Sukses

Australia Berambisi Jadi Negara Pertama yang Bebas Kanker Serviks

Pemerintah Australia berambisi menjadikan negaranya bebas kanker serviks dalam 20 tahun mendatang.

Liputan6.com, Sydney - Australia akan menjadi negara pertama yang secara efektif melenyapkan kanker serviks, jika vaksinasi dan tingkat "skrining" (pengecekan) dipertahankan, kata para peneliti.

Penyakit ini diharapkan lenyap sepenuhnya dari masalah kesehatan masyarakat nasional setempat dalam 20 tahun mendatang.

Dikutip dari BBC pada Rabu (3/10/2018), peneliti juga memperkirakan penyakit ini masuk kategori "kanker langka" di Australia pada tahun 2022, ketika harus turun menjadi kurang dari enam kasus per 100.000 orang.

Pada tahun 2007, Australia menjadi salah satu negara pertama yang memperkenalkan skema vaksinasi Human Papilloma Virus (HPV) untuk anak perempuan. Program ini kemudian diperluas ke anak laki-laki.

Rencana baru ini melengkapi program skrining nasional yang dimulai pada tahun 1991.

Pemodelan baru ini diterbitkan oleh Dewan Kanker New South Wales (NSW), sebuah badan amal, dalam The Lancet Public Health Journal, pada hari Rabu.

Tingkat kanker serviks tahunan Australia saat ini berjumlah tujuh kasus per 100.000 orang, sekitar setengah dari rata-rata global.

Studi ini memperkirakan bahwa kasus tahunan di Australia tentang kanker serviks, akan turun menjadi empat per 100.000 orang pada 2035, yang merupakan ambang penghapusan potensial, para peneliti menyarankan.

 

Simak video pilihan berikut: 

 

2 dari 2 halaman

Perubahan Standar Pemeriksaan

Kanker serviks disebabkan oleh tipe HPV "berisiko tinggi", dan merupakan infeksi menular seksual.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), ini adalah kanker paling mematikan keempat pada wanita dan memiliki tingkat kematian yang tinggi secara global.

"Terlepas dari apa ambang (eliminasi) itu, kemungkinan Australia akan menjadi negara pertama yang mencapai tingkat terendah pada penularan kanker serviks, sekaligus melakukan program pencegahan yang lebih kuat," kata Dr Megan Smith, seorang peneliti dari Cancer Council, negara bagian New South Wales.

Tahun lalu, Australia mengganti standar pemeriksaan rutin untuk kanker serviks, dari pemeriksaan pap smear, menjadi tes skrining HPV yang lebih sensitif.

Para peneliti memperkirakan bahwa beralih ke tes baru, yang dilakukan hanya setiap lima tahun, akan mengurangi tingkat kanker setidaknya 20 persen.

Menurut WHO, sekitar sembilan dari 10 kematian akibat kanker serviks terjadi di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.