Liputan6.com, Tokyo - Pihak pengelola Bandara Internasional Narita di Prefektur Chiba, Jepang, menghentikan operasional untuk sementara waktu. Langkah itu dilakukan setelah ada penemuan sebuah bom yang terkubur di dekat landasan pacu.
Bom itu ditemukan pada Kamis, sekitar pukul 03.30 pagi waktu setempat, beberapa saat setelah petugas mengecek kesiapan landasan pacu untuk memulai penerbangan paling pagi.
Dikutip dari The Japan Times, Kamis (13/9/2018), bom itu berhasil digali keluar sepenuhnya menjelang pukul 05.30 pagi waktu setempat, didampingin oleh petugas penjinak bom dari Kepolisian Metropolitan Tokyo.
Advertisement
Baca Juga
Laporan sementara dari pihak kepolisian mengatakan bahwa bom tersebut adalah bagian dari jenis bom yang gagal meledak, diduga berasal dari masa keterlibatan Jepang di Perang Dunia II.
Sementara landasan pacu paralel A ditutup, seluruh pesawat dialihkan sementara ke landasan pacu paralel B, menyebabkan penundaan atau delay belasan jadwal penerbangan dari dan ke Narita.
Operasional bandara kemungkinan akan kembali normal sebelum tengah hari, tulis laporan kantor berita pemerintah Jepang Kyodo, mengutip pernyataan petugas setempat.
Â
Simak video pilihan berikut:
Â
Kejadian berawal saat oknum penumpang bernama Fransiskus Sigiri berteriak adanya bom ketika memasukan tas dalam cabin.
Bom Meledak di Bandara Narita pada 1985
Sementara itu pada 25 Juni 1985, Bandara Internasional Narita juga pernah mengalami ancaman bom, yang berujung pada ledakan salat satu kontainer bagasi.
Pejabat kepolisian kala itu mengatakan bahwa ledakan terjadi pada bagasi yang baru diturunkan dari pesawat Canadian Pacific Airlines, dengan rute dari Vancouver ke Tokyo.
Dikutip dari arsip laporan New York Times pada Kamis, sebanyak dua petugas bagasi dilaporkan tewas, dan empat orang lainnya terluka. Adapun total 374 orang penumpang dan 16 awak di dalam pesawat terkait, dikabarkan selamat dan segera dievakuasi menuju terminal ketika api tengah berupaya dipadamkan.
Di antara pertanyaan-pertanyaan kunci yang menurut pihak berwenang tidak dapat dijawab adalah apakah bom itu telah meledak oleh pengatur waktu, yang mungkin telah dimatikan di udara.
Kementerian Luar Negeri mengatakan bahwa Perdana Menteri Kanada kala itu, Brian Mulroney, telah mengirim pesan kepada Perdana Menteri Jepang, Yasuhiro Nakasone, mengungkapkan belasungkawa atas insiden di Bandara Narita --yang beberapa bulan sebelumnya-- baru saja diresmikan sebagai Bandara Internasional Tokyo Baru.
Sebaliknya, pemerintah Jepang tidak mengeluarkan pernyataan khusus, entah itu simpati atau kemarahan, kecuali memerintahkan otoritas terkait untuk menyelidikinya hingga tuntas.
Advertisement