Sukses

4 Teknologi Futuristik yang Bakal Jadi Favorit Para Milenial

Berikut 4 teknologi futuristik masa depan yang mungkin bakal menjadi favorit para milenial dan generasi muda-mudi selanjutnya.

Liputan6.com, Jakarta - Berbagai teknologi baru yang bermunculan tak dipungkiri akan mengubah masa depan dan memengaruhi seluruh pengalaman manusia dalam berbagai aspek kehidupan.

Contohmya ponsel. Dahulu hanya bisa digunakan untuk telepon dan pesan singkat, namun ponsel kini bisa melakukan banyak hal dan berubah nama menjadi smartphone.

Penggunanya pun tak hanya para orang dewasa, namun juga anak-anak hingga muda-mudi generasi milenial, yang memanfaatkan teknologi modern tersebut untuk berbagai keperluan.

Seiring berprosesnya zaman, banyak teknologi yang sebatas impian kita waktu kecil mulai terwujud. Semua itu berkat berbagai inovator teknologi yang berusaha keras menciptakan teknologi tersebut.

Dari berbagai contoh, berikut 4 teknologi futuristik masa depan yang mungkin bakal menjadi favorit para milenial dan generasi muda-mudi selanjutnya, seperti Liputan6.com rangkum dari Wonderlist, Minggu (2/9/2018).

 

* Saksikan keseruan Upacara Penutupan Asian Games 2018 dan kejutan menarik Closing Ceremony Asian Games 2018 dengan memantau Jadwal Penutupan Asian Games 2018 serta artikel menarik lainnya di sini.

 

Simak video pilihan berikut:

2 dari 5 halaman

1. Baju yang Otomatis Memperbaiki Diri Sendiri

Suatu hari, kita akan mengenakan pakaian yang dapat memperbaiki robekan mereka sendiri, berkat bantuan pelapis yang terbuat dari protein cumi-cumi --menurut sebuah studi baru.

Tak hanya berguna bagi kehidupan aktif sehari-hari para muda-mudi, temuan itu menjadi penting bagi mereka yang bekerja dan beraktivitas dengan mengandalkan pakaian pelindung --yang mencegah mereka dari kondisi hidup atau mati-- seperti jas hazmat atau rompi kevlar yang biasa digunakan ilmuwan lab atau penegak hukum.

Para ilmuwan sedang melakukan penelitian untuk menghasilkan serat-serat pakaian yang bisa memperbaiki diri sendiri yang dapat meningkatkan masa pakai dari jenis-jenis produk ini.

Serat-serat itu, jika berhasil beroperasi sepenuhnya, dapat memperbaiki robekan material secara cepat, sebagaimana cumi-cumi mampu menutup luka pada tubuh mereka sendiri --bayangkan betapa hemat pengeluaran kita karena tak lagi merogoh kocek untuk menjahit atau membeli baju baru.

3 dari 5 halaman

2. Bioskop 3D, Tanpa Kaca Mata 3D

Apakah Anda seorang yang gemar menonton di bioskop, terutama bioskop 3D? Bosan dengan kacamata 3D yang mengganggu?

Jangan khawatir, sebuah tim ilmuwan di Amerika Serikat tengah mengembangkan teknologi yang mampu menampilkan konten visual 3D, yang dapat dilihat tanpa perlu menggunakan alat bantu atau perekayasa optik --seperti kacamata 3D pada bioskop.

Mereka telah mengembangkan prototipe bioskop 3D sederhana yang dapat mendukung gambar 200 piksel.

Dalam eksperimen, penonton dapat melihat versi 3D dari angka-angka berpiksel di sejumlah kursi yang berbeda di sebuah teater kecil.

Namun, Wojciech Matusik, seorang profesor Teknik Elektro dan ilmu komputer di MIT percaya bahwa perlu upaya yang sangat sulit untuk menerapkan teknologi semacam itu di bioskop berukuran besar.

Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa, metode 3D tanpa kacamata sering menggunakan serangkaian celah yang dikenal sebagai hambatan paralaks yang ditempatkan di depan layar. Celah itu memungkinkan setiap mata untuk melihat satu set piksel yang berbeda, menciptakan ilusi kedalaman.

Hambatan-hambatan ini bekerja dengan jarak tertentu yang harus diatur dari layar ke para penonton. Oleh karena itu, teknologi tersebut membuatnya sulit untuk diterapkan di ruang yang lebih besar seperti teater, di mana orang dapat duduk di berbagai jarak dan sudut dari layar.

Kendati demikian, tak ada yang tak mungkin jika sekiranya di masa depan, bioskop komersil akan menampilkan tayangan 3D sepenuhnya.

4 dari 5 halaman

3. Drone Pembawa Koneksi Internet

Tes penerbangan pertama dari drone Aquila bertenaga surya yang dikembangkan Facebook, baru-baru ini selesai. Teknologi menjanjikan tersebut memiliki prospek untuk memperluas ruang lingkup konektivitas internet di seluruh dunia.

Menurut Jay Parikh, kepala teknik dan infrastruktur global di Facebook, ada potensi untuk menghadirkan peluang kepada miliaran orang di seluruh dunia internet cepat dan lebih hemat biaya.

Aquila akan dapat melingkari wilayah berukuran hingga 60 mil (96,6 kilometer). Pada saat yang sama, drone itu terbang sambil mengoperasikan sistem komunikasi laser dan sistem gelombang milimeter untuk membawa konektivitas ke daratan dari ketinggian setidaknya 60.000 kaki (18.288 meter).

Menurut Parikh, Aquila dirancang untuk menjadi hiper-efisien sehingga dapat terbang hingga tiga bulan sekaligus. Ia juga memiliki sayap pesawat terbang, namun bertenaga hemat.

Pada kecepatan jelajah penuh, Aquila hanya akan mengonsumsi listrik 5.000 watt --jumlah yang sama seperti tiga pengering rambut, atau sebuah microwave canggih.

5 dari 5 halaman

4. Bingkai Foto Slo-Mo

Terinspirasi oleh dua temannya yang suka menari, Jeff Lieberman dari Amerika Serikat menciptakan versi uji coba bingkai foto 'Slo Mo' --sebuah bingkai foto konvensional dengan teknologi luar biasa karena mampu 'memperlambat' gerak benda yang ada di dalamnya.

Bingkai itu terbuat dari kayu berukuran lebar 12,5 inci dengan tinggi 14,5 inci, menggunakan lampu strobe yang berkedip dengan laju yang terlalu cepat bagi mata manusia untuk menangkapnya.

Lampu itu berkedip-kedip dan mati 80 kali per detik dan disinkronisasi dengan getaran yang menghidupkan objek apa pun yang ditampilkan di dalam bingkai.

Ketika kilat cahaya terlalu cepat untuk dilihat, mereka menggabungkan dengan getaran berkecepatan tinggi hingga secara tidak kentara mengubah urutan gambar bergerak, mengubah cara mereka mencapai mata dan menciptakan ilusi gerakan yang tampak terjadi lebih lambat dari biasanya.

Menurut Liebermann, karya itu adalah metafora untuk semua aspek realitas yang tak terlihat dan merupakan pengingat terus-menerus terhadap hal-hal di luar apa yang kita lihat dengan indra kita. Produk ini diharapkan akan diproduksi massal pada 2019.