Sukses

Selain Arab Saudi, Iran Juga Tuduh Negara Teluk Dalangi Serangan Parade Militernya

Serangan maut dalam parade militer Iran di Ahvaz dituding melibatkan negara-negara Teluk sebagai dalang di baliknya.

Liputan6.com, Teheran - Para pemimpin Iran menuduh negara-negara Teluk --yang didukung Amerika Serikat-- berada di balik serangan terhadap parade militer yang menewaskan 25 orang, termasuk seorang anak.

Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, mengatakan "boneka-boneka AS" sedang mencoba "menciptakan ketidakamanan" di Iran.

Sejumlah pria bersenjata menembaki tentara dan pejabat Garda Revolusi di Kota Ahvaz di barat daya pada Iran, Sabtu 22 September.

Sebelumnya sebuah kelompok anti-pemerintah Arab, Ahvaz National Resistance, dan ISIS, keduanya mengklaim serangan maut tersebut, demikian sebagaimana dikutip dari BBC pada Minggu (23/9/2018).

Namun tidak ada kelompok yang memberikan bukti untuk menunjukkan bahwa mereka terlibat.

Sebelumnya Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif menuding "teroris dibayar oleh rezim asing", dan menambahkan bahwa "Iran mengalami teror regional dan AS harus bertanggung jawab".

Iran telah memanggil diplomat dari Inggris, Belanda, dan Denmark, menuduh negara mereka menyimpan kelompok oposisi Iran, kata laporan kantor berita Irna.

"Tidak dapat diterima bahwa kelompok-kelompok ini tidak terdaftar sebagai organisasi teroris oleh Uni Eropa, selama mereka tidak melakukan serangan teroris di Eropa," kata juru bicara kementerian luar negeri Bahram Qasemi.

Laporan terkait mengatakan hampir separuh dari mereka yang tewas dalam serangan Ahvaz adalah anggota Garda Revolusi, yang berada di bawah komando Khamenei.

Meski begitu, Khamenei tidak menyebutkan "negara-negara regional" yang dia maksud berada di balik serangan itu.

Namun Iran sebelumnya menuduh saingan regionalnya, Arab Saudi, mendukung kegiatan separatis di antara minoritas Arab di negaranya.

 

Simak video pilihan berikut: 

 

2 dari 2 halaman

Sempat Dikira Bagian dari Parade

Kantor berita Fars mengatakan serangan Sabtu itu dimulai pukul 09:00 waktu setempat, berlangsung sekitar 10 menit, dan tampaknya melibatkan empat pria bersenjata.

Para penyerang menembaki warga sipil dan berusaha menyerang para pejabat militer di podium, Fars melaporkan.

Warga sipil, tidak terkecuali wanita dan anak-anak, yang menonton parade militer, termasuk di antara mereka yang tewas, kata kantor berita Irna.

Korban tewas termasuk seorang gadis kecil berusia empat tahun dan seorang veteran prajurit di kursi roda, kata seorang juru bicara militer.

Wartawan lokal Behrad Ghasemi mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa penembakan berlanjut antara 10 dan 15 menit setelahnya, dan mengatakan setidaknya satu dari penyerang mengenakan seragam Pengawal Revolusi.

"Pertama kami pikir itu bagian dari pawai, tetapi setelah sekitar 10 detik kami menyadari itu adalah serangan teroris ketika pengawal (pejabat) mulai menembak," katanya.

"Semuanya menjadi kacau dan tentara mulai berlari. Saya melihat seorang anak berusia empat tahun tertembak, dan juga seorang wanita," tambahnya.

Keempat penyerang tewas, kata media pemerintah.