Sukses

PM Singapura: Waspada, Jangan Percaya Berita Investasi Bitcoin Atas Nama Saya

PM Singapura mengingatkan warganya untuk waspada terhadap bentuk penipuan online yang mengatasnamakan dirinya.

Liputan6.com, Singapura - Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong telah memperingatkan warganya untuk tidak tertipu oleh situs web yang menggunakan namanya untuk meminta investasi bitcoin.

Dalam unggahan di Facebook pada Sabtu malam, PM Lee mengatakan: "Siapa pun bisa menjadi target berita palsu."

PM Lee merujuk pada penipuan serupa baru-baru ini, di mana dua situs web meminta investasi bitcoin menggunakan komentar palsu yang dikaitkan dengan Wakil Perdana Menteri Tharman Shanmugaratnam.

Otoritas Moneter Singapura telah menandai dua situs web tersebut, demikian sebagaimana dikutip dari Asia One pada Minggu (23/9/2018).

Unggahan PM Lee disertai oleh tangkapan layar (screenshot) situs web yang memuat foto dirinya dan beberapa kutipan yang dikaitkan dengannya, tentang potensi besar investasi bitcoin.

PM Lee memperingatkan: "Jangan percaya semua yang Anda lihat di internet!"

Dalam unggahan yang sama, PM Lee berbicara tentang Komite Penyaringan di parlemen Singapura, yang baru-baru ini menyerukan undang-undang baru, di mana akan memberikan kekuatan pemerintah untuk memerangi penyebaran berita palsu (hoaks) di internet.

Komite Penyaringan untuk mengatasi "kebohongan online yang disengaja" memiliki 10 anggota, yang baru-baru ini menyerahkan laporan ke Parlemen pada Rabu 19 September.

Laporan tersebut membuat 22 rekomendasi, termasuk memberlakukan undang-undang, mendesak perusahaan teknologi untuk mengambil langkah proaktif dalam menangani konten palsu di platform mereka, dan menciptakan kerangka kerja nasional untuk memandu pendidikan publik tentang hoaks.

PM Lee mengatakan bahwa pemerintah Singapura akan hati-hati mempelajari laporan dan rekomendasi tersebut. Dia juga menggalang publik untuk berperan dalam memerangi berita palsu.

Dia berkata: "Melawan berita palsu bukanlah sesuatu yang dapat dilakukan Pemerintah sendiri. Kita perlu kerjasama banyak kelompok --bisnis, perusahaan teknologi, organisasi media, lembaga publik, dan yang paling penting, publik-- untuk waspada dan bertanggung jawab."

 

Simak video pilihan berikut: 

 

2 dari 2 halaman

Teror Penculikan Anggota Keluarga Sempat Gegerkan Singapura

Sementara itu, beberapa waktu lalu, Singapura mengalami teror yang cukup meresahkan warga di sana. Diketahui muncul serangkaian SMS dari nomor tak dikenal yang menyebut penculikan anggota keluarga.

Si pengirim pesan teks tersebut kemudian meminta sejumlah uang tebusan senilai 50.000 dolar Singapura atau setara dengan Rp 542 juta dengan kurs SGD 1 = Rp 10.858.

Pelaku lalu meminta uang itu ditransfer ke sebuah rekening bank. Ia juga mengancam orang yang menerima SMS, apabila melapor ke polisi, maka anggota keluarga yang sedang disekapnya akan dibunuh saat itu juga. Demikian menurut keterangan pihak kepolisian dalam sebuah iklan layanan masyarakat.

Polisi mengimbau agar warga mewaspadai modus penipuan berkedok penculikan orang terdekat, yang kini meresahkan orang-orang di Singapura.

"Mereka yang menerima pesan semacam itu harus tetap tenang dan sebisa mungkin melaporkannya langsung ke pihak berwajib. Jangan pernah mentransfer uang yang diminta oleh si pelaku," kata polisi, seperti dikutip dari Channel News Asia.