Sukses

Menlu Inggris Desak Pemberian Sanksi Lebih kepada Rusia

Menteri Luar Negeri Inggris mendesak komunitas internasional untuk memberikan sanksi lebih ke Rusia.

Liputan6.com, Washington DC - Dalam kunjungan pertamanya ke Amerika Serikat (AS), Menteri Luar Negeri Inggris yang baru dilantik, Jeremy Hunt, menyampaikan pidato pada Selasa, yang menyerukan Negeri Paman Sam dan Uni Eropa "untuk memastikan sanksi terhadap Rusia bersifat komprehensif".

Menlu Hunt juga disebut akan terus fokus pada respons global terhadap "perilaku memfitnah" Rusia, yang terus dipermasalahkan Inggris dalam beberapa waktu terakhir. Hal ini terutama menyusul insiden pemberian racun saraf Novichok pada agen ganda Negeri Beruang Merah.

"Tentu saja kita harus terlibat dengan Moskow, tetapi kita juga harus tegas dalam menyikapi kebijakan luar negeri Rusia di bawah Presiden Putin, yang telah membuat dunia menjadi lebih berbahaya," kata Hunt di Institut Perdamaian AS di Washington, sebagaimana dikutip dari CNN pada Selasa (21/8/2018).

"Dan hari ini Britania Raya meminta sekutunya, untuk melangkah lebih jauh dengan meminta Uni Eropa untuk memastikan bahwa sanksi terhadap Rusia bersifat komprehensif, dan bahwa kita benar-benar berdiri bahu-membahu dengan AS," kata Hunt dalam pidatonya.

Selain itu, Menlu Hunt juga berpendapat bahwa nilai-nilai yang mendukung sistem berbasis aturan internasional, yang disebutnya telah membuat kondisi aman selama beberapa dekade, tengah berada dalam ancaman.

"Ancaman itu adalah tindak-tanduk Rusia yang sulit terbuka pada kita semua," lanjut perwakilan luar negeri Inggris itu.

Selain itu, Menlu Hunt juga membahas dukungan domestik yang membayangi sistem demokrasi di Inggris, terutama tentang dampak dari berita palsu dan perang media sosial terhadap kebebasan berpendapat di seluruh dunia.

 

* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.

 

Simak video pilihan berikut: 

 

2 dari 2 halaman

AS Siap Berikan Sanksi

Sementara itu, beberapa pekan sebelumnya, pemerintah AS mengatakan akan memberlakukan sanksi-sanksi baru terhadap Rusia menyusul tudingan bahwa Negara Beruang Merah menggunakan agen saraf Novichok terhadap mantan seorang agen ganda yang tinggal di Inggris.

Sergei Skripal dan putrinya, Yulia, ditemukan tidak sadarkan diri di sebuah bangku di Kota Salisbury pada bulan Maret.

Serangan racun saraf tersebut menyebabkan kedua korban sakit parah dan baru pulih setelah beberapa minggu perawatan di rumah sakit.

Dikutip dari BBC pada awal Agustus, penyelidikan oleh otoritas Inggris menyalahkan Rusia atas serangan itu, tetapi Kremlin membantah keras terlibat di dalamnya.

Dalam pernyataan yang dirilis pada Rabu, 8 Agustus, Kementerian Luar Negeri AS menegaskan bahwa pihaknya menerapkan langkah-langkah serius terhadap Rusia atas insiden tersebut.

Juru bicara Kemlu AS Heather Nauert mengatakan telah dipastikan bahwa Rusia "menggunakan senjata kimia atau biologi yang melanggar hukum internasional, atau memanfaatkan senjata kimia atau biologis yang mematikan terhadap warga negaranya sendiri."