Sukses

Demi Menambah Kas Negara, Seluruh Kerbau Milik Eks PM Pakistan Dijual

Seluruh kerbau milik eks perdana menteri Pakistan dijual untuk memenuhi kekosongan kas negara.

Liputan6.com, Islamabad - Perdana Menteri Pakistan Imran Khan melanjutkan upayanya untuk mengisi kembali pundi-pundi keuangan negara, dengan menjual delapan kerbau yang sangat berharga.

Hewan-hewan itu disimpan di kediaman resmi perdana menteri, di mana difungsikan sebagai penyedia susu bagi pemimpin sebelumnya, Nawaz Sharif dan keluarga, yang tersandung kasus korupsi.

PM Khan memutuskan bahwa keseluruhan kerbau tersebut harus dijual sebagai bagian dari "lelang penghematan" pemerintah, demikian sebagaimana dikutip dari BBC pada Jumat (28/9/2018).

Lelang kerbau tersebut berhasil terjual seharga total US$ 19.000 (sekitar Rp 283 juta, dengan kurs Rp 14.898 per satu dollar AS), yang sekaligus merupakan penjualan kedua aset pemerintah dalam sepuluh hari terakhir.

Penjualan pertama, termasuk kendaraan jip anti peluru, yang berhasil meraih harga US$ 600.000, atau setara Rp 8,9 miliar.

Hasan Latif --yang membayar seharga US$ 2.500 (setara Rp 37,2 juta) untuk salah satu kerbau-- mengatakan kepada BBC Urdu bahwa dia sudah memiliki peternakan sapi perah komersial, tetapi ingin membeli salah satu dari kerbau ini karena latar belakang sejarah kepemilikannya.

Sementara itu, Imran Khan yang merupakan perdana menteri baru Pakistan, terpilih di era reformasi anti-korupsi. Sejak itu, ia membuat banyak kebijakan penghematan, meskipun kritikus mengatakan hal tersebut terlihat lebih seperti gaya dibandingkan substansi.

Namun, perdana menteri yang merupakan mantan atlet kriket itu sempat menuai kritik pada Agustus lalu karena kedapatan menggunakan helikopter menuju lokasi kerja, dalam sebuah perjalanan sejauh 9,3 kilometer, atau setara 15 kilometer.

Hal itu disebut sangat bertentangan dengan gencarnya kampanye penghematan yang digaungkan oleh Imran Khan sejak menjabat sebagai perdana menteri Pakistan.

 

Simak video pilihan berikut: 

 

2 dari 2 halaman

Dugaan Pembeli Palsu

Menurut laporan BBC, setiap kerbau penghasil susu tersebut dijual seharga US$ 3.100, atau setara dengan Rp 46 juta.

"Hasil lelang melampaui harapan, kami benar-benar senang dengan keberhasilannya," kata seorang staf di kediaman resmi Perdana Menteri.

Namun, sempat dilaporkan bahwa beberapa calon pembeli mengeluhkan tentang harga yang ditawarkan. Mereka menilai terlalu mahal dari nominal yang umum dijual di pasaran, yakni lebih tinggi sekitar setengahnya.

"Kerbau ini tersedia di pasar dengan separuh harga dari apa yang mereka tawarkan di sini," kata salah seorang calon pemnbeli yang tidak ingin disebut namanya.

"Mereka (para kerbau) terlalu mahal dan sepertinya beberapa pembeli adalah rekaan," lanjutnya.

Meski begitu, harga tinggi adalah kabar baik bagi pemerintah Pakistan, yang menghadapi tantangan berat, karena berjuang untuk menjaga ekonomi tetap bertahan akibat krisis.

Selain menjual kendaraan mewah, agenda penghematan kas negara juga dilakukan dengan menjadikan bangunan milik negara sebagai gedung universitas, memotong jumlah protokol keamanan VIP, dan membatasi penggunaan pendingin udara di kantor-kantor pemerintah.