Liputan6.com, Paris - Menteri Prancis untuk urusan Eropa, Nathalie Loiseau, mengancam akan menghentikan layanan kereta Eurostar ke Inggris, jika tidak tercapai kesepakatan yang saling menguntungkan tentang kebijakan Brexit.
Ancaman itu disampaikan oleh Loiseau sebagai penegasan bahwa Prancis mendesak penyelesaian segera kebuntuan tentang isu poitik dan ekonomi, sebelum Inggris benar-benar meninggalkan Uni Eropa.
Dikutip dari South China Morning Post pada Jumat (14/9/2018), pemerintah Prancis mengaku tidak main-main untuk menghentikan laju Eurostar, dan bahkan membatasi wilayah terbang pesawat dari Inggris, jika keputusan Brexit tidak meninggalkan kesepakatan yang menguntungkan bagi kedua belah pihak.
Advertisement
Baca Juga
Loiseau mengatakan kepada lembaga think tank Chatham: "Kita harus memiliki kesadaran yang jelas tentang keseimbangan hak dan kewajiban atas hubungan masa depan antara Inggris dan Uni Eropa. Rincian akan dikerjakan setelah itu, tetapi ada kebutuhan yang harus dipenuhi untuk menjelaskan perspektif pada sesama warga kami, untuk bisnis kami, di Uni Eropa."
Di lain pihak, ada laporan bahwa Jerman mendukung deklarasi politik yang kabur tentang hubungan masa depan Uni Eropa dan Inggris. Hal itu --sebagian besar-- disebabkan oleh kurangnya waktu dan ketakutan bahwa PM Theresa May akan ditekan oleh skeptis Konservatif di London, yang menolak kesepakatan apa pun dengan Uni Eropa.
Kesepakatan final tentang Brexit akan mencakup perjanjian mengikat secara hukum, yang meliputi perbatasan Irlandia dan deklarasi tentang hubungan masa depan dengan Uni Eropa.
Â
Simak video pilihan berikut:Â
Â
Sulit Mendapat Solusi Berimbang
Menurut Loiseau, Inggris dan Uni Eropa telah berusaha untuk berpisah tanpa menyakiti negara-negara tetangganya di Benua Biru, tetapi "tidak ada cara bahwa hal terkait bisa memberikan solusi berimbang (win-win solution) untuk kedua belah pihak".
Loiseau menolak permintaan untuk berspekulasi tentang kemungkinan perpanjangan pembicaraan setelah Maret tahun depan, yang merupakan batas akhir kesepakatan Brexit.
"Jika ada posisi baru, kami akan mempelajarinya," katanya seraya menegaskan tidak ada permintaan terkait, baik dari pihak Inggris maupun parlemen Uni Eropa.
Meski belum ada tanggapan lebih lanjut, namun ancaman pembatasan izin terbang di wilayah udara Prancis telah membuat otoritas transportasi di Inggris khawatir. Mereka menuntut kepastian apakah ke depannya pesawat-pesawat dari Inggris bisa terbang tanpa gangguan ke berbagai destinasi di Uni Eropa.
Advertisement