Liputan6.com, Chișinău - Presiden Moldova, Igor Dodon mengalami kecelakaan lalu lintas di barat laut ibu kota Chisinau. Ia dilaporkan mengalami luka akibat insiden tersebut.
BBC yang dikutip Senin (10/9/2018) melaporkan bahwa ada sebuah truk menyalip saat hujan di dekat kota Straseni dan menabrak konvoi presiden Moldova.
Advertisement
Baca Juga
Dodon (43 tahun), merupakan sekutu Presiden Rusia Vladimir Putin dan telah memimpin Moldova sejak Desember 2016.
Meski demikian, Presiden Igor Dodon selamat dan hanya mengalami luka.
Jika waktu kembali diputar, ada banyak pemimpin dunia di sejumlah negara yang tewas tragis dalam kecelakaan.
Kecelakaan yang mereka alami bukan mobil, melainkan pesawat. Seperti dikutip dari berbagai sumber, Senin (10/9/2018), berikut ini 4 presiden dunia yang tewas akibat kecelakaan di udara:
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
1. Ramon F Magsaysay - Presiden Filipina
Pada 17 Maret 1957, Presiden Ramon F Magsaysay mengalami kecelakaan pesawat tragis di Cebu, Filipina. Hal ini lantas membuat hati masyarakat hancur berkeping-keping.
Ia mengembuskan napas terakhir di usia yang masih relatif muda yakni 49 tahun. Mengutip arsip Filipina News Agency, akhir tragis kehidupan Ramon bermula saat ia tengah dalam perjalanan menuju kembali ke Manila usai pertemuan dengan tiga lembaga pendidikan di Cebu pada 16 Maret 1957.
Pesawat kepresidenan bernama Mt. Pinatubo yang ditumpanginya jatuh di Gunung Manunggal, Cebu. Jenazah Presiden Ramon F Magsaysay berhasil diidentifikasi dari jam tangan dan cincin yang dikenakannya saat itu.
Advertisement
2. Boris Trajkovski - Presiden Macedonia
Presiden Macedonia Boris Trajkovski tewas dalam kecelakaan pesawat Super King Air 200 di pegunungan dekat Desa Pitulja, sekitar 85 kilometer sebelah selatan Sarajevo, Bosnia pada 26 Februari 2004.
Tak ada yang selamat dalam kecelakaan tersebut. Diduga, pesawat kepresidenan bermesin ganda itu jatuh akibat kabut tebal dan hujan di sekitar lokasi kejadian.
Seperti dikutip dari Kantor Berita Associated Press, pesawat yang ditumpangi Presiden Boris Trajkovski beserta enam asistennya dan diawaki dua pilot keluar dari pantauan radar menara pengawas.
Tak lama kemudian, Perdana Menteri Irlandia Bertie Ahern menginformasikan batalnya rencana pertemuan dengan Presiden Macedonia. Sebab, pesawat yang membawa Presiden Boris Trajkovski jatuh saat akan menghadiri sebuah pertemuan internasional di Bosnia.
Â
3. Lech Kaczynski - Presiden Polandia
Nasib tragis menimpa kepala negara Polandia, Presiden Lech Kaczynski. Dia mengalami kecelakaan pesawat di Rusia dalam perjalananan dinas, untuk memperingati 70 tahun pembantaian Katyn.
Dalam pembantaian Katyn, ribuan warga Polandia menjadi korban pada masa pemerintahan Uni Soviet selama Perang Dunia II.
Seperti dimuat BBC, pesawat jatuh di kawasan Smolensk, Rusia pada tanggal 10 April 2010 pukul 06.56 waktu setempat. Menurut saksi Mata, Slawomir Wisniewski, pesawat terbang begitu rendah dan sayapnya oleng menghujam tanah.
Seluruh penumpang, total 97 orang, yang berada di dalamnya tewas. Termasuk Presiden Kaczynski dan sang istri, Maria.
Selain itu, sejumlah petinggi negara juga tewas, seperti Kepala Angkatan Bersenjata, Gubernur Bank Pemerintah Polandia, serta petinggi parlemen pusat. Polandia kehilangan hampir separuh tokoh utama pemerintahannya.
Pemerintah Polandia dan Rusia menjelaskan, pesawat menabrak pepohonan karena terjebak di kabut tebal, saat hendak mendarat di Bandara Smolensk.
Advertisement
4. Muhammad Zia ul-Haq - Presiden Pakistan
Pada 17 Agustus 1988, Presiden Pakistan, Muhammad Zia ul-Haq, dan Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk Pakistan, Arnold Raphel, tewas dalam sebuah kecelakaan pesawat. Kapal terbang itu dilaporkan menukik tajam lalu berhasil terbang stabil, namun tak bertahan lama sebelum akhirnya jatuh di Bahalwalpur, Pakistan.
Seperti dikutip dari History Commons, selain Presiden Zia dan Dubes Raphel, pesawat itu juga mengangkut Direktur Badan Intelijen Pakistan (ISI), Akhtar Abdur Rahman serta sejumlah pejabat dari kedua negara. Investigasi gabungan AS-Pakistan, gagal menjelaskan secara definitif penyebab kecelakaan itu.
Menurut Kepala ISI Biro Afghanistan, Mohammad Yousaf, kecelakaan itu terjadi karena sabotase. Ia mengaku tak tahu siapa yang bertanggung jawab, namun Yousaf menegaskan Kementerian Luar Negeri AS berperan dalam 'menutupi' kasus ini.