Liputan6.com, California - Para ilmuwan --yang mencari kehidupan di angkasa luar-- mengklaim bahwa mereka telah menemukan 72 sinyal radio misterius di Galaksi Bima Sakti. Gelombang tersebut terdeteksi oleh kecerdasan buatan (Artificial Intelligence atau AI) yang terdapat dalam mesin pencari alien.
Para peneliti dari SETI (Search for Extraterrestrial Intelligence) Institute menemukan sinyal yang tidak biasa itu ketika memeriksa data radio sebesar 400 terabyte dari sebuah galaksi kerdil, yang berjarak tiga miliar tahun cahaya dari Bumi. SETI adalah nama dari sekelompok usaha terorganisir untuk mendeteksi kehidupan ekstraterestrial. Sejumlah usaha yang tergabung di dalamnya diorganisir dan didanai oleh pemerintah Amerika Serikat.
Baca Juga
Periset mengemukakan, hampir semua teknologi AI sudah mengotomatisasi analisis data dan menyisir kumpulan data besar untuk mengidentifikasi pola atau kejadian yang tidak biasa.
Advertisement
Sinyal yang ditemui oleh para ilmuwan --semburan radio cepat (Fast Radio Bursts atau FRB)-- berbentuk pulse (bunyi teratur) dan ditemukan pertama kali pada tahun 2007. FRBs diyakini oleh para peneliti berasal dari galaksi yang jauh dari Bumi, meskipun belum diketahui asal mulanya.
"Sifat dari objek yang memancarkan FRB tidak diketahui," kata SETI, seperti dikutip dari Sky News, Rabu (12/9/2018). "Ada banyak teori yang kami dapatkan, termasuk bahwa FRB adalah tanda dari sebuah teknologi yang dikembangkan oleh kehidupan di antariksa."
Tahun lalu, para ilmuwan di Harvard University menyatakan bahwa FRB kemungkinan muncul karena adanya kebocoran energi dari pemancar yang kuat di ruang hampa, yang dibangun oleh sebuah peradaban asing atau alien untuk kapal raksasa mereka, ketika melakukan perjalanan antarbintang (interstellar).
FRB terdeteksi dalam data yang dikumpulkan oleh Green Bank Telescope, bagian dari Radio Quiet Zone AS, di mana sinyal komunikasi nirkabel tidak boleh digunakan untuk mencegah gangguan dengan teleskop tersebut.
Gerry Zhang, seorang mahasiswa PhD di Berkeley University, adalah orang yang mengembangkan algoritma mesin pembelajaran (machine-learning) yang digunakan untuk memeriksa data sebesar 400 terabyte tersebut. Sedangkan peneliti lain telah mengidentifikasi temuan 21 FRB yang diduga berasal dari makhluk astral seperti alien.
"Karya milik Gerry menarik, bukan hanya karena bisa membantu kita dalam memahami perilaku dinamis FRB secara lebih rinci," papar Dr Andrew Siemion dari SETI. "Tetapi juga karena mesin itu mampu mendeteksi sinyal yang tidak bisa dibaca oleh algoritma klasik."
"Teknik baru ini telah meningkatkan kepekaan kami terhadap sinyal dari teknologi angkasa luar," imbuh Dr Siemion.
Sementara itu, hasil penelitian ini telah diterima untuk dipublikasikan dalam Astrophysical Journal.
Saksikan videonya di bawah ini:
Teleskop Radio Kanada Tangkap Sinyal Misterius dari Antariksa
Sementara itu, sebuah teleskop radio baru di Kanada berhasil menangkap sinyal misterius terduga dari alien di antariksa, atau lazim dikenal dengan sebutan semburan radio cepat atau Fast Radio Bursts (FRB).
The Canadian Hydrogen Intensity Mapping Experiment (CHIME) di British Columbia, Kanada mendeteksi FRB berfrekuensi di bawah 700 MHz itu pada 25 Juli 2018. Sinyal itu kemudian diberi nama FRB 180725A.
FRB adalah semburan panjang emisi radio dalam hitungan milidetik yang berasal dari sumber yang tidak dikenal di alam semesta.
Mereka adalah salah satu misteri kosmik baru, yang pertama kali berhasil dideteksi oleh komunitas ilmuwan sekitar satu dekade lalu.
Berbagai penjelasan yang mungkin mengenai asal FRB itu beragam, termasuk semburan dari "magnetar", lubang hitam yang meledak, dan peradaban alien yang sangat maju. Demikian seperti dikutip dari CBS Sacramento, Kamis 9 Agustus 2018.
Menanggapi seputar temuan baru FRB 180725A, pihak CHIME menyebut bahwa "masih sangat awal pada titik ini untuk menyimpulkan sumber transmisi sinyal tersebut."
Sementara itu, CHIME juga mengumumkan dalam postingan di "Astronomer's Telegram" -- jaringan daring komunitas atau penggiat pencari FRB -- bahwa mereka telah menemukan FRB frekuensi serendah 400 MHz dalam sepekan terakhir, menunjukkan bahwa sinyal itu berasal dari sumber yang tidak diketahui di Bumi.
Sejauh ini hanya satu FRB yang teramati yang terus berulang mengirim sinyal. Para peneliti menyimpulkan, sumber pengirim sinyal itu memiliki gelombang transmisi yang luar biasa kuat, karena mampu mengirimkannya melintasi alam semesta.
Ini menjadi temuan terbaru dalam studi FRB. Beberapa organisasi observatorium, seperti CHIME, terus menjaga telinga ke antariksa untuk petunjuk lebih lanjut demi membantu memecahkan misteri tersebut --serta membuka peluang untuk membuktikan kemungkinan keberadaan alien.
CHIME sendiri telah beroperasi kurang dari satu tahun. Observatorium itu dibentuk untuk mengumpulkan data tentang FRB dan pertanyaan lain yang belum terjawab dalam astrofisika.
Advertisement