Sukses

Teror Ular Mengancam Warga yang Terdampak Badai Florence di AS

Terjangan badai Florence dikhawatirkan menerbangkan 38 spesies ular ke berbagai wilayah, yang membahayakan penduduk.

Liputan6.com, Washington DC - Hantaman 'badai monster' Florence disebut akan berdampak membahayakan terhadap masyarakat yang tinggal di sebagian wilayah Pantai Timur Amerika Serikat (AS).

Selain membawa hujan deras dan angin sangat kencang, badai Florence juga diperkirakan akan membawa 'teror bencana' lain yang tidak kalah mengkhawatirkan, yakni terhempasnya ratusan ular ke luar habitatnya.

Dikutip dari Indy100.com pada Minggu (16/9/2018), pejabat di sebuah kebun binatang di Myrtle Beach, negara bagian South Carolina, mengatakan sekitar 38 spesies ular berisiko tersapu oleh badai, dan pindah di lingkungan terdekat.

Beberapa jenis ular yang kemunginan terhempas oleh badai Florence termasuk ular berbisa tembaga dan cottonmouth, di mana keduanya dikenal sebagai hewan pesisir yang membahayakan.

Berbicara kepada harian lokal The Sun News, Gerald O'Malley dari Grand Street Hospital mengatakan: "Mereka (ular) menyuntikkan racun, yang menyebabkan kerusakan jaringan, hilangnya trombosit, menyebabkan perdarahan, dan bahkan memicu kematian."

Meskipun penduduk setempat telah diberi peringatan badai yang jelas, seperti bertahan di dalam bangunan, namun mereka juga diberitahu apa yang harus dilakukan jika diserang oleh salah satu ular yang mematikan.

Siapapun yang terkena patukan ular, menurut O'Mailley, disarankan untuk segera pergi ke rumah sakit terdekat yang masih buka, karena sebagian besar fasilitas medis akan ditutup selama badai.

Warga juga disarankan untuk tidak melakukan panggilan 911 kecuali itu adalah keadaan yang sangat darurat, misalnya seperti ketika terkena gigitan ular berbisa.

Meski fenomena seperti yang disebut di atas sangat jarang terjadi selama badai, namun warga tetap diminta untuk selalu waspada terhadapnya.

Selama Badai Harvey pada bulan September 2017, cukup banyak laporan yang menyebut tentang penemuan semut api dan buaya di rumah-rumah penduduk di wiayah yang serupa dilintasi badai Florence saat ini.

Thad Bowman dari pusat penangkaran Alligator Adventure di Myrtle Beach, yang menampung beberapa spesies ular dan buaya, telah mengatakan bahwa mereka melakukan semua yang mereka bisa untuk menjaga seluruh hewan di sana tetap aman.

 

Simak video pilihan berikut:

2 dari 2 halaman

Badai Florence Picu Kerusakan dan Korban Jiwa

Setidaknya 10 orang tewas di Negara Bagian North Carolina dan satu lainnya tewas di Negara Bagian South Carolina yang bertetangga, akibat Badai Florence yang mulai menghantam pesisir timur Amerika Serikat (AS) sejak Jumat 13 September 2018, menurut laporan dari otoritas lokal.

Belum jelas apakah ada korban luka akibat badai, namun, bencana alam tersebut telah berdampak pada hampir 796.000 orang di dua Carolina. Hampir sebagian besar dari yang terdampak melaporkan putusnya jaringan listrik di wilayah pemukinan, demikian seperti dikutip dari CNN, Minggu 16 September.

Tiga kematian terakhir di North Carolina terkait dengan banjir bandang dan air deras di jalan-jalan di Duplin County, kata kantor sheriff (polisi lokal) setempat.

"Sebagian besar kematian akibat badai terjadi karena korban tenggelam di air tawar saat berada di dalam mobil," kata Gubernur North Carolina, Roy Cooper. "Jangan mengemudi melintasi air banjir atau arus air deras."

Di South Carolina, seorang wanita 61 tahun meninggal Jumat malam ketika mobilnya menabrak pohon yang jatuh saat badai, kata pejabat darurat negara.

Bagi yang terpaksa berkendara untuk mengungsi, otoritas setempat menganjurkan warga untuk mencari rute memutar yang tak dilintasi oleh badai.

"Satu hal yang ingin saya cegah adalah ribuan orang terdampar di jalan lintas negara bagian," kata Menteri Transportasi Negara Bagian North Carolina Jim Trogdan.