Liputan6.com, Washington DC - Kedutaan Besar RI di Washington DC memperkirakan bahwa ribuan warga negara Indonesia (WNI) di Amerika Serikat terdampak Badai Florence yang menghantam pesisir timur AS sejak akhir pekan lalu.
Dalam keterangan tertulis, Koordinator Fungsi Pensosbud KBRI Washington Yudho Sasongko menjabarkan kepada Liputan6.com pada Selasa (18/9/2018) bahwa ada total 9.308 WNI yang berdomisili atau berada di wilayah negara-negara bagian yang terdampak Badai Florence.
Advertisement
Baca Juga
"Di District of Columbia ada 506 WNI, Maryland 3.903, Virginia 3.266, North Carolina 1.298, dan South Carolina 335," kata Yudho.
"KBRI Washington DC dan KJRI New York terus berkoordinasi serta memantau situasi di wilayah-wilayah terdampak, melalui kontak dengan masyarakat Indonesia setempat," tambahnya.
Selain itu, KBRI Washington DC, sejak 11 September, juga telah mengeluarkan imbauan kepada WNI di AS terkait Badai Florence, yang dapat diakses di www.embassyofindonesia.org.
Â
Simak video pilihan berikut:
Korban Tewas Badai Florence di AS Jadi 31 Orang
Jumlah korban tewas akibat Badai Florence yang menghantam pesisir timur Amerika Serikat sejak pekan lalu, telah meningkat menjadi setidaknya 31 orang, dengan 24 kematian dikonfirmasi di Negara Bagian North Carolina.
Gubernur North Carolina, Roy Cooper mengatakan bahwa "badai epik" masih menimbulkan bahaya langsung, mengingat hujan deras yang dibawanya menyebabkan sungai meluap dan memicu banjir.
Cooper juga menambahkan bahwa "bencana banjir dan tornado masih merenggut nyawa dan harta benda" di seluruh negara bagian," menjadikan North Carolina sebagai negara bagian yang paling terdampak.
"Untuk banyak bagian di North Carolina, bahayanya masih ada," katanya. "Beberapa daerah belum terdampak banjir terburuk. Ini adalah bencana monumental bagi negara kami."
Para pejabat di North Carolina juga mengatakan, sekitar 900 orang telah diselamatkan dari banjir oleh Penjaga Pantai AS dan sukarelawan, dan sekitar 14.000 orang masih berada di tempat penampungan darurat.
Nilai Kerugian
Perkiraan awal dari lembaga analis Moody Analytics menyebut, nilai kerugian Badai Florence mencapai antara US$ 17 miliar hingga US$ 22 miliar, menjadikannya sebagai satu dari 10 badai 'termahal' dalam sejarah Amerika Serikat, demikian seperti dikutip dari National Public Radio (NPR).
Sebagian besar kerugian disebabkan oleh kerusakan properti, dan menurut firma real estate, nominal itu bisa terus meningkat mengingat Badai Florence yang masih berlanjut.
Sementara itu, Presiden Amerika Serikat Donald Trump, yang mungkin akan mengunjungi North Carolina dalam beberapa hari mendatang, telah menetapkan status bencana di beberapa county (setara kabupaten) di North Carolina.
Penetapan status dari pihak pemerintah federal memberikan kesempatan bagi kabupaten tersebut untuk menerima dana bantuan dari pemerintah pusat untuk penanganan Badai Florence.
Advertisement