Liputan6.com, Washington DC - Sejumlah orang yang dekat dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terseret dalam investigasi otoritas AS yang ikut menyelidiki kasus mega korupsi 1Malaysia Development Berhad atau 1MDB.
Kementerian Hukum dan Kehakiman AS (DoJ), yang telah melakukan penyelidikan terpisah --namun berkaitan dengan investigasi yang digelar oleh Malaysia-- sejak dua tahun lalu, berhasil menemukan petunjuk teranyar baru-baru ini, menurut laporan surat kabar The Wall Street Journal yang dipublikasikan pekan ini.
Pihak DoJ sedang menyelidiki mantan Gubernur Negara Bagian New Jersey Chris Christie; mantan pengacara Donald Trump, Marc Kasowitz; dan figur politisi Partai Republik AS lainnya atas dugaan menerima uang haram dari Low Taek Jho alias Jho Low, tersangka utama dalam kasus mega korupsi 1MDB, The Journal melaporkan, seperti dikutip dari The Business Insider, Kamis (30/8/2018).
Advertisement
Christie dan Kasowitz dikabarkan menerima tawaran dari Jho Low untuk bertindak sebagai kuasa hukumnya di AS, demi 'memuluskan' langkahnya untuk mengalirkan uang haram yang ia sedot dari 1MDB ke sejumlah aset di Amerika Serikat. Tujuannya adalah untuk melakukan pencucian uang hasil korupsi 1MDB dengan membeli sejumlah properti, barang mewah, superyacht dan mendanai rumah produksi film di Hollywood.
Baca Juga
Lebih rinci, The Journal menyebut bahwa Christie telah bertindak mewakili Jho Low dalam kasus akuisisi aset di California. Sementara Kasowitz membantu urusan yang berkaitan dengan Kementerian Hukum dan Kehakiman AS.
Jho Low juga menyewa jasa pengacara Bobby Burchfield, yang saat ini menjabat sebagai penasihat etika untuk pemerintahan Presiden Donald Trump. Buron 1MDB itu juga menyewa jasa konsultasi Ed Rogers, politisi dan pelobi politik anggota Partai Republik yang berbasis di Washington DC.
Elliott Broidy, seorang penggalang dana untuk Partai Republik dan dekat dengan pemerintahan Trump, juga memberikan jasa konsultasi kepada Jho Low, menurut laporan The Journal.
Kementerian Hukum dan Kehakiman AS sedang menyelidiki apakah Broidy juga berusaha untuk menjual pengaruhnya dalam administrasi Trump kepada pemerintah Malaysia dan China.
Jho Low dan Broidy dipertemukan atas perantara Pras Michel --pendiri grup hip-hop Fugees-- dan seorang pengusaha Thailand, Phengphian Laogumnerd. Michel dan Laogumnerd juga diduga menjadi perantara atas Jho Low untuk membantu sejumlah pembayaran finansial.
Dalam prosesnya, nama-nama di atas disebut menerima sejumlah porsi dari fulus yang Jho Low sedot dari 1MDB, sebagai imbalan atas jasa mereka. Metode pembayaran dilakukan dengan tranfer antar firma keuangan internasional di berbagai negara.
Akan tetapi, The Journal, yang mengutip sumber anonim yang paham dengan penyelidikan tersebut mengabarkan bahwa untuk saat ini, tidak ada bukti pasti bahwa setiap orang yang menerima pembayaran terkait menyadari bahwa fulus berasal dari dana yang dikuras Jho Low dari 1MDB.
Untuk saat ini, penyelidikan yang dilakukan AS menemukan bahwa Jho Low diduga menggelapkan uang sebesar US$ 4,5 miliar (setara Rp 66,1 triliun) dari 1MDB. Berkas dakwaan telah diajukan oleh pihak DoJ ke pengadilan perdata di California --tempat sejumlah aset Jho Low yang dibeli menggunakan uang haram 1MDB berada.
