Sukses

Perkuat Kerja Sama Lawan Teroris, Tentara Afghanistan Akan Berlatih di China

Beijing dan Kabul siap untuk memperdalam hubungan militer guna melawan teroris dengan mengirim pasukan dari Afghanistan untuk berlatih di China.

Liputan6.com, Kabul - Beijing dan Kabul siap untuk memperdalam hubungan militer dengan mengirim pasukan dari Afghanistan untuk berlatih di China, menurut seorang pejabat diplomatik.

Jana Mosazai, Duta Besar Afghanistan untuk China, Vietnam dan Mongolia, mengatakan bahwa "brigade gunung" yang dibentuk bersama oleh Beijing dan Kabul untuk memerangi terorisme di Koridor Wakhan, "akan melaksanakan pelatihan yang akan berlangsung di China," ujarnya kepada kantor berita Reuters, seperti dikutip dari kantor berita Rusia Sputnik News Agency, Selasa (11/9/2018).

Koridor Wakhan adalah jalur daratan sempit (salient) yang tidak ramah dan hampir tidak dapat diakses, yang membentang timur ke barat sekitar 350 km dari provinsi Badakhshan di Afghanistan utara ke wilayah otonomi khusus Xinjiang di China. Koridor Wakhan juga berbatasan dengan Tajikistan di utara dan Pakistan di selatan.

"Brigade gunung" yang akan dikirim ke China tersebut kemungkinan merupakan personel yang bermarkas di Provinsi Badakhshan, Afghanistan --yang mana lokasi tersebut merupakan wilayah utama operasi penumpasan teroris yang beraktivitas di Asia Tengah dan China, media pertahanan Inggris IHS Jane melaporkan pada Senin 10 September 2018.

Selain membantu mereka melatih brigade gunung, Kabul juga meminta agar Beijing melengkapi pasukan Afghanistan dengan persenjataan militer.

"Kami telah meminta agar mereka menyediakan kendaraan tempur, helikopter tempur, dan juga kemampuan udara serta pengintaian," kata Mosazai.

Pemerintah Afghanistan juga telah meminta Beijing untuk memberikan bantuan hibah sehingga Kabul dapat membeli helikopter tempur.

Satu helikopter tempur yang mungkin sesuai dengan kebutuhan pasukan keamanan dan pertahanan Afghanistan adalah Harbin Z-20 China, helikopter tempur tipe medium-lift dengan mesin kuat.

India juga telah mengirim helikopter serbu (attack helicopter) Mi-25 untuk mendukung militer Afghanistan, menurut Sputnik.

Sementara itu, AS juga telah mengirimkan hampir dua lusin pesawat tempur ringan A-29 turboprop untuk mendukung AAF, The Diplomat melaporkan pada bulan Mei.

Pada akhir Agustus, Sputnik melaporkan bahwa Beijing sedang membangun pangkalan militer di Afghanistan, yang akan memungkinkan tentara China untuk berlatih di negara Asia Selatan dan membantu memerangi terorisme. Kementerian Luar Negeri China membantah adanya rencana itu pada 29 Agustus, mengatakan bahwa laporan pangkalan militer China di Afghanistan "tidak benar."

 

Simak video pilihan berikut:

 

2 dari 2 halaman

China Lawan Separatisme, Terorisme dan Ekstremisme

Sebelum pihak Kemlu China membantah kabar mengenai proses pembangunan pangkalan angkatan bersenjata di Afghanistan, kabar yang beredar sempat menyebut bahwa kamp militer itu terletak dekat dengan Xinjiang, yang dianggap Beijing sebagai sumber utama dari separatisme, terorisme dan ekstremisme --dan telah memicu serangkaian serangan kekerasan di wilayah tersebut dalam beberapa tahun terakhir.

Berdirinya kamp baru itu sempat tercium pada awal tahun ini, setelah kantor berita Rusia Ferghana News melaporkan pada Januari bahwa Beijing akan membiayai pangkalan militer baru di Provinsi Badakhshan, Afghanistan setelah menteri pertahanan dari kedua negara sepakat tahun lalu untuk bekerja sama memerangi terorisme, mengutip Jenderal Davlat Vaziri dari kementerian pertahanan Afghanistan.

Pada saat itu, kementerian pertahanan China membantah bahwa mereka memiliki rencana untuk membangun "pangkalan militer" di Afghanistan, tetapi mengatakan Beijing telah memberikan bantuan dan dukungan kepada tetangganya sebagai bagian dari upaya kerja sama keamanan, termasuk operasi kontraterorisme.

Ahli militer yang berbasis di Beijing, Li Jie mengatakan bahwa China telah meningkatkan tindakan anti-terorismenya, tetapi itu juga diperlukan untuk bekerja dengan negara-negara lain di Asia Tengah dan Timur Tengah.

"Jika mereka akan melenyapkan separatisme, terorisme dan ekstremisme (di Xinjiang), maka mereka harus pergi ke sumber utama kekuasaan mereka dan menjatuhkan mereka," kata Li Jie, seperti dikutip dari The South China Morning Post.

"Tapi karena PLA tidak akrab dengan medan dan dengan kehidupan di Afghanistan, kerja sama bilateral adalah cara terbaik untuk mendapatkan hasil yang menguntungkan kedua pihak."

Afghanistan sendiri telah menjadi anggota pengamat dari blok keamanan regional yang dipimpin Tiongkok, Shanghai Cooperation Organization (SCO) sejak 2012, di samping menerima banyak bantuan pendanaan dan kerja sama militer dari Beijing selama beberapa tahun terakhir.

China juga telah memberikan lebih dari US$ 70 juta dalam bentuk bantuan militer ke Afghanistan dalam tiga tahun terakhir, peneliti Ahmad Bilal Khalil, dari Centre for Strategic and Regional Studies di Kabul, mengatakan pada bulan Februari. Dia menambahkan bahwa alasan diberikannya bantuan itu adalah karena Beijing khawatir ketidakstabilan di negara tetangga dapat mengancam kepentingan ekonominya yang tumbuh di seluruh kawasan.

Li Wei, seorang spesialis kontraterorisme di China Institutes of Contemporary International Relations, juga mengatakan bahwa selain memberikan dukungan militer, Beijing juga telah meningkatkan kerja sama ekonomi dengan Afghanistan, yang kaya akan sumber daya alam, dengan lebih dari 1.400 deposit mineral.