Liputan6.com, Kampala - Bintang pop Uganda yang banting setir menjadi politikus oposisi, dikabarkan telah tiba di Amerika Serikat (AS) untuk perawatan medis setelah diduga disiksa saat ditahan di negara asalnya.
Robert Kyagulanyi Ssentamu, yang dikenal sebagai Bobi Wine, mengatakan di Twitter pada Sabtu 1 September, bahwa dia telah tiba di AS setelah menderita "penyiksaan brutal" oleh pasukan khusus, tuduhan yang dibantah pemerintah Uganda.
Dikutip dari The Guardian pada Minggu (2/9/2018), Kyagulanyi menguggah foto dirinya di koridor bandara, duduk di kursi roda dan memegang kruk, meskipun tidak jelas di kota mana dia berada.
Advertisement
Baca Juga
Video tersebut diunggah oleh pengacara hak asasi manusia Nicholas Opiyo, yang memperlihatkan penyanyi berusia 36 tahun itu mengenakan baret merah khasnya, memberi hormat dan berterima kasih kepada pendukung di sepanjang jalan.
Upaya Kyagulanyi untuk meninggalkan Uganda sempat ditahan oleh pejabat setempat. Namun, setelah polisi menahannya di bandara, protes meletus di ibukota Uganda, Kampala, pada Jumat 31 Agustus, membuat otoritas memutuskan untuk melepaskan sang tokoh oposisi.
Kyagulanyi dan beberapa politisi lainnya didakwa menjegal iring-iringan mobil presiden, Yoweri Museveni, dalam aksi lempara batu pada 13 Agustus. Tuduhan itu disebut Kyagulanyi tidak berdasar, dan ia pun dilepas dari tahanan dengan jaminan pada Senin, 27 Agustus 2018.
Pihak berwenang Uganda pada awalnya menepis tuduhan bahwa Kyagulanyi dipukuli di tahanan sebagai "sampah" dan "berita palsu". Namun pada Jumat malam, seorang juru bicara polisi mengatakan akan ada investigasi atas tuduhan tersebut.
Â
Simak video pilihan berikut:
Mayoritas Kelompok Muda Mengkritik Pemerintah
Kyagulanyi sendiri mulai serius menjadi pihak oposisi bagi pemerintah Uganda sejak tahun lalu, di mana ia berhasil meraih jumlah pengikut besar, yang mayoritas berasal dari kalangan muda.
Sebelumnya, Kyagulanyi sering menyanyikan lagu-lagu ciptaannya yang berisi lirik satir terhadap pemerintahan Presiden Museveni.
Puluhan musisi global, termasuk Chris Martin, Chrissie Hynde dan Brian Eno mengeluarkan sebuah surat terbuka pada pekan lalu, yang mengutuk perlakuan terhadap Kyagulanyi.
Di lain pihak, dalam penampilan publik pertamanya setelah penangkapan oleh pemerintah Uganda, Kyagulanyi terlihat harus berjalan dengan alat bantu dan tampak menangis.
Sementara itu, Presiden Museveni (74), telah memegang kekuasaan mutlak sejak 1986 silam.
Dia telah berbicara dalam beberapa hari terakhir tentang "politisi yang tidak berprestasi mengambil keuntungan dari pemuda pengangguran kami, untuk memancing mereka ke dalam kerusuhan dan demonstrasi (melawan pemerintah)."
Advertisement