Liputan6.com, New Delhi - Penelitian oleh para astronom mengklaim telah menemukan bercak-bercak salju yang tersebar di sekitar kutub utara dan selatan Bulan, di mana disebut berpotensi menjadi sumber air bagi manusia yang berkunjung ke sana di masa depan.
Para ilmuwan menemukan tanda tanda air beku dalam pengukuran inframerah dari pemindai Bulan milik NASA yang diterbangkan bersama dengan wahana Chandrayaan-1 milik pemerintah India, sejak satu dekade silam.
Data yang baru saja dianalisa itu, sebagaimana dikutip dari The Guardian pada Selasa (21/8/2018), menunjukkan bahwa lapisan es menyeruak di beberapa bagian tanah di Bulan, utamanya di kedua titik kutubnya yang terlindung dari panas Matahari.
Advertisement
Baca Juga
Sebagian besar es ditemukan di dekat kutub selatan bulan di sekitar sekelompok kawah yang diberi nama merujuk pada beberapa ilmuwan dan penjelajah terkemuka dunia.
Menurut Shuai Li dari Institute of Geophysics and Planetology di Honolulu, Hawaii, bercak-bercak es disebut tampak lebih terisolasi di bagian kutub utara.
Pengukuran tindak lanjut dari lapisan es menemukan bahwa temuan tersebut cenderung terbentuk ketika suhu permukaan tidak pernah merayap di atas - 163 derajat Celsius.
Tetapi, menurut peneliti, suhu saja tidak cukup untuk menjamin air beku, karena hanya 3,5 persen dari daerah bayangan yang diteliti menunjukkan tanda-tanda adanya es.
Ditambahkan oleh laporan pada jurnal Prosiding National Academy of Sciences, deposit es tersebut berkemungkinan dijadikan sebagai sumber daya air bagi eksplorasi Bulan di masa depan.
* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.
Simak video pilihan berikut:
Misi Antariksa Milik India
Sementara itu, The Indian Space Agency meluncurkan misi Chandrayaan-1 ke Bulan pada 2008 silam, dan dengan cepat mengabarkan tentang temuaan bukti adanya kandungan air beku di Bulan.
Dibandingkan sebagai lapisan es di permukaan, temuan tersebut lebih kepada molekul air yang terikat pada butiran debu Bulan, bukan beku secara penuh akibat suhu dingin.
Segera setelah temuan lembaga antariksa India itu, NASA mengirimkan sebuah pesawat ruang angaksa ke dalam kawah Cabeus berdiameter 100 kilometer, yang berada di naungan permanen di kutub selatan Bulan.
Misi tersebut berhasil mendapatkan beberapa gumpalan puing, yang mennurut hasil penelitian, dikonfirmasi sebagai ciri keberadaan air di Bulan.
Advertisement