Sukses

Pemerintah Jerman Siap Perluas Visa untuk Para Pencari Kerja

Menteri Dalam Negeri Jerman menyatakan bahwa visa yang sekarang tersedia bagi lulusan universitas akan diperluas hingga ke mereka yang memiliki keterampilan.

Liputan6.com, Berlin - Pemerintah Jerman menyatakan akan memperluas sistem visa yang berlaku enam bulan, yang memungkinkan orang-orang dari luar Uni Eropa untuk mencari pekerjaan, sementara negara itu berupaya mengatasi masalah kekurangan pekerja terampil.

Dikutip dari laman VOA Indonesia, Rabu (3/10/2018), Menteri Dalam Negeri Horst Seehofer menyatakan bahwa visa Jerman, yang sekarang ini hanya tersedia bagi lulusan universitas, akan diperluas hingga ke orang-orang yang memiliki keterampilan.

Ia menekankan Jerman tidak ingin "imigrasi menjadi sistem kesejahteraan sosial." Para pelamar akan diharuskan membuktikan bahwa mereka dapat menghidupi diri mereka sendiri dan mampu berbahasa Jerman.

Menteri Tenaga Kerja, Hubertus Heil, mengatakan pemerintah juga menyetujui suatu solusi pragmatis untuk menolak menyingkirkan para pencari suaka yang memiliki pekerjaan di Jerman dan telah membaur dengan baik.

Ia mengatakan pemerintah bertujuan untuk memberi mereka suatu status yang dapat diandalkan, sehingga pemerintah tidak keliru memulangkan orang dan kemudian berupaya keras untuk merekrut pekerja terampil dari negara-negara ketiga.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Paspor Jerman Jadi Terkuat di Dunia 2018

Sementara itu, peringkat tahunan International Air Transport Association (IATA) mengumumkan daftar paspor terkuat di dunia. Jerman masih bertengger di posisi atas selama lima tahun berturut-turut dan disusul oleh Singapura di posisi kedua yang menjadikannya sebagai paspor terkuat di kawasan Asia Pasifik.

Mengutip dari laman Business Insider, peringkat tersebut dilakukan terhadap 199 negara dengan 143 di antaranya mengalami peningkatan kualitas, dan 41 di antaranya tetap tidak berubah pada posisinya.

Meskipun Jerman menduduki peringkat pertama, dalam riset terpisah yang dilakukan oleh Passport Index, paspor Singapura justru lebih tepat ditempatkan di posisi pertama. Alasannya adalah negeri singa tersebut memiliki perspektif makro ekonomi, mobilitas, dan migrasi global yang lebih tinggi dibandingkan Jerman

"Akses, konektivitas, dan kemakmuran bersama merupakan faktor yang mendorong kebutuhan akan kebebasan melakukan perjalanan lebih jauh, dan itu dimiliki hampir sempurna oleh Singapura," ujar Managing Partner Henley & Partners Singapore dan Kepala Divisi Asia Tenggara Dominic Volek.

Kendati demikian, Jerman masih lebih unggul karena paspor negara ini memberi "tiket" bebas visa kepada 125 negara, dibanding Singapura yang hanya 122. Namun, paspor Singapura memiliki skor visa-on-arrival37, lebih tinggi dibanding Jerman yang hanya 34.

Posisi Singapura kini membuat Swedia berada di posisi kedua dengan skor bebas visa 158.