Sukses

Banjir Surut Picu Demam Tikus di Kerala India, 11 Orang Meninggal

Pemerintah meminta semua orang yang bersentuhan dengan air banjir Kerala, India untuk segera berobat guna menghindari epidemi 'demam tikus'.

Liputan6.com, Kerala - Negara bagian Kerala di India yang dilanda banjir mengeluarkan peringatan kesehatan, setelah 11 orang meninggal karena leptospirosis atau rat fever dalam dua hari terakhir.

Leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Leptospira interrogans yang disebarkan melalui urine atau darah hewan yang terinfeksi bakteri ini. Beberapa jenis binatang yang dapat menjadi pembawa leptospirosis adalah anjing, hewan pengerat seperti tikus, dan kelompok hewan ternak seperti sapi atau babi.

Dalam peringatan tersebut, seperti dikutip dari BBC, Rabu (5/9/2018), pemerintah meminta semua orang yang bersentuhan dengan air banjir untuk segera berobat sebagai tindakan pencegahan guna menghindari epidemi.

Para pejabat kesehatan di negara bagian India itu juga mengatakan tak ada alasan langsung untuk khawatir dan situasi sudah terkendali.

Banjir dahsyat telah menewaskan sekitar 400 orang di Kerala sejak Juni.

Lebih dari satu juta penduduk mengungsi, banyak dari mereka berlindung di ribuan kamp bantuan di seluruh negara bagian.

Para dokter mengatakan bahwa wabah itu tidak mengejutkan dan mereka siap untuk menghadapinya.

"Setelah banjir, kami menghadapi penyakit yang terbawa air seperti kolera, tifus, diare, hepatitis dan demam tikus," kata Dr Iqbal Babukunju, seorang pejabat kesehatan pemerintah senior kepada wartawan BBC Hindi, Imran Qureshi.

"Orang-orang baru saja mulai kembali ke rumah dari kamp-kamp bantuan. Di banyak rumah yang telah diklorinasi, air belum surut. Penyakit ini tak bisa dihindari," tambahnya.

Klorinasi air adalah proses penambahan klorin (Cl2) atau hipoklorit pada air. Metode ini digunakan untuk membunuh bakteri dan mikroba tertentu di air keran karena klorin sangat beracun.

Sejauh ini penyakit pascabanjir di salah satu negara bagian India itu telah terdeteksi di lima dari 13 distrik yang terkena banjir.

"Semua rumah sakit dilengkapi dengan penisilin. Panduan juga telah dikeluarkan untuk rumah sakit swasta tentang cara mengobati pasien rat fever," ujar Dr Saritha R, Direktur layanan kesehatan di Kerala.

Leptospriosis (juga disebut penyakit Weil) menyebar melalui tikus atau cairan hewan, dan dapat masuk ke tubuh manusia melalui luka kecil di kulit atau melalui mata, hidung dan mulut. Infeksi dari bakteri leptospiro.

Gejala penyakit ini termasuk demam, mual, nyeri otot, muntah, dan diare.

"Tikus mati yang tenggelam dalam air banjir mencemari airnya, memungkinkan bakteri leptospiro masuk ke tubuh manusia melalui kulit," kata Dr V Ravi, seorang profesor virologi di Institut Kesehatan Mental dan Neuro Sains Nasional India.

 

 

Saksikan juga video berikut ini:

2 dari 2 halaman

Banjir Melanda Kerala India, Bandara 'Lumpuh'

Seperti dikutip dari BBC, Kamis 16 Agustus 2018, pihak berwenang mengatakan bahwa banjir di Kerala sempat menutup bandara. Aktivitas di sana lumpuh, sementara lebih dari 85.000 orang kehilangan tempat tinggal.

Bandara Internasional Cochin, salah satu bandara tersibuk di India, telah ditutup hingga 18 Agustus karena landasan pacu terendam banjir.

Pemerintah negara bagian Kerala mengatakan, banyak dari mereka yang tewas akibat tertimbun puing dari tanah longsor.

Departemen Meteorologi India telah mengeluarkan peringatan 'level merah' di negara bagian tersebut.

Operasi penyelamatan sedang berlangsung dan pemerintah federal mengirimkan pasukan tambahan untuk membantu upaya penyelamatan warga setempat.

"Kami menyaksikan sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah Kerala. Hampir semua bendungan sekarang dibuka. Sebagian besar instalasi pengolahan air kami terendam, motornya rusak," kata Menteri Utama Pinarayi Vijayan.

Dia menambahkan bahwa kegagalan pemerintah negara bagian Tamil Nadu yang bertetangga untuk melepaskan air dari bendungan semakin memperburuk situasi.

Pada hari Rabu saja, negara bagian itu melaporkan 25 kematian. Pihak berwenang pun memperingatkan bahwa jumlah korban kemungkinan akan meningkat.

Perdana Menteri India dan Menteri Dalam Negeri, keduanya menawarkan bantuan federal kepada negara.

Sekolah di seluruh distrik Kerala -- 14 distrik -- telah ditutup, sementara beberapa distrik melarang wisatawan datang terkait masalah keamanan.