Sukses

Bayi Kembar Siam Bhutan Siap Jalani Operasi Senilai Rp 3 Miliar di Australia

Organisasi amal Children First Foundation membiayai perjalanan dan operasi bagi kembar siam tersebut, yang diperkirakan akan menghabiskan lebih dari $AUD 300 ribu (sekitar Rp 3 miliar).

Liputan6.com, Melbourne - Para dokter dari Rumah Sakit Anak-Anak Melbourne sedang mempersiapkan diri untuk memisahkan kembar siam berusia 14 bulan yang akan tiba di Australia dari Bhutan.

Nima dan Dawa lahir kembar siang dengan bagian dada melekat satu sama lain, dan pemindaian yang dilakukan di Bhutan menunjukkan mereka berbagi satu hati.

Organisasi amal Children First Foundation membiayai perjalanan dan operasi bagi kembar siam tersebut, yang diperkirakan akan menghabiskan lebih dari $AUD 300 ribu (sekitar Rp 3 miliar), demikian dikutip dari laman ABC Indonesia, Rabu (3/10/2018).

"Berdasarkan laporan yang kami terima dari dokter dan hasil scan yang kami lihat, keduanya mengalami dempet di dada dan berbagi satu hati, namun kami tidak tahu bagaimana persisnya." kata Mark O'Brien, kepala tim operasi di Rumah Sakit Anak Melbourne kepada ABC Radio Melbourne.

"Satu hal yang akan kami lakukan adalah mengecek apakah mereka secara fisik sehat, dan mampu untuk dioperasi, dan kami kemudian akan melihat pemindaian yang sudah ada untuk menentukan rencana operasi."

"Seperti yang anda bisa bayangkan ini akan melibatkan dua dokter ahli bius, dua kelompok perawat, sehingga lebih kompleks dari operasi biasa." katanya.

"Kami sudah mempersapkan ini selama beberapa minggu, dan sudah berhubungan dengan semua pihak untuk mempersiapkan operasi kembar siam ini." kata O'Brien.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Dokter Berharap Kedua Bayi Akan Selamat

Dr O'Brien mengatakan, berdasarkan informasi yang tersedia saat ini, operasi yang akan dilakukan terhadap kembar siam perempuan ini tampaknya 'merupakan kasus yang tidak terlalu susah' dalam operasi kembar siam.

"Kadang kita harus membuat keputusan bahwa salah satu dari kembar itu tidak akan bisa diselamatkan. Namun kasus ini kami berharap keduanya bisa selamat."

"Berdasarkan informasi yang ada, kami berharap keduanya bisa selamat dan bisa kembali ke Bhutan."

Menurut seorang dokter yang menemui kembar siam tersebut baru-baru ini di Bhutan, kembar siam tersebut harus menaikkan berat badan dan mendapatkan lebih banyak makanan bergizi sebelum operasi bisa dilakukan.

Chris Kimber adalah salah seorang dokter bedah anak-anak di Rumah Sakit Anak-Anak Monash dan rumah sakit tersebut sudah membantu melatih para dokter di Bhutan.

Dia mengatakan kembar tersebut sehat ketika dia mengunjungi mereka bulan Juli lalu.

"Bulan Juli lalu, mereka sehat, makannya bagus, dan berat badan terus bertambah." kata Dr Kimber.

"Namun dalam beberapa minggu terakhir, badan badan menurun. Ibunya melaporkan mereka suka bertengkar, saling mencakar. Ibunya mengatakan dia tidak bisa membuat mereka tidur dalam waktu yang bersamaan, selalu ada satu yang bangun dan mengganggu yang lain."

"Dan karenanya berat badan turun, dan mereka mengalami infeksi kulit karena saling mencakar."

Dr Kimber mengatakan tanpa adanya keterlibatan organisasi amal, maka mustahil operasi bisa dilakukan terhadap kembar siam Bhutan tersebut.

"Bagi mereka yang tidak mengenal Bhutan, negara itu adalah salah satu negara yang paling terpencil dan bergunung di dunia.' katanya.

"Ada 800 ribu penduduk di sana, yang hidup terpisah satu sama lain di berbagai lembah dan daerah yang sangat terpencil."