Liputan6.com, Riyadh: Larangan perempuan untuk menyetir mobil di jalan raya masih menjadi perbincangan di Arab Saudi. Dalam sebuah laporan, ulama konservatif Kamal Subhi, memperingatkan jika perempuan Saudi diberikan hak untuk menyetir, akan dapat menjadi akhir bagi keperawanan di negara itu.
Laporan itu disiapkan oleh majelis legislatif Arab Saudi, Dewan Shura, yang dikenal sebagai kalangan konservatif. Tujuannya adalah membatalkan rencana untuk mempertimbangkan larangan itu. Dalam laporan itu dilengkapi grafik yang menunjukan jika perempuan diizinkan mengemudi akan meningkatkan prostitusi, pornografi, homoseksualitas dan perceraian.
Meskipun tidak ada peraturan yang secara resmi melarang perempuan mengemudi di Arab Saudi, mereka akan ditangkap jika diketahui tengah mengendarai mobil. Perempuan Saudi telah melakukan berbagai kampanye untuk menghapus larangan itu. Mereka juga mengatakan tidak logis jika memperlakukan perempuan dalam kontrol keluarga dan menjauhkannya dari laki-laki, tapi menggunakan supir laki-laki ketika keluar rumah.
Isu hak perempuan untuk mengemudi di Saudi ini menjadi perhatian internasional. Sejumlah perempuan Saudi mengatakan terlalu banyak kepentingan dalam persoalan itu, sehingga mengaburkan isu yang penting yaitu persamaan.
Sementara itu, Raja Abdullah telah mengizinkan jika kemungkinan larangan itu ditinjau kembali, sebagai bagian dari reformasi yang dilakukannya. Tetapi, para elit dari kalangan konservatif yang banyak berkuasa di Saudi bereaksi keras.(BBC/ADO)
Laporan itu disiapkan oleh majelis legislatif Arab Saudi, Dewan Shura, yang dikenal sebagai kalangan konservatif. Tujuannya adalah membatalkan rencana untuk mempertimbangkan larangan itu. Dalam laporan itu dilengkapi grafik yang menunjukan jika perempuan diizinkan mengemudi akan meningkatkan prostitusi, pornografi, homoseksualitas dan perceraian.
Meskipun tidak ada peraturan yang secara resmi melarang perempuan mengemudi di Arab Saudi, mereka akan ditangkap jika diketahui tengah mengendarai mobil. Perempuan Saudi telah melakukan berbagai kampanye untuk menghapus larangan itu. Mereka juga mengatakan tidak logis jika memperlakukan perempuan dalam kontrol keluarga dan menjauhkannya dari laki-laki, tapi menggunakan supir laki-laki ketika keluar rumah.
Isu hak perempuan untuk mengemudi di Saudi ini menjadi perhatian internasional. Sejumlah perempuan Saudi mengatakan terlalu banyak kepentingan dalam persoalan itu, sehingga mengaburkan isu yang penting yaitu persamaan.
Sementara itu, Raja Abdullah telah mengizinkan jika kemungkinan larangan itu ditinjau kembali, sebagai bagian dari reformasi yang dilakukannya. Tetapi, para elit dari kalangan konservatif yang banyak berkuasa di Saudi bereaksi keras.(BBC/ADO)