Liputan6.com, Jakarta - Pemimpin Korea Utara dan Presiden Korea Selatan mengumumkan bahwa kedua negara mencalonkan diri untuk menjadi tuan rumah bersama pelaksanaan Olimpiade musim panas 2023.
Pengumuman itu tertuang dalam pernyataan bersama yang dirilis setelah pertemuan puncak di Pyongyang antara pemimpin Kim Jong-un dan presiden Moon Jae-in, pada Rabu 19 September 2018.
"Korea Selatan dan Utara setuju untuk secara aktif berpartisipasi bersama di kompetisi internasional, termasuk Olimpiade Musim Panas 2020 dan bekerja sama untuk mencalonkan diri untuk tuan rumah bersama Selatan-Utara Olimpiade Musim Panas 2032," demikian bunyi pernyataan tersebut.
Advertisement
Baca Juga
Sejauh ini, belum ada rincian selanjutnya mengenai usulan dari Korea Utara dan Korea Selatan.
Mengomentari tentang hal itu, Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia, Kim Chang-beom mengatakan bahwa pencalonan sebagai tuan rumah bersama olimpiade menjadi bagian rencana ambisius guna memperkuat hubungan diplomatik yang makin mencair.
"Ini juga menjadi bukti bahwa kedua negara tengah berproses menuju unifikasi, meski hal tersebut masih lama," tambahnya di Jakarta, Jumat (21/9/2018).
Namun lebih lanjut, ia mengatakan, "Ide itu masih sangat awal, dan keputusan konkret dari Korea Utara dan Korea Selatan untuk hal itu mungkin akan dilakukan pada 2-3 tahun ke depan atau bisa lebih lama."
"Tapi sejauh yang kita tahu, 2032 adalah slot bagi negara Asia, jadi kita tunggu saja, apakah Korsel-Korut atau Indonesia nantinya yang akan menjadi tuan rumah," tambah Dubes Kim berkelakar, mereferensi pada rencana RI yang turut mencalonkan diri menjadi host Olimpiade 2023.
Â
Simak video pilihan berikut:
Indonesia untuk Olimpiade 2032
Sebelumnya, seluruh rakyat Indonesia hingga publik internasional dibuat takjub dengan penyelenggaraan Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang. Sinyal positif itulah yang membuat pemerintahan Presiden Joko Widodo percaya diri untuk mengajukan bidding tuan rumah Olimpiade 2032.
"Indonesia yakin dan mampu menjadi tuan rumah untuk perhelatan yang lebih besar. Oleh sebab itu, Indonesia berencana secepatnya untuk mengajukan diri sebagai kandidat tuan rumah Olimpiade pada tahun 2032," kata Joko Widodo.
Pernyataan bernada ambisius itu keluar langsung dari mulut Presiden Joko Widodo ketika menjamu Ketua Olimpiade Internasional (IOC), Thomas Bach, di Istana Bogor, beberapa saat sebelum upacara penutupan Asian Games 2018.
Presiden ke-7 Indonesia itu tentu saja punya beberapa pertimbangan sehingga berani mendeklarasikan Indonesia untuk mengikuti bidding tuan rumah Olimpiade edisi 14 tahun ke depan itu. Kepercayaan diri Jokowi mengacu pada kesuksesan Indonesia menggelar Asian Games 2018.
Bermodalkan anggaran Rp 30 triliun, Indonesia mampu menaikkan derajat bangsa melalui Asian Games. Wakil Presiden Jusuf Kalla pernah mengatakan kalau jumlah anggaran tersebut dibagi ke dalam tiga aliran dana, yakni biaya penyelenggaraan, pembangunan infrasturuktur, dan sarana transportasi.
Anggaran besar yang dikucurkan pemerintah ternyata tak sia-sia. Asian Games 2018 berjalan lancar. Para atlet menikmati kompetisi ketika berlaga di venue-venue yang sudah berstandar internasional.
Presiden Olympic Committee of Asia (OCA), Sheikh Fahad Al-Sabah, bahkan tak henti-hentinya mengucapkan terima kasih kepada Indonesia pada pidatonya di upacara penutupan Asian Games 2018. Pria asal Kuwait itu juga siap membantu Indonesia untuk menjadi tuan rumah Olimpiade 2032.
Pujian akan pencapaian kesuksesan Asian Games 2018 terasa wajar untuk menjadi tolok ukur menggelar Olimpiade 2032. Meski demikian, Indonesia masih harus meningkatkan berbagai aspek agar siap menggelar event olahraga yang lebih besar lagi.
Advertisement