Liputan6.com, Washington DC - Senator dari Partai Republik Amerika Serikat, John McCain memilih tak melanjutkan pengobatan untuk mengatasi kanker otak yang ia derita. Keputusan tersebut diumumkan pihak keluarganya.
John McCain, yang pernah mencalonkan diri sebagai Presiden AS melawan Barack Obama, menjalani pengobatan untuk glioblastoma atau tumor kanker di otak yang agresif sejak Juli 2017.
Advertisement
Baca Juga
Tumor tersebut ditemukan saat dokter melakukan operasi untuk menghilangkan gumpalan darah dari atas mata kirinya. Glioblastoma adalah kanker otak yang sangat agresif, dan frekuensinya meningkat seiring bertambahnya usia pasien.
"John telah melampaui harapan untuk kelangsungan hidupnya. Namun, perkembangan penyakitnya dan pertambahan usia yang tak terelakkan memutuskan lain," demikian pernyataan pihak keluarga seperti dikutip dari BBC News, Sabtu (25/8/2018).
"Dengan kemauannya yang kuat, ia memilih untuk menghentikan perawatan medis."
Meskipun gagal dalam beberapa kampanye kepresidenan pada 2000 dan 2008, John McCain adalah salah satu anggota Kongres paling terkemuka di Washington.
Seperti dikutip dari VOA Indonesia, sebagai seorang anggota Republik, dia bekerja sama dengan Demokrat, dan juga partainya sendiri, atas isu-isu seperti perubahan iklim, reformasi imigrasi, dan reformasi pendanaan kampanye.
Tahun lalu, McCain, meskipun baru menjalani pembedahan, tetap melakukan perjalanan untuk memberikan suara yang menentukan -- menentang partainya sendiri, untuk menggagalkan upaya partai Republik membatalkan UU reformasi layanan kesehatan yang diikhtiarkan presiden Barack Obama.
John McCain juga terkenal sebagai tahanan perang semasa perang Vietnam. Ia yang kala itu bertugas sebagai pilot sempat lima tahun mendekam di penjara Hanoi.
* Update Terkini Jadwal Asian Games 2018, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Asian Games 2018 dengan lihat di Sini
Banjir Dukungan
Di akun twitternya, sang putri, Meghan McCain mengatakan, keluarganya menghargai cinta dan kemurahan hati yang mereka terima setahun terakhir.
Pun dengan sang istri, Cindy McCain. "Saya mencintai suamiku dengan sepenuh hati. Tuhan memberkati semua orang yang telah peduli padanya selama ini."
Sejumlah politisi ternama Amerika Serikat memberikan dukungan pada keputusan McCain.
Ketua parlemen AS, Paul Ryan memberikan pujian pada McCain. Sementara, mantan kandidat capres Republik Mitt Romnet memuji patriotisme, pengorbanan, dan jasa McCain untuk negaranya.
No man this century better exemplifies honor, patriotism, service,sacrifice, and country first than Senator John McCain. His heroisminspires, his life shapes our character. I am blessed and humbled byour friendship.
— Mitt Romney (@MittRomney) 24 Agustus 2018
Sementara, mantan Menteri Luar Negeri AS, John Kerry memuji sesama veteran Perang Vietnam itu sebagai sosok pemberani.
My family is deeply appreciative of all the love and generosity you have shown us during this past year. Thank you for all your continued support and prayers. We could not have made it this far without you - you've given us strength to carry on. pic.twitter.com/KuAQSASoa7
— Meghan McCain (@MeghanMcCain) 24 Agustus 2018
Mantan gubernur Alaska, Sarah Palin, yang pernah mendampinginya dalam Pilpres, ikut memberikan dukungan pada McCain dan keluarganya.
Prayers for @SenJohnMcCain and his family at this most trying time 🙏🏻 May comfort and peace envelope them. May my friend sense appreciation for his inspiration to serve something greater than self 🙏🏻🇺🇸 - Sarah Palin pic.twitter.com/5KbI3IpUel
— Sarah Palin (@SarahPalinUSA) 24 Agustus 2018
Selama menjadi politisi, McCain tak jarang menjadi pengkritik keras Presiden Donald Trump.
Hubungan tegang mereka dimulai pada tahun 2015, ketika dia mengatakan Trump yang kala itu masih kandidat memicu 'kegilaan' dengan komentar kontroversialnya terkait isu imigrasi.
Di sisi lain, Trump membalas dengan mengatakan McCain dianggap pahlawan hanya karena dia adalah tawanan perang. "Saya suka orang-orang yang tidak ditangkap," kata miliarder nyentrik itu.
John McCain akan genap berusia 82 tahun pada 29 Agustus 2018.
Dalam memoarnya, yang dirilis pada Mei lalu, McCain berkata, "Sebelum saya pergi, saya ingin menyaksikan dunia politik kita kembali pada praktik dan tujuannya semula, yang membedakan sejarah AS dengan bangsa-bangsa lainnya."
"Saya ingin menyaksikan kita semua saling mengingatkan diri kita, bahwa ada lebih banyak kemiripan daripada perbedaan antara kita."
Advertisement