Sukses

Rusia: Stasiun Ruang Angkasa Bocor, Ada Pihak yang Sengaja Sabotase

Rusia mengklaim ada sabotase dalam kasus kebocoran wahana Stasiun Ruang Angkasa Internasional. Ini alasannya.

Liputan6.com, Moskow - Pihak Rusia mengatakan bahwa kebocoran udara di Stasiun Ruang Angkasa Internasional (ISS) kemungkinan akibat sabotase.

Dugaan tersebut disampaikan oleh kepala badan antariksa Rusia Roscosmos, Dmitry Rogozin, di tengah-tengah penyelidikan yang masih berlangsung.

Dikutip dari The Guardian pada Rabu (5/9/2018), lubang yang terdeteksi Kamis lalu itu ditemukan oleh wahana Soyuz milik Rusia, yang berlabuh di ISS. Rogozin menyebut hal itu kemungkinan bisa disebabkan oleh aktivitas latihan yang disengaja, baik di Bumi atau oleh seseorang di orbit.

 

Dijelaskan oleh Rusia, astronot menggunakan selotip untuk menutup kebocoran. Setelah tekanan kecil yang tidak mengancam jiwa akibat lubang itu menghilang.

"Sebuah komisi negara akan berusaha mengidentifikasi pelakunya," kata Rogozin, seraya mengatakan hal itu "masalah kehormatan" untuk perusahaan Energiya Rusia yang membuat wahana Soyuz.

Diminta berkomentar atas tuduhan kemungkinan sabotase, juru bicara NASA merujuk semua pertanyaan ke badan antariksa Rusia yang mengawasi analisis komisi.

Awalnya Rogozin mengatakan lubang di sisi kapal yang digunakan untuk mengangkut astronot kemungkinan besar disebabkan dari luar, yakni oleh meteorit kecil. Tetapi beberapa waktu kemudian, ia mengakui bahwa dugaan tersebut telah dikesampingkan.

ISS adalah salah satu dari beberapa wilayah kerja sama Rusia dan AS yang tetap tidak terpengaruh oleh kemerosotan hubungan dan sanksi Washington.

Saat ini, di ISS ada dua kosmonot dari Rusia, tiga astronot NASA dan seorang Jerman dari European Space Agency.

 

Simak video pilihan berikut:

 

 

2 dari 2 halaman

Beberapa Kemungkinan Lain

Seorang anggota parlemen Rusia yang merupakan mantan kosmonot menyarankan bahwa astronot yang secara psikologis terganggu dapat melakukannya untuk memaksa pulang lebih awal.

"Kami semua manusia dan siapa pun mungkin ingin pulang, tetapi metode ini sangat murahan," kata Maxim Surayev, yang berasal dari satu partai dengan Presiden Vladimir Putin.

"Saya berharap kepada Tuhan bahwa ini adalah cacat produksi, meskipun itu sangat menyedihkan, tidak ada yang seperti ini dalam sejarah kapal Soyuz," lanjutnya.

Di lain pihak, Alexander Zheleznyakov, mantan insinyur dan penulis industri luar angkasa, mengatakan kepada kantor berita negara TASS, bahwa pengeboran lubang gravitasi nol hampir tidak mungkin terjadi di bagian pesawat ruang angkasa itu.

Lubang itu ada di bagian kapal Soyuz yang diterbangkan di orbit dan tidak digunakan untuk membawa orang kembali ke Bumi.

Sebuah sumber industri luar angkasa mengatakan kepada TASS, bahwa pesawat antariksa itu mungkin telah rusak selama pengujian di Kosmodrom Baikonur di Kazakhstan.

Â