rakyat bersama 45 ribu warga kawasan Yuncheng, Selasa (18/6), bergotong royong mengevakuasi korban di sejumlah titik rawan bencana air bah di wilayah barat daya Cina itu.
Air bah selama sepekan terakhir juga merusak sejumlah infrastruktur seperti jembatan dan sebuah pusat tenaga listrik [baca: Banjir Melanda Cina, Ratusan Orang Tewas]. Di daerah Xiaolangdi, Provinsi Henan, tentara bersama warga bergotong-royong berupaya menahan luapan air sungai terbesar di kawasan itu, Sungai Kuning dan Sungai Yangtze. Di lokasi ini didirikan sejumlah tanggul darurat, dan 118 waduk buatan berbagai ukuran sebagai wadah sementara penampung luapan air sungai.
Hingga kini, hujan deras terus mengguyur di kawasan tersebut. Curah hujan rata-rata di kawasan Guangchang, provinsi Jiangxi, di sebelah timur lokasi, mencapai 610 milimeter.(COK/Nlg)
Air bah selama sepekan terakhir juga merusak sejumlah infrastruktur seperti jembatan dan sebuah pusat tenaga listrik [baca: Banjir Melanda Cina, Ratusan Orang Tewas]. Di daerah Xiaolangdi, Provinsi Henan, tentara bersama warga bergotong-royong berupaya menahan luapan air sungai terbesar di kawasan itu, Sungai Kuning dan Sungai Yangtze. Di lokasi ini didirikan sejumlah tanggul darurat, dan 118 waduk buatan berbagai ukuran sebagai wadah sementara penampung luapan air sungai.
Hingga kini, hujan deras terus mengguyur di kawasan tersebut. Curah hujan rata-rata di kawasan Guangchang, provinsi Jiangxi, di sebelah timur lokasi, mencapai 610 milimeter.(COK/Nlg)