Liputan6.com, Palo Alto - Pada 5 Oktober 2011, Steve Jobs meninggal dunia. CEO Apple Tim Cook kemudian mengirimkan surat elektronik pada para karyawannya.
"Aku punya berita yang sangat menyedihkan yang akan disampaikan pada kalian semua. Steve Jobs meninggal dunia hari ini," demikian cuplikan email yang dikirimkan Tim Cook.
"Apple telah kehilangan seorang jenius yang visioner dan kreatif, dan dunia telah kehilangan seorang manusia yang luar biasa."
Advertisement
Baca Juga
Sementara itu, dalam keterangannya, pihak keluarga menyebut, Steve Jobs meninggal dengan tenang dikelilingi anggota keluarganya.
Belakangan, eulogi menyentuh yang disampaikan sang adik, Mona Simpson menguak detik-detik terakhir kehidupan sang pendiri Apple.
Simpson menceritakan di saat-saat terakhirnya, Jobs mengucapkan serangkaian kata yang terdengar misterius. Di penghujung napasnya, kata Simpson, Jobs menatap istri dan anak-anaknya, lalu pandangannya tertuju ke sebuah titik nun jauh di sana.
Ia lalu mengucapkan, "Oh, wow. Oh, wow. Oh, wow..."
Simpson menggambarkan "kata-kata terakhir Steve merupakan kata yang diulang tiga kali."
Seperti dikutip dari Daily Mail, tak jelas siapa atau apa yang ditatap Jobs sebelum menghembuskan napas terakhir itu. "Sebelumnya, ia menatap adiknya, Patty, kemudian untuk waktu yang cukup lama pada anak-anaknya, lalu pada pasangan hidupnya, Laurene. Kemudian, tatapannya mengarah ke atas bahu mereka, ke sebuah titik, sebelum mengucapkan kata terakhirnya itu."
Simpson menceritakan, saat meregang nyawa, Jobs terlihat seperti sedang mendaki. "Napasnya menunjukkan ia sedang menempuh perjalanan berat, yang tinggi dan curam."
Laurene Powell Jobs, istrinya, yang terus berada di sisi tempat tidurnya, beberapa kali tersentak ketika terjadi jeda panjang di antara napas Jobs. "Laurene dan aku saling berpandangan, lalu Steve akan menghela napas panjang dan mulai lagi."
Â
Saksikan video terkait Steve Jobs berikut ini:
Penyesalan Terdalam Steve Jobs
Steve Jobs menikahi Laurene Powell pada tanggal 18 Maret 1991. Pemimpin upacaranya adalah bhiksu Buddha Zen, Kobun Chino Otogawa. Keduanya dikaruniai seorang putra dan dua putri.
Namun, Jobs juga memiliki seorang putri, Lisa Brennan-Jobs dari hubungannya dengan pelukis asal Wilayah Teluk San Francisco, Chrisann Brennan.
Ia pernah tak mengakui putrinya itu.
Lisa lahir pada 17 Mei 1978, saat itu Jobs baru berusia 23 tahun.
Namun, Jobs menolak bertanggung jawab, karena merasa bayi perempuan itu bukan anaknya. Selama dua tahun ia mengelak. Dia bahkan bersumpah dalam dokumen pengadilan bahwa ia tidak bisa menjadi ayah Lisa karena mandul.
Meski demikian ia mengabadikan nama putrinya dalam sebuah produk Apple, Apple Lisa. Namun, baik Jobs dan Apple kala itu mengelak dan mengklaim itu adalah akronim dari Local Integrated Software Architecture.
Brennan dan Lisa lalu pindah ke sebuah rumah bobrok di Menlo Park. Setahun kemudian, tes DNA membuktikan Jobs adalah ayah Lisa.
Akhirnya Jobs menyerah, pada tahun 1986 Lisa akhirnya bertemu dengan ayahnya. Meski awalnya canggung, hubungan keduanya makin membaik. Lisa yang kelak menjadi jurnalis lulusan Harvard, mulai pergi berlibur dengan ayahnya, dan pada tahun 1991 atau 1992, saat remaja, dia tinggal bersama Jobs.
Dalam biografi yang ditulis Walter Isaacson, seperti dikutip CNET, Jobs sangat menyesali kesalahan di masa lalunya, terutama pada putrinya. "Seandainya aku menanganinya dengan cara berbeda," kata Jobs. "Saat itu aku tak melihat diriku sebagai seorang ayah, karena itulah aku tak berani menghadapinya. Aku sudah mencoba melakukan hal yang benar."
Penyesalah Jobs tak hanya telah menelantarkan sang putri. Tapi, ia mengulangi kesalahan yang dilakukan Abdulfattah John Jandali, pria asal Suriah, ayah biologisnya yang juga membuatnya terlantar.
Selain meningalnya Steve Jobs, sejumlah peristiwa bersejarah terjadi pada 5 Oktober.
Artikel di surat kabar The Sunday Times of London pada 5 Oktober 1986 bikin Israel kalang kabut. 'Revealed: The Secrets of Israel's Nuclear Arsenal' -- judul itu dicetak besar-besar dan terpampang di halaman muka.
Lewat berita itu, apa yang dirahasiakan negeri zionis tersebut akhirnya terkuak. Israel ternyata memiliki program senjata nuklir yang dikembangkan secara diam-diam.
Pada 5 Oktober 1994, bunuh diri massal dilakukan pengikut sekte sesat di Cheiry, 48 mil sebelah timur laut, Jenewa, Swiss.
Para korban adalah pengikut Solar Temple yang didirikan oleh Dr Luc Jouret dan Joseph di Mambro pada tahun 1984. Sekte Solar Temple diduga kuat terkait dengan kelompok Ksatria Templar.
Sementara pada 5 Oktober 1991, pesawat Hercules C-130 jatuh di kawasan Condet, Jakarta Timur saat bertolak dari Bandara Halim Perdanakusumah menuju Bandung dalam rangkaian acara peringatan Hari TNI.
Sebanyak 12 kru dan 122 prajurit TNI AU di dalamnya tewas. Hanya 1 orang di antaranya yang selamat. Dua warga yang tertimpa pesawat juga kehilangan nyawa.
Advertisement