Kementerian Hukum dan Kehakiman AS juga tengah menyusun berkas dakwaan terpisah untuk menyeret Jho Low ke pengadilan pidana AS.
Â
* Update Terkini Jadwal Asian Games 2018, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Asian Games 2018 dengan lihat di Sini
Â
Simak video pilihan berikut:
Â
Tanggapan Berbagai Pihak
Kementerian Hukum dan Kehakiman AS secara resmi belum memberikan komentar terkait laporan The Wall Street Journal.
Sementara itu, juru bicara untuk Marc Kasowitz, Benson Torres mengonfirmasi bahwa firma hukum kliennya yang berbasis di New York "memang bertindak secara hukum mewakili Jho Low atas sejumlah urusan di Kementerian Hukum dan Kehakiman AS."
"Seperti halnya dengan semua klien kami, pekerjaan kami sebagai pengacara adalah mewakili dan membela kepentingan klien kami. Dan, seperti halnya dengan semua klien non-pro-bono (tidak gratis) kami, kami dibayar untuk layanan hukum yang kami sediakan," kata Torres kepada The Journal, seperti dikutip dari The New Strait Times.
Sedangkan, Bobby Burchfield mengatakan bahwa firma hukumnya, King & Spalding yang berbasis di Atlanta, Georgia, memang disewa oleh Jho Low untuk "memberikan nasihat hukum pada penyelidikan yang sedang berlangsung," ujarnya dalam sebuah surel yang dikirim kepada The Journal.
Burchfield juga mengatakan, "firma kami selalu melakukan due diligence yang komprehensif dalam menerima pembayaran apapun," ujarnya menangkis tuduhan bahwa mereka menerima tarif dari fulus haram.
"Lebih lanjut, baik saya maupun King & Spalding, secara langsung atau tidak langsung, tak memiliki hubungan apapun dengan entitas pemerintahan dan Jho Low. King & Spalding juga belum menjadi objek penyelidkan apapun dari Kementerian Hukum dan Kehakiman AS atas hal tersebut."
Advertisement
Sekilas Jho Low
Jho Low merupakan pengusaha muda, pemodal Malaysia, yang sejak skandal 1MDB pecah ke permukaan, diduga kuat menjadi jantung dari dugaan kasus rasuah terbesar yang mengguncang Negeri Jiran. Ia dituding melakukan pencucian uang sebesar miliaran dolar AS.
Dana fantastis itu diduga diperoleh Jho Low dari 1MDB, lembaga modal yang didirikan pemerintahan Perdana Menteri Najib Razak guna berinvestasi dalam sejumlah proyek di seluruh dunia, kemudian keuntungannya akan dikembalikan pada rakyat Malaysia.
Kini, Najib Razak telah berstatus sebagai terdakwa kasus korupsi 1MDB.
Uang yang Jho Low sedot dari 1MDB diduga dimasukkan ke rekening pribadinya yang ada di Amerika Serikat dan beberapa negara lain.
Menurut laporan agen federal Amerika Serikat Jho Low adalah satu dari sejumlah figur korup berkuasa yang menguras uang 1MDB.
Pada Rabu, 20 Juli 2016, Kementerian Kehakiman Amerika Serikat mengajukan gugatan perdata sebagai upaya menyita aset senilai lebih US$ 1 miliar atau lebih dari Rp 13 triliun sebagai bagian dari penyelidikan atas 1MDB.
Menurut gugatan itu, putra tiri Najib Razak, Riza Aziz dan orang dekatnya, Jho Low dianggap bertanggung jawab atas pengalihan dana US$ 3,5 miliar atau Rp 45,9 triliun dari 1MDB.
Meski gugatan itu tak menyebut nama, disebutkan bahwa uang sebesar US$ 700 didepositokan dalam rekening pribadi Malaysian Official 1, yang belakangan dikonfirmasi sebagai PM Malaysia Najib Razak.