Sukses

Kisah Remaja Sulawesi Terombang-ambing 49 Hari di Laut hingga ke Jepang

Kisah luar biasa remaja Indonesia bertahan hidup di laut selama 49 hari itu bermula pada 14 Juli 2018 lalu.

Liputan6.com, Jakarta - Seorang remaja asal Indonesia terombang-ambing di laut selama 49 hari. Ia selamat, berkat bertahan hidup dengan meminum air laut dan memasak ikan di atas kayu yang diambil dari kapalnya.

Kisah luar biasa remaja Indonesia bertahan hidup di laut itu bermula pada 14 Juli 2018 lalu.

Dikutip dari BBC, Senin (24/9/2018), remaja itu diketahui bernama Aldi Novel Adilang. Ia tengah berada di dalam rakit, 125 km (77 mil) di lepas pantai Indonesia ketika angin kencang menyebabkan tambatannya patah, lalu membuat pemuda 19 tahun itu terkatung-katung di lautan.

"Saudara Aldi Novel Adilang hanyut ke perairan Guam sejak tanggal 14 Juli 2018 karena rakitnya lepas akibat derasnya arus saat itu. Yang bersangkutan bekerja sebagai penjaga lampu di Rompong (penangkaran ikan di laut) yang terletak sekitar 125 km dari pesisir utara Manado," kata Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kemlu RI, Lalu Muhammad Iqbal dalam keterangan singkatnya, Senin (24/9/2018).

Adilang berhasil mengirim sinyal radio darurat setelah melihat kapal Panama, MV Arpeggio di dekatnya. Dia pun dijemput oleh armada tersebut di perairan Guam.

Menurut pernyataan dari Konsulat Jenderal Indonesia di Osaka, yang diunggah di halaman Facebook mereka, kapten kapal menghubungi penjaga pantai Guam yang menginstruksikan kru untuk membawanya ke Jepang, tujuan kapal.

Adilang akhirnya tiba di Jepang pada 6 September.

"Pada tanggal 31 Agustus 2018, pukul 09.45 waktu setempat, yang bersangkutan diselamatkan oleh kapal Kargo Panama MV Arpeggio dan dibawa merapat ke Pelabuhan Tokuyama, Yamaguchi pada tanggal 6 September 2018," imbuh Iqbal.

Ia kemudian dipulangkan ke Indonesia dua hari kemudian.

"Pasca ketibaan di Pelabuhan Tokuyama, telah dilakukan pemeriksaan kesehatan oleh Japan Coast Guard, yang bersangkutan dinyatakan sehat serta dapat dipulangkan ke negara asal."

"Selanjutnya pada tanggal 8 September 2018, KJRI Osaka telah memfasilitasi kepulangan yang bersangkutan ke Tanah Air menggunakan GA 0889 dan tiba di Manado (daerah asal) pada tanggal 9 September 2018 pukul 10.20 WITA," papar Iqbal.

Kini Adilang telah bersatu kembali dengan keluarganya.

 

 

Saksikan juga video berikut ini:

2 dari 2 halaman

Pria Meksiko Selamat Makan Kura-kura

Kisah serupa pernah dialami oleh pria Meksiko. Ia terombang-ambing di laut selama 16 bulan atau 1,4 tahun di laut.

Jose Ivan selamat. Ajaib. Padahal ia bertahan selama itu tanpa makanan dan minuman layak. Benar-benar seperti cerita dalam film Cast Away, yang menceritakan tokoh utamanya hidup bebas di lautan tanpa bantuan.

Seperti dilansir dari The Independent, Sabtu 1 Februari 2014, Jose akhirnya terbawa ke pinggir pantai dekat area karang Ebon Atoll yang ada di Marshall Islands, negara kepulauan di Samudera Pasifik. Dan seseorang menemukannya, lalu menyelamatkannya. Ada kura-kura di atas kapal ketika Jose diselamatkan.

Saat ditemukan pada Kamis 30 Januari 2014, Jose dalam kondisi berantakan di atas perahu yang terbuat dari kaca sepanjang 7,3 meter. Ia mengaku telah terbawa lebih dari 12.500 kilometer dari negara asalnya di Meksiko.

"Kondisinya tidak baik, tapi dia semakin baik. Dia memiliki jenggot panjang dan rambut gondrong," ujar Ola Fjeldstad, seorang mahasiswa antropologi Norwegia yang melakukan penelitian terhadap pria beruntung itu.

Ola mengatakan, saat ditemukan pria itu hanya mengenakan celana compang-camping. Lanjut Ola menurut penuturan pria Meksiko itu, ia telah meninggalkan Meksiko ke Salvador pada bulan September 2012 dengan pendamping yang meninggal di laut beberapa bulan lalu.

"Perahunya benar-benar penuh goresan, menandakan ia memang telah berada di air untuk waktu yang lama," kata peneliti itu.

Pria yang berbicara bahasa Spanyol itu pun lalu memberikan rincian kelangsungan hidupnya di lautan. Jose sepertinya telah selamat dengan memakan kura-kura, burung dan ikan. Ia juga meminum darah penyu ketika tidak ada hujan.

Jose menjelaskan bahwa dirinya menangkap hewan dengan tangan kosong, karena memang tidak ada alat tangkap di perahunya.

Menurut Ola, penduduk pulau Marshall yang menemukan Jose membawanya ke pulau utama di Atol untuk bertemu Walikota Ione de Brum. Penemuan Jose pun dilaporkan ke Departemen Luar Negeri di Majuro. Para pejabat di Kementerian Luar Negeri setempat kemudian merencanakan membawa Jose ke Majuro.

Pemerintah hanya memiliki satu pesawat yang bisa mendarat di Ebon, tetapi sedang ditutup untuk pemeliharaan dan tidak diharapkan untuk kembali ke layanan sampai Selasa 4 Februari mendatang. Pejabat sedang mempertimbangkan mengirim perahu untuk menjemput Jose.

"Kini Jose tinggal di rumah pejabat setempat " ungkap Ola yang merincikan kondisi Jose mengalami tekanan darah rendah.

Namun, lanjut Ola, Jose tampaknya tidak memiliki penyakit yang membahayakan. "Kami sudah memberinya banyak air , dan dia mendapatkan kekuatan," ujar peneliti asal Norwegia itu.

Kisah Jose bukanlah pertama kali terjadi. Pada tahun 2006, tiga orang Meksiko menjadi berita utama internasional ketika mereka ditemukan hanyut di perahu mereka di tengah laut, 9 bulan setelah berangkat pada ekspedisi memancing hiu.

Dan pada tahun 1992, dua nelayan dari Kiribati berada di laut selama 177 hari sebelum mencapai pantai di Samoa.