Sukses

Menlu Julie Bishop Masuk Daftar Kandidat PM Australia Pengganti Malcolm Turnbull

Menteri Luar Negeri Julie Bishop dikabarkan ikut dalam pusaran perebutan kursi perdana menteri, di tengah krisis kepemimpinan di Australia.

Liputan6.com, Canberra - Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop dikabarkan ikut dalam pusaran perebutan kursi perdana menteri, di tengah krisis kepemimpinan di Negeri Kanguru usai PM Malcolm Turnbull menerima mosi tidak percaya dari kabinet, parlemen, dan partai pengusungnya, Partai Liberal.

Media Australia ABC.net.au (23/8/2018) melaporkan bahwa Bishop "telah mendapatkan dukungan yang sangat kuat untuk berkontestasi untuk memperebutkan kursi perdana menteri."

Sebelumnya, mantan Menteri Dalam Negeri Peter Dutton telah mengajukan tantangan kedua bagi pemilihan suara guna menentukan siapa ketua Partai Liberal, dan sejauh ini PM Turnbull menolak tantangan tersebut.

Dalam sistem politik Australia, siapa yang menjadi Ketua Partai berkuasa otomatis menjadi Perdana Menteri.

Dan dalam perkembangan lain, Menteri Keuangan Scott Morrison akan menantang Peter Dutton bagi jabatan ketua partai tersebut, setelah banyak anggota partai Liberal tidak lagi mendukung Malcolm Turnbull.

Sejauh ini berarti, ada tiga politisi: Dutton, Morrison, dan Bishop, yang mungkin akan memperebutkan jabatan PM Australia, jika Malcolm Turnbull lengser.

Salah seorang pendukung Morrison mengatakan bahwa Malcolm Turnbull akan melepaskan posisinya sebagai Ketua Partai sehingga Morrison bisa mencalonkan diri.

Perubahan drastis terjadi di tatanan pemerintahan Australia ketika Ketua Partai Liberal di Senat, Mathias Cormann yang memimpin rombongan beberapa menteri kabinet, memindahkan dukungan dari Turnbull ke Dutton.

Senator Cormann dan dua menteri lainnya Mitch Fifield dan Michaelia Cash telah mengatakan kepada Turnbull bahwa dia harus mundur dan mereka juga akan mundur sebagai menteri.

Menteri Perdagangan Steven Ciobo, Menteri Kesehatan Greg Hunt, Menteri Urusan Kewarganegaraan Alan Tudge, Menteri Keamanan Siber Angus Taylor dan Menteri Layanan Sosial Michael Keenan sudah menerbitkan surat pengunduran diri mereka secara terbuka.

Ini berarti, 10 dari 11 menteri Australia yang sebelumnya menawarkan diri untuk mengundurkan diri selama dua hari terakhir, sekarang sudah mundur sepenuhnya.

 

* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.

 

Simak video pilihan berikut:

2 dari 2 halaman

PM Malcolm Turnbull Kehilangan Dukungan Partai

Tiga pejabat senior kabinet Australia mendesak Perdana Menteri Malcolm Turnbull untuk mengadakan pemungutan suara internal, atau mengundurkan diri, mengingat ia telah kehilangan sebagian besar dukungan dari kalangan internal Partai Liberal.

Tiga politikus, Mathias Cormann, Michaelia Cash dan Mitch Fifield menyampaikan desakan tersebut di depan publik pada Kamis ini.

Desakan muncul bertepatan dengan imbauan mantan menteri dalam negeri Peter Dutton kepada anggota parlemen dari Partai Liberal yang konservatif untuk memilih perdana menteri baru.

Dikutip dari Time.com pada Kamis 23 Agustus, PM Turnbull mengalahkan Dutton 48-35 dalam pemungutan suara mendadak pada Selasa 21 Agustus, yang mempersempit peluang Dutton menjadi PM.

Pemungutan suara itu diharapkan mengakhiri spekulasi bahwa pemerintahan PM Turbull telah kehilangan rasa percaya diri dalam menghadapi kritik publik.

Mathias Cormann, yang juga menjabat menteri keuangan, secara terbuka menyatakan dukungannya untuk Turnbull pada hari Rabu. Namun, sehari setelahnya, ia justru beralih mendukung desakan mundur pada sang perdana menteri.

"Saya ingin terus mendukung Malcolm Turnbull selama bertahun-tahun yang akan datang sebagai pemimpin Partai Liberal. Tetapi saya tidak bisa mengabaikan kenyataan," kata Cormann kepada wartawan.

"Saat lima rekan di kabinet mengatakan kepada saya bahwa mereka mendukung Malcolm pada hari Selasa ... tetapi mereka kemudian berubah pikiran, itu bukan sesuatu yang saya bisa abaikan," tambahnya.

Dutton menginginkan pemungutan suara baru kembali dilakukan paling lambat akhir pekan ini, sebelum Parlemen Australia memasuki masa reses selama dua minggu. Ia beralasan, agar segera kisruh internal pemerintahan Australia segera diselesaikan.

Sementara, Partai Liberal yang berkuasa dikabarkan akan melakukan pertemuan tahunan pada 11 September 2018 mendatang, namun lokasinya belum jelas, antara di Sydney atau Melbourne.

Di lain pihak, lebih dari satu dekade terakhir, tidak ada perdana menteri Australia yang memiliki masa jabatan tiga tahun penuh, sejak John Howard kehilangan kursinya pada 2007 silam pasca-berkuasa selama 11 tahun.

Para perdana menteri setelahnya ditumbangkan dari kekuasaan oleh partai mereka sendiri.