Liputan6.com, Berlin - Sesaat setelah tengah malam, 3 Oktober 1990, untuk kali pertamanya sejak 1949, Jerman Barat dan Jerman Timur secara resmi dipersatukan kembali sebagai satu bangsa.
Momentum yang diwarnai upacara pengibaran bendera di Gerbang Brandenburg dan pertemuan formal di gedung Reichstag mengakhiri proses unifikasi Jerman -- yang dimulai dengan runtuhnya Tembok Berlin pada 9 November 1989.
Seperti dikutip dari bt.com, unifikasi juga mengakhiri Perang Dingin, salah satu periode paling menyakitkan dalam sejarah Eropa yang diawali kekalahan Jerman dalam Perang Dunia II.
Advertisement
Baca Juga
Kala itu, sejumlah negara asing yakni Inggris, Amerika Serikat, Prancis, dan Uni Soviet, bertugas mengatur zona yang ditentukan. Pembagian itu dimaksudkan untuk menjaga ketertiban dan membantu Jerman bangkit kembali.
Namun, belakangan, ideologis antara Uni Soviet dan Barat justru menyebabkan Jerman terpecah menjadi dua negara berbeda yang asing satu sama lain.
Jerman Barat, yang sebelumnya bernama Republik Federal Jerman, membangun sistem demokrasi parlementer dan mengembangkan ekonomi kapitalis ala Barat. Di sisi lain, Jerman Timur atau Republik Demokratik Jerman, kuat dipengaruhi Uni Soviet.
Saat Jerman Barat bangkit dari trauma perang dan berhasil menjadi negara dengan perekonomian terkuat nomor tiga di dunia, dalam waktu kurang dari satu dekade, Jerman Timur memilih jalan berbeda.
Para pemimpin Jerman Timur memilih untuk menutup perbatasannya dengan Jerman Barat pada tahun 1952. Mereka juga berupaya memblokade semua perjalanan darat ke Berlin Barat -- kota di sektor selatan yang terbelah secara ideologis.
Pihak Jerman Timur juga mendirikan penghalang fisik untuk mencegah warga menyeberang ke Barat. Pembatas tersebut kemudian tumbuh menjadi apa yang dikenal sebagai Tembok Berlin, yang akhirnya runtuh pada 9 November 1989.
Pasca-runtuhnya Tembok Berlin, Kanselir Jerman Barat, Helmut Kohl menyampaikan pidato di Bundestag, yang menekankan reunifikasi Jerman.
Pada 28 November 1989, ia mengajukan apa yang disebut rencana sepuluh poin untuk reunifikasi Jerman. Poin kelima adalah yang terpenting. Helmut Kohl menyebutkan kemungkinan untuk "mengembangkan struktur konfederasi antara kedua negara dengan tujuan menciptakan tatanan federal di Jerman".
Awalnya, niat reunifikasi ditanggapi curiga sejumlah pemimpin Eropa. "Kita telah mengalahkan Jerman dua kali (Perang Dunia I dan II) dan sekarang mereka kembali," kata PM Inggris Margaret Thatcher pada 1989.
Pemimpin berjuluk Wanita Besi (Iron Lady) itu bahkan mengatakan, "reunifikasi Jerman dapat mengarah pada kelahiran Hitler baru." Sejauh ini, kekhawatiran tersebut tak terbukti.
Â
'Ketidaksengajaan' yang Runtuhkan Tembok Berlin
Tembok Berlin didirikan pada tanggal 13 Agustus 1961 oleh pemerintahan komunis Jerman Timur di bawah pimpinan Walter Ulbricht.
Antara tahun 1949 sampai tahun 1961 sudah lebih dari 2 juta penduduk Jerman Timur melarikan diri lewat Berlin. Hal ini membuat perekonomian Jerman Timur kalang kabut. Sebab, sebagian besar yang melarikan diri adalah kaum muda.
Namun, sementara Tembok Berlin berdiri kokoh selama hampir 30 tahun, 'retakan' justru terlihat di Uni Soviet selama pertengahan 1980-an di bawah kepemimpinan Mikhail Gorbachev -- dengan kebijakan glasnot (keterbukaan) dan perestroika (restrukturisasi ekonomi) yang membuat negara-negara seperti Polandia dan Hungaria mengarah ke liberalisasi.
Tembok Berlin mulai dihancurkan pada 9 November 1989. Orang-orang berdatangan, dari sisi timur, juga barat dengan palu godam dan alat lainnya.
Penghancuran pembatas tersebut diawali konferensi pers yang dilakukan pejabat Jerman Timur, Günter Schabowsk pada 9 November 1989 malam.
Juru bicara Politbiro itu mengumumkan bahwa Jerman Timur telah mencabut pembatasan perjalanan melintasi perbatasannya dengan Jerman Barat. "Sejauh yang saya tahu, ini mulai berlaku...segera, tanpa penundaan," kata dia seperti dikutip dari Independent.
Padahal, Schabowsk diperintahkan untuk menahan pengumuman itu sampai pukul 04.00 keesokan harinya.
Schabowski juga harus mengatakan bahwa warga Jerman Timur dapat mengajukan permohonan visa secara tertib. Namun, ucapannya yang membingungkan menjadi 'bom politik'.
Segera setelah itu, media melaporkan bahwa Jerman Timur membuka perbatasannya dan Berlin Timur. Orang-orang pun berbondong-bondong menuju Tembok Berlin.
Di sisi lain, penjaga perbatasan tidak menerima perintah untuk membiarkan orang menyeberang. Namun, aparat kemudian tak kuasa menahan kehendak massa yang ingin pergi.
Tembok Berlin, simbol paling kuat dari tirai besi dan perang dingin yang membelah timur dan barat, akhirnya dirobohkan.
Rezim komunis Jerman Timur dengan cepat runtuh, pemilihan umum bebas diikuti dan negara itu sendiri menghilang dengan reunifikasi Jerman pada Oktober 1990.
Belakangan, Schabowsk menjelaskan situasi kala itu. "Kami bertindak di bawah tekanan. Saya lega itu berlalu tanpa pertumpahan darah," kata Schabowsk.
Selain penyatuan Jerman Barat dan Jerman Timur, sejumlah peristiwa bersejarah terjadi pada 3 Oktober. Pada 1929, Kerajaan Serbia, Kroasia dan Slovenia berganti nama menjadi Kerajaan Yugoslavia.
Sementara pada 1932, Irak merdeka dari Britania Raya.
Advertisement