Liputan6.com, Berlin - Pemerintah Jerman mengutuk upaya "menyebarkan kebencian" pasca-demonstrasi berujung kekerasan, yang terjadi pada Minggu, 26 Agustus 2018, di kota Chemnitz, Jerman timur, di mana para demonstran menyerukan agar imigran angkat kaki.
Dikutip dari CNN pada Selasa (28/8/201), rekaman video yang diunggah di media sosial menunjukkan para demonstran bentrok dengan polisi, seraya berteriak "orang asing keluar, ini adalah kota kami!", sebuah frasa yang disebut serupa ketika menyerukan penyatuan Jerman Timur dan Barat, 30 tahun silam.
Bedanya, kali ini, frasa-frasa tersebut diteriakkan dengan sentimen anti-imigran oleh massa pro sayap kanan.
Advertisement
Dalam satu video, dua pria terlihat mengejar seseorang yang mereka yakini adalah seorang imigran. Sekitar 800 orang ambil bagian dalam unjuk rasa pada hari Minggu, kata polisi, dengan sekitar 50 dari mereka terlibat aksi kekerasan.
Baca Juga
Polisi tidak memiliki cukup petugas untuk mengendalikan aksi demonstrasi yang berlangsung pada sore terakhir pada festival musim panas kota Chemnitz. Petugas ekstra dipanggil dari kota-kota terdekat, seperti Leipzig dan Dresden, untuk bantu menangani insiden tersebut.
Para pengunjuk rasa bergerak cepat dari titik pertemuan mereka ke pusat kota, dan beberapa terlihat melemparkan botol ke petugas polisi.
Demonstrasi besar-besaran itu juga turut dipicu oleh kemarahan terhadap aksi penusukan maut terhadap seorang pria berusia 35, yang dilakukan oleh dua orang imigran asal Suriah dan Irak.
Insiden tersebut dikabarkan berawal dari perkelahian antara beberapa orang di pusat Chemnitz pada jam-jam awal Minggu pagi, menurut polisi. Dua orang lainnya terluka parah dalam pertempuran itu.
Pihak berwenang sebelumnya tidak mengeluarkan informasi tentang kewarganegaraan dari dua tersangka, tetapi spekulasi dengan cepat menyebar di seluruh bagian media sosial pada hari Minggu, bahwa para imigran harus disalahkan atas kasus pembunuhan itu.
Cabang lokal Partai Alternatif Jerman (AfD) di kanan-jauh Jerman menanggapi insiden pembunuhan itu, dengan menyerukan "demonstrasi spontan" untuk mengenang korban, mengunggah foto di Facebook yang memperlihatkan trotoar berlumuran darah.
"Jika negara tidak dapat melindungi warganya, orang akan turun ke jalan dan melindungi diri mereka sendiri," tulis Markus Frohnmaier, anggota parlemen Jerman yang berasal dari AfD, di Twitter.
Sekitar 100 orang berkumpul mendukung aksi protes AFD. Meski sempat bubar di sore hari, namun kemudian jumlah demonstran meningkat hingga sekitar 800 orang, dan menolak bersikap kooperatif dengan petugas keamanan.
Â
* Update Terkini Jadwal Asian Games 2018, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Asian Games 2018 dengan lihat di Sini
Â
Simak video pilihan berikut:Â
Â
Disebut Mengancam Keamanan
Berbicara pada konferensi pers pada hari Senin, Siegbert Droese, anggota parlemen dari partai AfD untuk kota Leipzig, menyangkal pihaknya bertanggung jawab atas protes tersebut.
Tetapi seorang politisi AfD lainnya, Tino Chrupalla, muncul membela aksi protes tersebut, dan menyebutnya sebagai hal yang penting dilakukan.
"Chemnitz adalah salah satu kota yang dianggap paling berbahaya di negara ini," kata Chrupalla.
"Keluarga bahkan tidak bisa merasa aman untuk pergi ke festival negara lagi ... Kami meminta para pemilih kami untuk melakukan sesuatu tentang ini," lanjutnya.
AfD, yang berkampanye mengusung isu anti-imigrasi dan anti-Islam, memenangkan lebih dari 25 persen suara di negara bagian Sachsen --tempat Chemnitz berada-- dalam pemilihan federal bulan September, hampir dua kali lipat rata-rata nasional.
Advertisement