Sukses

India Resmikan Modicare, Program Kesehatan yang Diklaim Terbesar di Dunia

Pemerintah India baru saja meluncurkan program kesehatan terbesar di dunia, yang menyasar lebih dari setengah miliar penduduk miskin setempat.

Liputan6.com, New Delhi - Perdana Menteri Narendra Modi baru saja mengumumkan program kesehatan terbesar dalam sejarah India, yang ditujukan untuk lebih dari setengah miliar warga negaranya.

Program kesehatan yang dijuluki "Modicare" itu akan mulai resmi beroperasi pada hari ini, di mana akan menjadi skema kesehatan terbesar di dunia yang didanai pemerintah. Dengan kata lain di bawah program baru ini, mereka yang terdaftar berhak menjalani perawatan gratis di rumah sakit swasta.

"Perawatan kesehatan India siap untuk lompatan besar ke depan dengan Ayushman Bharat Yojana (nama lokal untuk program kesehatan terkait), yang akan menjamin lebih dari 50 crore (500 juta) warga," twit Menteri Kesehatan Jagat Prakash Nadda, sebagaimana dikutip dari South China Morning Post pada Minggu (23/9/2018).

Selama satu dasawarsa terakhir, perekonomian India dinilai tumbuh sangat signifikan, dan membawa kekayaan baru yang melimpah bagi Negeri Hindustan. Namun, hal itu masih dihantui oleh fakta bahwa orang-orang yang paling membutuhkan, masih kekurangan layanan dasar.

Rencana program kesehatan tersebut ditargetkan pada 40 persen kelompok masyarakat termiskin di negara itu, yang akan menjadi kunci utama kampanye Modi dalam pemilihan nasional tahun depan.

Para ahli mengatakan momentum politik di belakang program ini belum pernah terjadi sebelumnya, dan kemungkinan besar menjanjikan.

Bahkan, jurnal kedokteran terkemuka di Inggris, Lancet, menerbitkan sebuah editorial yang memuji ruang lingkup Modicare yang ambisius.

"Menyiapkan program semacam itu tidak diragukan lagi membutuhkan upaya heroik," tulis editorial tersebut.

Namun ada kekhawatiran, bahwa permintaan baru yang dibuat oleh Modicare dapat menempatkan tekanan yang lebih besar pada infrastruktur kesehatan India.

 

Simak video pilihan tersebut:

 

 

2 dari 3 halaman

Perawatan Kesehatan Khas India

Program ini memberi keluarga miskin asuransi hingga US$ 6.950 (setara Rp 103 juta, dengan kurs US$ 1 = Rp 14.819) untuk biaya perawatan di rumah sakit.

Untuk perawatan primer, yakni layanan dasar yang disediakan oleh dokter umum, pemerintah berencana untuk membuka 150.000 pusat "kesehatan dan kebugaran", yang dikelola oleh perawat, dukun obat tradisional dan pekerja kesehatan lainnya, pada tahun 2020.

Rencana itu disebut membebani kemitraan dengan rumah sakit swasta, dan juga dikhawatirkan akan mempromosikan ide-ide perawatan kesehatan holistik yang tradisional, seperti menggabungkan yoga ke dalam rutinitas sehari-hari.

"Ini adalah program kesehatan yang sangat, sangat India," kata Vinod K. Paul, seorang dokter anak yang mengkritik kebijakan Modicare.

Paul mengatakan bahwa sebagian besar rencana itu mewakili wilayah yang belum dipetakan oleh pemerintah India, dan bahwa PM Modi pada dasarnya telah menandatangani cek kosong untuk membuatnya berfungsi.

Anggaran terakhir, katanya, sulit untuk dijabarkan karena tidak ada yang seperti ini yang pernah dicoba sebelumnya. Pemerintah telah mengalokasikan US$ 4,8 miliar (setara Rp 59,2 triliun) untuk saat ini, tetapi perbendaharaannya telah sepakat untuk menyediakan lebih banyak berdasarkan permintaan.

 

3 dari 3 halaman

63 Juta Orang Jatuh Miskin Karena Biaya Kesehatan

Mereformasi perawatan kesehatan di India adalah tugas besar. Menurut sebuah studi ilmiah pada 2010, lebih dari 63 juta orang di sana jatuh di bawah garis kemiskinan setiap tahunnya karena biaya kesehatan.

Di sebagian besar negara bagian, rumah sakit yang didanai pemerintah kekurangan staf dan tidak memiliki perlengkapan memadai, sehingga banyak orang akhirnya membayar untuk perawatan pribadi yang mahal.

Pada suatu sore di bulan lalu di Rumah Sakit Safdarjung, sebuah fasilitas pemerintah di New Delhi, puluhan orang terpaksa berkemah di luar. Mereka tidur dengan beralaskan kasur tipis dan lembaran plastik selama berhari-hari, menunggu antrean perawatan.

Di Safdarjung, jumlah ketersediaan tempat tidur sangat kurang, dokter bekerja dalam shift panjang, dan pasien menangis karena tanggal operasi tertunda.

"Kami telah tidur di sini selama delapan hari terakhir," kata Mamata Devi, seorang ibu muda yang telah bepergian lebih dari 24 jam dengan kereta api untuk menuju ke rumah saki, setelah putrinya yang berusia 6 tahun tanpa sengaja minum cairan pembersih. Anak itu telah diobati tetapi membutuhkan perawatan lanjutan.

"Saat hujan turun, kami tidur di sana," kata Devi, menunjuk ke atap kecil di samping pintu masuk ke rumah sakit.

Di bawah program baru, putri Devi mungkin berhak menjalani perawatan gratis di rumah sakit swasta yang lebih dekat dengan rumahnya.

Selain itu, rumah sakit pemerintah juga menerima pembayaran tambahan untuk setiap pasien Modicare yang mereka tangani, di mana berarti bahwa pasien mungkin dapat meningkatkan fasilitas perawatan.

Â