Liputan6.com, London - Ketika Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman, mengunjungi Amerika Serikat (AS) selama tiga hari pada bulan Maret, pemerintah Saudi menayangkan iklan satu menit di televisi kabel Inggris, yang mempromosikan agenda reformasi kerajaan, "Visi 2030."
Iklan pers besar menyatakan: "Reformasi ini membawa perubahan bagi Arab Saudi."
Tapi sekarang iklan terkait, yang telah tayang sebanyak 56 kali di stasiun televisi Sky itu, secara efektif dilarang oleh Ofcom, lembaga pengawas media di Inggris.
Advertisement
Hal itu, sebagaimana dikutip dari CNBC pada Jumat (31/8/2018), disebut melanggar larangan ketat negara pada iklan politik di televisi dan radio.
Baca Juga
Ofcom melarang tegas iklan ini karena dinilai menyinggung pendekatan Arab Saudi tentang kebebasan berbicara, hak asasi manusia, dan perlakuan terhadap wanita, di mana berisiko mengaburkan fakta yang sebenarnya.
Selain itu, Ofcom juga menemukan bahwa iklan terkait memuat ide "penjualan senjata Inggris ke Arab Saudi dan keterlibatan kerajaan dalam perang sipil Yaman", menjurus pada pembentukan opini publik secara sepihak.
Namun, dalam nota pembelaannya pada Ofcom, pemerintah Arab Saudi mengatakan ikaln terkait sengaja ditayangkan untuk mempromosikan perdagangan antara kedua negara.
Iklan ini menunjukkan montase gambar Arab Saudi, termasuk wanita yang mengemudi dan acara budaya, dengan sulih suara yang menyatakan: "Hal-hal yang tidak diragukan lagi berubah di Arab Saudi ... wanita Saudi telah diizinkan untuk mengemudi ... Sektor hiburan menampilkan banyak baru. Era Kerajaan masa kini yang mengurangi ketergantungannya pada minyak ... Kemitraan dunia kunci berada di tengah upaya pergeseran ini, terutama dengan Kerajaan Inggris. Hubungan jangka panjang kami membawa peningkatan kemakmuran dan keamanan bagi kedua negara."
Â
* Update Terkini Jadwal Asian Games 2018, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Asian Games 2018 dengan lihat di Sini
Â
Simak video pilihan berikut:Â
Â
Dituding Memengaruhi Opini Publik di Inggris
Ofcom memutuskan bahwa iklan itu dimaksudkan untuk mempengaruhi opini publik di Inggris tentang masalah kontroversi publik, dan karena itu juga melanggar aturan periklanan politik.
"Pernyataan-pernyataan yang termasuk dalam iklan itu tampaknya dirancang untuk mempromosikan secara positif kerajaan Arab Saudi, dan untuk membujuk pemirsa Inggris tentang manfaat kerajaan mempertahankan hubungan dengan Negeri Saudi," tulis Ofcom dalam pernyataan online.
Iklan tersebut ditayangkan oleh Pusat Komunikasi Internasional Saudi (CIC) atas nama Kementerian Kebudayaan dan Informasi kerajaan dan disetujui oleh layanan penyaringan Clearcast sebelum disiarkan.
Clearcast mengatakan menyetujui iklan berdasarkan hubungan perdagangan antara kedua negara.
Tidak ada denda atau sanksi lain yang diberikan, tetapi Arab Saudi mungkin tidak dapat menjalankan iklan televisi serupa di masa depan.
Tidak ada pembatasan serupa pada iklan politik di internet atau di media cetak di Inggris, kecuali televisi, lanjut laporan terkait.
Advertisement