Liputan6.com, Hohhot - Warganet di Indonesia tengah dibikin heboh dengan kabar atlet China meminum santan kental dalam kemasan kotak.
Tak ada penjelasan mengapa para olahragawan itu meminumnya, namun foto yang menggambarkan mereka memegang benda tersebut layaknya minuman kemasan jadi viral.
Baca Juga
"Tolong siapapun kasih tau kontingen China ini santen bukan air kelapa. Aq receh," tulis akun @rlthingy yang disebut-sebut pertama kali menggunggah foto para atlet China tersebut.
Advertisement
Belum jelas latar belakang sang atlet meminum santan. Namun, berdasarkan pantauan Liputan6.com di Hohhot, Inner Mongolia, China, di negara tersebut minuman dari kelapa memang populer. Namun, bukan santan, melainkan jus kelapa atau coconut juice. Ada juga yang menyebutnya coconut milk.
Meski cairannya sama-sama berwarna putih, jus kelapa beda dengan santan. Juga bukan seperti air kelapa kemasan yang dijual dalam kemasan di Indonesia.
Tekstur jus kelapa lebih cair dari santan yang umumnya pekat. Rasanya pun manis. Sementara, aromanya tak sekuat santan kemasan dari Indonesia yang memiliki wangi gurih.
Di salah satu bagian China ini, coconut juice dijual dalam bentuk kotak kardus berukuran satu liter. Menurut salah satu penjual di toko yang berada dekat Hotel Tian He Guo Ji, minuman ini tak dijual dalam ukuran lain.
"Tak ada, hanya itu (satu liter). Yang berukuran kecil dalam kemasan botol adalah ini (coconut water)," kata salah satu staf toko kepada Liputan6.com.
Harganya dibanderol 20 yuan atau sekitar 40 ribu rupiah. Minuman jus kelapa ini memiliki residu, itulah sebabnya harus dikocok sebelum dikonsumsi.
Sementara merek lainnya dihargai lebih murah yakni 15 yuan, meski dalam ukuran yang sama.
* Update Terkini Jadwal Asian Games 2018, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Asian Games 2018 dengan lihat di Sini
Saksikan video coconut juice di China berikut ini:
Bukan Hal Aneh
Peredaran foto atlet asal China membawa kemasan santan beragam respons dari netizen Indonesia. Ada yang merasa aneh, sementara lainnya berpendapat, pasti ada alasan mengapa olahragawan itu mengonsumsinya. Mungkin, menurut mereka ada khasiatnya.
Bagi warga Indonesia, santanlebih dikenal sebagai bahan memasak atau membuat jajanan, tapi di kalangan atlet sebenarnya bukan sesuatu yang dianggap aneh.
"Buat kita memang aneh. Namun, kita sadar tidak, kalau lagi minum cendol atau cincau pasti ada tambahan santan? Nah, sebenarnya kurang lebih sama," kata ahli spesialis kedokteran olahraga, dr Michael Triangto SpKO, saat dihubungi Health Liputan6.com pada Senin, 27 Agustus 2018.
Menurut Michael, santan tidak lebih dari susu. Bahkan, kalori dari santan lebih kecil dari susu. "Santanitu kurang lebih tambahan kalori dari sumber nabati. Persis kaya susu."
Bila kita melihat ada seorang atlet yang minum santan, Michael mengimbau agar tidak dipandang aneh karena itu hal yang biasa saja.
"Buat apa dipandang aneh? Kita saja selain minum susu sapi, ada juga yang minum kuda liar. Dapat dari mana coba susu kuda liar itu? Biasa saja sebenarnya," ujarnya.
Sementara, ahli pangan dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof Dr Ir Purwiyatno Hariyadi MSc menjelaskan, secara umum santan kelapa itu mengandung zat gizi tinggi lemak.
Kandungan lemak dari santan mencapai 20 sampai 30 persen tergantung takaran air yang ditambahkan saat proses pembuatan.
"Kalau rumah tangga biasanya sebesar itu karena air yang digunakan banyak. Namun, kalau untuk industri komersial, biasanya 25 sampai 30 persen ke atas karena takaran air yang sedikit," tutur Prof Hariyadi.
Lebih lanjut, kandungan lemak yang tinggi berarti kandungan energinya juga tinggi. Secara fisiologis, santan merupakan sumber energi yang cepat diproses.
Kandungan lemaknya bahkan lebih besar dari sumber zat gizi lainnya.
"Misal, satu gram protein itu sama dengan empat kilo kalori. Sedangkan satu gram lemak sama dengan sembilan kilo kalori," kata Prof Hariyadi.
Prof Hariyadi, menjelaskan, lemak pada kelapa merupakan sumber asam lemak rantai medium yang baik untuk meningkatkan kinerja.
Sehingga tidak perlu khawatir jika lemak tersebut akan meningkatkan kadar lemak di dalam tubuh, karena metabolisme tubuh manusia akan cepat menggunakannya sebagai bahan bakar.
Advertisement