Liputan6.com, London - Sebuah studi baru yang dilakukan oleh bank HSBC Inggris menunjukkan bahwa 1 dari 50 penumpang pesawat menemukan belahan jiwa saat berada di ketinggian.
Temuan tersebut berasal dari hasil wawancara terhadap 2.150 orang dari 141 negara pada puluhan maskapai penerbangan, di mana peserta ditanya tentang kemungkinan bertemu "belahan jiwa" saat terkurung dalam kabin pesawat yang mengudara di ketinggian 30.000 kaki.
Pada awal Era Jet, sebagaimana dikutip dari CNN pada Kamis (30/8/2018), ketika perjalanan udara menjadi tren global, poster-poster maskapai penerbangan menampilkan kesan glamor, termasuk selipan romansa di ketinggian, di tengah kepungan awan.
Advertisement
Baca Juga
Ide perjalanan udara sebagai hal romantis ditampilkan dalam poster wisata yang memikat pada tahun 1960-an, seperti iklan BOAC --cikal bakal British Airways-- yang menunjukkan pasangan berbagi ceri di dalam kabin pesawat.
Namun dewasa ini, ketika perjalanan udara menjadi hal lumrah, hampir sulit ditemukan suasana penerbangan yang glamor seperti sedia kala, sehingga terlihat mustahil untuk memunculkan romansa.
Namun penelitian HSBC mengungkapkan bahwa lebih dari setengah penumpang pesawat telah memulai percakapan dengan orang asing ketika berada di dalam penerbangan.
Bukan hanya hubungan romantis yang lahir di langit. Temuan ini menunjukkan bahwa satu dari tujuh orang mengaku membentuk persahabatan jangka panjang dengan orang yang ditemui saat terbang.
Sementara itu, 16 persen lainnya menambahkan bahwa pertemuan tersebut bisa menambah koneksi bisnis baru ke jaringan mereka.
Â
* Update Terkini Jadwal Asian Games 2018, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Asian Games 2018 dengan lihat di Sini
Â
Simak video pilihan berikut:Â
Â
Tidak Hanya Ditemukan dalam Penerbangan
Sementara itu, penelitian terkait tidak hanya menyebut tentang munculnya getaran-getaran cinta dalam perjalanan udara, melainkan juga berbagai hal lain yang menyangkut komunikasi interpersonal antar sesama penumpang.
Sekitar 48 persen dari responden yang disurvei merasa jika sesama penumpang melepas sepatu mereka, 65 persen merasa enggan untuk memulai atau menyambut ajakan berkomunikasi.
Begitupun 46 persen penumpang lainnya mengatakan tidak akan pernah mau mengajak ngobrol orang-orang yang berlaku egosis, dan tidak sopan menanggapi layanan pramugari.
Ditambah lagi, sebanyak 37 persen orang membenci penumpang yang mengambil terlalu banyak ruang bagi penyimpanan bagasi di kabin atas.
Lebih lanjut, sekitar 32 persen responden juga mengaku tidak segan mengajukan protes keras jika posisi tidur penumpang di samping terlihat mengganggu.
Advertisement