Liputan6.com, Nova Scotia - Pada 2 September 1998 malam, pesawat SwissAir Penerbangan 111 celaka, hanya dua jam usai lepas landas dari New York menuju Jenewa. Kapal terbang itu jatuh di Laut Atlantik, sekitar 8 kilometer dari pantai di dekat desa nelayan Peggy's Cove dan Bayswater, Nova Scotia, Kanada.
Seluruh awak dan penumpang yang berada di McDonnell Douglas MD-11 itu meninggal dunia. Sementara, badan pesawat pecah berkeping-keping.
Di tengah tragedi kemanusiaan yang timbul akibat bencana tersebut, desas-desus beredar soal nasib harta karun yang konon berada dalam pesawat.
Advertisement
Baca Juga
Menurut The Canadian Press, harta benda dalam jumlah banyak diangkut di dalam pesawat, termasuk lebih dari 5 kilogram berlian dan perhiasan, sebuah lukisan Picasso bernilai jutaan dolar, dan lembaran uang yang jika ditimbang beratnya hampir 50 kg.
Namun, tak ada satupun harta tersebut yang ditemukan.
Jurnalis sekaligus penulis Stephen Kimber, yang menulis buku berjudul, Flight 111: A Year in the Life of a Tragedy mengungkap soal keberadaan harta karun tersebut, yang konon nilainya mencapai 528 juta dolar Australia atau Rp 5,49 triliun.
"Ada banyak desas-desus yang muncul soal itu pascakecelakaan. Bahwa ada barang-barang berharga di dalam pesawat," kata dia kepada The Canadian Press, seperti dikutip dari News.com.au, Sabtu (8/9/2018).
"Di suatu titik di dasar lautan, secara teoritis, berlian-berlian itu berada."
Sementara itu, seorang pembuat film dokumenter, John Wesley Chisholm mengatakan, perburuan harta karun di sekitar lokasi kecelakaan adalah hal yang terlarang.
Namun, menurut dia, ada kemungkinan seseorang menjarah sejumlah harta dengan kedok mencari bangkai kapal yang ada di sana.
"Teknik yang biasa dalam perburuan harta karun adalah dengan mengatakan, 'kami mencari bangkai kapal di sana'...padahal faktanya mereka mencari harta yang berasal dari SwissAir.
"Harta karun bisa membuat orang gila...membuat mereka yang waras melakukan hal-hal di luar akal sehat."
Kimber mengklaim, pesawat itu membawa berlian yang merupakan bagian dari pameran American Museum of Natural History -- bersama sekilo berlian lain, 4,5 kilogram perhiasan lain, 49 kg uang tunai, dan lukisan Picasso yang diyakini rusak akibat kecelakaan.
Lukisan berjudul Le Peintre itu ditaksir bernilai 2 juta dolar.
Pasca-kecelakaan, kapal khusus yang dilengkapi vakum dikerahkan ke lokasi kecelakaan SwissAir, untuk mengangkat puing-puing pesawat.
Sudah ada 18.000 kilogram puing yang terangkat. Namun, tak pernah ada laporan terkait temuan harta.
Sementara itu, rencana perusahaan asuransi Lloyd’s of London untuk menyisir area kecelakaan untuk mengambil harta yang ada di sana dibatalkan, menyusul kemarahan para keluarga korban.
Saksikan video terkait pesawat berikut ini:
20 tahun berlalu...
Awal bulan ini, ratusan keluarga dan kerabat korban SwissAir Penerbangan 111 berkumpul dalam sebuah acara yang digelar di Bayswater. Bersama penduduk setempat mereka memperingati 20 tahun tragedi kecelakaan itu.
Salah satunya adalah Robert Kokoruda yang kehilangan ayah, ibu, juga empat temannya. "Rasanya seperti baru kemarin," kata dia kepada CBC. "Sungguh sulit dipercaya, itu terjadi 20 tahun lalu.
Lokasi persis di mana kecelakaan terjadi belum diketahui, meski penyelidikan yang dilakukan pihak Transportation Safety Board of Canada (TSB) menguak 11 penyebab dan faktor yang berkontribusi atas tragedi itu.
Salah satunya adalah fakta bahwa standar yang tersertifikasi untuk material yang mudah terbakar dalam pesawat tidak mencukupi, yang membuat penggunaan material itu berpotensi memicu, mempertahankan atau bahkan menyebarkan api.
Begitu api mulai menyala, kobaran menyebar dengan cepat, merusak sistem pesawat dan akhirnya mengarah pada "hilangnya kendali" kapal terbang.
Advertisement